Pohon karet yang ditebang itu tergolong produktif. Usianya sekitar enam hingga delapan tahun. Warga sudah mulai menyadap karetnya. Lahan bekas tebangan itu, kata Turnip, seterusnya akan direhabilitasi. Bakal ditanami dengan pohon-pohon yang 60 persen di antaranya merupakan tanaman hutan. Sedangkan 40 persen sisanya ditanami dengan tumbuhan yang juga bisa bermanfaat untuk masyarakat sekitar.
\"Misalnya pohon kemiri, petai, dan jengkol,\" katanya.
Disebutkan Turnip, kurun lima tahun terakhir, pihaknya terus memantau sejumlah titik yang dirambah dan diubah menjadi lahan perkebunan, baik karet, maupun tanaman lainnya. Penebangan pun segera dilakukan, dan luas yang sudah direhabilitasi itu mencapai 50 hektare." itemprop="description"/>
Pohon karet yang ditebang itu tergolong produktif. Usianya sekitar enam hingga delapan tahun. Warga sudah mulai menyadap karetnya. Lahan bekas tebangan itu, kata Turnip, seterusnya akan direhabilitasi. Bakal ditanami dengan pohon-pohon yang 60 persen di antaranya merupakan tanaman hutan. Sedangkan 40 persen sisanya ditanami dengan tumbuhan yang juga bisa bermanfaat untuk masyarakat sekitar.
\"Misalnya pohon kemiri, petai, dan jengkol,\" katanya.
Disebutkan Turnip, kurun lima tahun terakhir, pihaknya terus memantau sejumlah titik yang dirambah dan diubah menjadi lahan perkebunan, baik karet, maupun tanaman lainnya. Penebangan pun segera dilakukan, dan luas yang sudah direhabilitasi itu mencapai 50 hektare."/>
Pohon karet yang ditebang itu tergolong produktif. Usianya sekitar enam hingga delapan tahun. Warga sudah mulai menyadap karetnya. Lahan bekas tebangan itu, kata Turnip, seterusnya akan direhabilitasi. Bakal ditanami dengan pohon-pohon yang 60 persen di antaranya merupakan tanaman hutan. Sedangkan 40 persen sisanya ditanami dengan tumbuhan yang juga bisa bermanfaat untuk masyarakat sekitar.
\"Misalnya pohon kemiri, petai, dan jengkol,\" katanya.
Disebutkan Turnip, kurun lima tahun terakhir, pihaknya terus memantau sejumlah titik yang dirambah dan diubah menjadi lahan perkebunan, baik karet, maupun tanaman lainnya. Penebangan pun segera dilakukan, dan luas yang sudah direhabilitasi itu mencapai 50 hektare."/>
Petugas dari Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) menumbangkan sekitar 3 ribu pohon karet milik warga yang ditanam pada kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Aksi ini merupakan bagian dari operasi pengembalian fungski kawasan taman nasional yang sedang mereka laksanakan.
"Targetnya, membersihkan kawasan taman nasional dari tanaman ilegal. Tanaman karet yang kita tebang itu sekitar lima hektare luasnya yang ditanam oleh masyarakat," kata Turnip kepada wartawan di Langkat, Selasa (16/7/2019).
Pohon karet yang ditebang itu tergolong produktif. Usianya sekitar enam hingga delapan tahun. Warga sudah mulai menyadap karetnya. Lahan bekas tebangan itu, kata Turnip, seterusnya akan direhabilitasi. Bakal ditanami dengan pohon-pohon yang 60 persen di antaranya merupakan tanaman hutan. Sedangkan 40 persen sisanya ditanami dengan tumbuhan yang juga bisa bermanfaat untuk masyarakat sekitar.
"Misalnya pohon kemiri, petai, dan jengkol," katanya.
Disebutkan Turnip, kurun lima tahun terakhir, pihaknya terus memantau sejumlah titik yang dirambah dan diubah menjadi lahan perkebunan, baik karet, maupun tanaman lainnya. Penebangan pun segera dilakukan, dan luas yang sudah direhabilitasi itu mencapai 50 hektare.
Petugas dari Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) menumbangkan sekitar 3 ribu pohon karet milik warga yang ditanam pada kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Aksi ini merupakan bagian dari operasi pengembalian fungski kawasan taman nasional yang sedang mereka laksanakan.
"Targetnya, membersihkan kawasan taman nasional dari tanaman ilegal. Tanaman karet yang kita tebang itu sekitar lima hektare luasnya yang ditanam oleh masyarakat," kata Turnip kepada wartawan di Langkat, Selasa (16/7/2019).
Pohon karet yang ditebang itu tergolong produktif. Usianya sekitar enam hingga delapan tahun. Warga sudah mulai menyadap karetnya. Lahan bekas tebangan itu, kata Turnip, seterusnya akan direhabilitasi. Bakal ditanami dengan pohon-pohon yang 60 persen di antaranya merupakan tanaman hutan. Sedangkan 40 persen sisanya ditanami dengan tumbuhan yang juga bisa bermanfaat untuk masyarakat sekitar.
"Misalnya pohon kemiri, petai, dan jengkol," katanya.
Disebutkan Turnip, kurun lima tahun terakhir, pihaknya terus memantau sejumlah titik yang dirambah dan diubah menjadi lahan perkebunan, baik karet, maupun tanaman lainnya. Penebangan pun segera dilakukan, dan luas yang sudah direhabilitasi itu mencapai 50 hektare.