Andri
mengatakan, mayoritas responden menilai, Airlangga berhasil membawa
Golkar tetap bertahan di jajaran partai papan atas. Meski hanya
menempatkan 85 wakil di DPR RI, atau turun 6 kursi dibandingkan pemilu
2014, namun hasil itu tetap dianggap sebuah prestasi.
Mayoritas stake holder Partai
Golkar menilai, pencapaian tersebut layak mendapat apresiasi
mengingat kompleksitas problematika partai serta pendeknya waktu bagi
kepengurusan Golkar pimpinan Airlangga untuk melakukan konsolidasi.
\"Masa
kepengurusan Airlangga hanya 1,5 tahun, sementara Golkar terus
menerus didera masalah. Residu dari dualisme kepemimpinan dan elitnya
yang terseret kasus hukum turut menggerus citra partai,\" terang
dia.
Mayoritas responden yang disurvei LKPI menyatakan puas dengan kinerja kepengurusan Golkar dibawah kepemimpinan Airlangga.
\"Sebanyak
52,6 % merasa sangat puas dengan kinerja Partai Golkar, 37,3 persen
menyatakank dan yang tidak puas 7,7 %. Selebih tidak menjawab,\"
tambah dia.
Mereka yang menyatakan puas terhadap kinerja
kepengurusan Golkar beralasan, pasca badai terjadinya kepemimpinan
ganda dan dijadikannya Setya Novanto sebagai tersangka oleh KPK,
bukanlah tugas gampang mengembalikan citra partai berlambang beringin
itu.
Terhadap pertanyaan, siapa yang layak memimpin Golkar
periode mendatang, Airlangga juga menjadi calon yang paling banyak
dipilih responden. Elektabilitasnya jauh melampaui kandidat lain.
\"Jika
Munas Golkar digelar hari ini, 66,3 responden memilih Airlangga
Hartarto, disusul Agus Gumiwang 7,2 %, Bambang Soesatyo 6,4% , Azis
Syamsudin 6,3 %, Indra Bambang Utoyo 3,2%,Ahmad Doli Kurnia 2,6 �n
Yorrys Raweyai 1,6 �apun yang tidak memberikan pilihan sebanyak
6.4 %,\" terang dia.
LKPI menyimpulkan, dari temuan hasil survei tersebut sangat jelas bahwa mayoritas stake holder Partai Golkar masih menginginkan Airlangga untuk kembali memimpin partai beringin itu.
Lebih
jauh Andri menjelaskan, penelitian ini dilakukan mengunakan survei
jajak pendapat masyarakat yang menyasar 2450 responden dari 34
provinsi dan 478 Kabupaten dan Kota. Para responden terpilih itu
berasal dari kader Partai Golkar, pengurus, sayap partai, simpatisan
dan pemilih Golkar pada Pemilu 2019.
Survei yang digelar sejak 27 Juli sampai dengan 8 Agustus 2019 itu menggunakan metode cluster stage random
sampling yang dilakukan dalam dua tahap. Pertama, menentukan sampel
daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada
daerah tersebut.
\"Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95�ngan margin of error +/- 1.98%,\" demikian Andri. [fak] " itemprop="description"/>
Kantor Berita RMOL, Jumat (9/8).
Andri
mengatakan, mayoritas responden menilai, Airlangga berhasil membawa
Golkar tetap bertahan di jajaran partai papan atas. Meski hanya
menempatkan 85 wakil di DPR RI, atau turun 6 kursi dibandingkan pemilu
2014, namun hasil itu tetap dianggap sebuah prestasi.
Mayoritas stake holder Partai
Golkar menilai, pencapaian tersebut layak mendapat apresiasi
mengingat kompleksitas problematika partai serta pendeknya waktu bagi
kepengurusan Golkar pimpinan Airlangga untuk melakukan konsolidasi.
\"Masa
kepengurusan Airlangga hanya 1,5 tahun, sementara Golkar terus
menerus didera masalah. Residu dari dualisme kepemimpinan dan elitnya
yang terseret kasus hukum turut menggerus citra partai,\" terang
dia.
Mayoritas responden yang disurvei LKPI menyatakan puas dengan kinerja kepengurusan Golkar dibawah kepemimpinan Airlangga.
\"Sebanyak
52,6 % merasa sangat puas dengan kinerja Partai Golkar, 37,3 persen
menyatakank dan yang tidak puas 7,7 %. Selebih tidak menjawab,\"
tambah dia.
Mereka yang menyatakan puas terhadap kinerja
kepengurusan Golkar beralasan, pasca badai terjadinya kepemimpinan
ganda dan dijadikannya Setya Novanto sebagai tersangka oleh KPK,
bukanlah tugas gampang mengembalikan citra partai berlambang beringin
itu.
Terhadap pertanyaan, siapa yang layak memimpin Golkar
periode mendatang, Airlangga juga menjadi calon yang paling banyak
dipilih responden. Elektabilitasnya jauh melampaui kandidat lain.
\"Jika
Munas Golkar digelar hari ini, 66,3 responden memilih Airlangga
Hartarto, disusul Agus Gumiwang 7,2 %, Bambang Soesatyo 6,4% , Azis
Syamsudin 6,3 %, Indra Bambang Utoyo 3,2%,Ahmad Doli Kurnia 2,6 �n
Yorrys Raweyai 1,6 �apun yang tidak memberikan pilihan sebanyak
6.4 %,\" terang dia.
LKPI menyimpulkan, dari temuan hasil survei tersebut sangat jelas bahwa mayoritas stake holder Partai Golkar masih menginginkan Airlangga untuk kembali memimpin partai beringin itu.
Lebih
jauh Andri menjelaskan, penelitian ini dilakukan mengunakan survei
jajak pendapat masyarakat yang menyasar 2450 responden dari 34
provinsi dan 478 Kabupaten dan Kota. Para responden terpilih itu
berasal dari kader Partai Golkar, pengurus, sayap partai, simpatisan
dan pemilih Golkar pada Pemilu 2019.
Survei yang digelar sejak 27 Juli sampai dengan 8 Agustus 2019 itu menggunakan metode cluster stage random
sampling yang dilakukan dalam dua tahap. Pertama, menentukan sampel
daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada
daerah tersebut.
\"Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95�ngan margin of error +/- 1.98%,\" demikian Andri. [fak] "/>
Kantor Berita RMOL, Jumat (9/8).
Andri
mengatakan, mayoritas responden menilai, Airlangga berhasil membawa
Golkar tetap bertahan di jajaran partai papan atas. Meski hanya
menempatkan 85 wakil di DPR RI, atau turun 6 kursi dibandingkan pemilu
2014, namun hasil itu tetap dianggap sebuah prestasi.
Mayoritas stake holder Partai
Golkar menilai, pencapaian tersebut layak mendapat apresiasi
mengingat kompleksitas problematika partai serta pendeknya waktu bagi
kepengurusan Golkar pimpinan Airlangga untuk melakukan konsolidasi.
\"Masa
kepengurusan Airlangga hanya 1,5 tahun, sementara Golkar terus
menerus didera masalah. Residu dari dualisme kepemimpinan dan elitnya
yang terseret kasus hukum turut menggerus citra partai,\" terang
dia.
Mayoritas responden yang disurvei LKPI menyatakan puas dengan kinerja kepengurusan Golkar dibawah kepemimpinan Airlangga.
\"Sebanyak
52,6 % merasa sangat puas dengan kinerja Partai Golkar, 37,3 persen
menyatakank dan yang tidak puas 7,7 %. Selebih tidak menjawab,\"
tambah dia.
Mereka yang menyatakan puas terhadap kinerja
kepengurusan Golkar beralasan, pasca badai terjadinya kepemimpinan
ganda dan dijadikannya Setya Novanto sebagai tersangka oleh KPK,
bukanlah tugas gampang mengembalikan citra partai berlambang beringin
itu.
Terhadap pertanyaan, siapa yang layak memimpin Golkar
periode mendatang, Airlangga juga menjadi calon yang paling banyak
dipilih responden. Elektabilitasnya jauh melampaui kandidat lain.
\"Jika
Munas Golkar digelar hari ini, 66,3 responden memilih Airlangga
Hartarto, disusul Agus Gumiwang 7,2 %, Bambang Soesatyo 6,4% , Azis
Syamsudin 6,3 %, Indra Bambang Utoyo 3,2%,Ahmad Doli Kurnia 2,6 �n
Yorrys Raweyai 1,6 �apun yang tidak memberikan pilihan sebanyak
6.4 %,\" terang dia.
LKPI menyimpulkan, dari temuan hasil survei tersebut sangat jelas bahwa mayoritas stake holder Partai Golkar masih menginginkan Airlangga untuk kembali memimpin partai beringin itu.
Lebih
jauh Andri menjelaskan, penelitian ini dilakukan mengunakan survei
jajak pendapat masyarakat yang menyasar 2450 responden dari 34
provinsi dan 478 Kabupaten dan Kota. Para responden terpilih itu
berasal dari kader Partai Golkar, pengurus, sayap partai, simpatisan
dan pemilih Golkar pada Pemilu 2019.
Survei yang digelar sejak 27 Juli sampai dengan 8 Agustus 2019 itu menggunakan metode cluster stage random
sampling yang dilakukan dalam dua tahap. Pertama, menentukan sampel
daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada
daerah tersebut.
\"Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95�ngan margin of error +/- 1.98%,\" demikian Andri. [fak] "/>
Tingkat kepuasan terhadap kepemimpinan Airlangga Hartarto di Partai
Golkar terbilang tinggi. Mayoritas stake holder Golkar menilai Airlangga layak kembali memimpin partai
berlambang beringin itu.
Demikian hasil survei yang
dilakukan Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) terkait dinamika yang
berkembang di tubuh Golkar menjelang digelarnya Munas untuk memilih
ketua umum baru. Survei itu digelar sejak 27 Juli sampai dengan 8
Agustus 2019.
"Dari 2450 responden yang disurvei,
sebanyak 70,9 persen menyatakan Airlangga Hartarto layak kembali
memimpin Partai Golkar. Sebanyak 10,9 persen menyatakan tidak layak
dan 18,2 persen tidak menjawab," terang Direktur Eksekutive LKPI
Andri Gunawan melalui rilis seperti dilansir Kantor Berita RMOL, Jumat (9/8).
Andri
mengatakan, mayoritas responden menilai, Airlangga berhasil membawa
Golkar tetap bertahan di jajaran partai papan atas. Meski hanya
menempatkan 85 wakil di DPR RI, atau turun 6 kursi dibandingkan pemilu
2014, namun hasil itu tetap dianggap sebuah prestasi.
Mayoritas stake holder Partai
Golkar menilai, pencapaian tersebut layak mendapat apresiasi
mengingat kompleksitas problematika partai serta pendeknya waktu bagi
kepengurusan Golkar pimpinan Airlangga untuk melakukan konsolidasi.
"Masa
kepengurusan Airlangga hanya 1,5 tahun, sementara Golkar terus
menerus didera masalah. Residu dari dualisme kepemimpinan dan elitnya
yang terseret kasus hukum turut menggerus citra partai," terang
dia.
Mayoritas responden yang disurvei LKPI menyatakan puas dengan kinerja kepengurusan Golkar dibawah kepemimpinan Airlangga.
"Sebanyak
52,6 % merasa sangat puas dengan kinerja Partai Golkar, 37,3 persen
menyatakank dan yang tidak puas 7,7 %. Selebih tidak menjawab,"
tambah dia.
Mereka yang menyatakan puas terhadap kinerja
kepengurusan Golkar beralasan, pasca badai terjadinya kepemimpinan
ganda dan dijadikannya Setya Novanto sebagai tersangka oleh KPK,
bukanlah tugas gampang mengembalikan citra partai berlambang beringin
itu.
Terhadap pertanyaan, siapa yang layak memimpin Golkar
periode mendatang, Airlangga juga menjadi calon yang paling banyak
dipilih responden. Elektabilitasnya jauh melampaui kandidat lain.
"Jika
Munas Golkar digelar hari ini, 66,3 responden memilih Airlangga
Hartarto, disusul Agus Gumiwang 7,2 %, Bambang Soesatyo 6,4% , Azis
Syamsudin 6,3 %, Indra Bambang Utoyo 3,2%,Ahmad Doli Kurnia 2,6 % dan
Yorrys Raweyai 1,6 % Adapun yang tidak memberikan pilihan sebanyak
6.4 %," terang dia.
LKPI menyimpulkan, dari temuan hasil survei tersebut sangat jelas bahwa mayoritas stake holder Partai Golkar masih menginginkan Airlangga untuk kembali memimpin partai beringin itu.
Lebih
jauh Andri menjelaskan, penelitian ini dilakukan mengunakan survei
jajak pendapat masyarakat yang menyasar 2450 responden dari 34
provinsi dan 478 Kabupaten dan Kota. Para responden terpilih itu
berasal dari kader Partai Golkar, pengurus, sayap partai, simpatisan
dan pemilih Golkar pada Pemilu 2019.
Survei yang digelar sejak 27 Juli sampai dengan 8 Agustus 2019 itu menggunakan metode cluster stage random
sampling yang dilakukan dalam dua tahap. Pertama, menentukan sampel
daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada
daerah tersebut.
"Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95% dengan margin of error +/- 1.98%," demikian Andri. [fak]
Tingkat kepuasan terhadap kepemimpinan Airlangga Hartarto di Partai
Golkar terbilang tinggi. Mayoritas stake holder Golkar menilai Airlangga layak kembali memimpin partai
berlambang beringin itu.
Demikian hasil survei yang
dilakukan Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) terkait dinamika yang
berkembang di tubuh Golkar menjelang digelarnya Munas untuk memilih
ketua umum baru. Survei itu digelar sejak 27 Juli sampai dengan 8
Agustus 2019.
"Dari 2450 responden yang disurvei,
sebanyak 70,9 persen menyatakan Airlangga Hartarto layak kembali
memimpin Partai Golkar. Sebanyak 10,9 persen menyatakan tidak layak
dan 18,2 persen tidak menjawab," terang Direktur Eksekutive LKPI
Andri Gunawan melalui rilis seperti dilansir Kantor Berita RMOL, Jumat (9/8).
Andri
mengatakan, mayoritas responden menilai, Airlangga berhasil membawa
Golkar tetap bertahan di jajaran partai papan atas. Meski hanya
menempatkan 85 wakil di DPR RI, atau turun 6 kursi dibandingkan pemilu
2014, namun hasil itu tetap dianggap sebuah prestasi.
Mayoritas stake holder Partai
Golkar menilai, pencapaian tersebut layak mendapat apresiasi
mengingat kompleksitas problematika partai serta pendeknya waktu bagi
kepengurusan Golkar pimpinan Airlangga untuk melakukan konsolidasi.
"Masa
kepengurusan Airlangga hanya 1,5 tahun, sementara Golkar terus
menerus didera masalah. Residu dari dualisme kepemimpinan dan elitnya
yang terseret kasus hukum turut menggerus citra partai," terang
dia.
Mayoritas responden yang disurvei LKPI menyatakan puas dengan kinerja kepengurusan Golkar dibawah kepemimpinan Airlangga.
"Sebanyak
52,6 % merasa sangat puas dengan kinerja Partai Golkar, 37,3 persen
menyatakank dan yang tidak puas 7,7 %. Selebih tidak menjawab,"
tambah dia.
Mereka yang menyatakan puas terhadap kinerja
kepengurusan Golkar beralasan, pasca badai terjadinya kepemimpinan
ganda dan dijadikannya Setya Novanto sebagai tersangka oleh KPK,
bukanlah tugas gampang mengembalikan citra partai berlambang beringin
itu.
Terhadap pertanyaan, siapa yang layak memimpin Golkar
periode mendatang, Airlangga juga menjadi calon yang paling banyak
dipilih responden. Elektabilitasnya jauh melampaui kandidat lain.
"Jika
Munas Golkar digelar hari ini, 66,3 responden memilih Airlangga
Hartarto, disusul Agus Gumiwang 7,2 %, Bambang Soesatyo 6,4% , Azis
Syamsudin 6,3 %, Indra Bambang Utoyo 3,2%,Ahmad Doli Kurnia 2,6 % dan
Yorrys Raweyai 1,6 % Adapun yang tidak memberikan pilihan sebanyak
6.4 %," terang dia.
LKPI menyimpulkan, dari temuan hasil survei tersebut sangat jelas bahwa mayoritas stake holder Partai Golkar masih menginginkan Airlangga untuk kembali memimpin partai beringin itu.
Lebih
jauh Andri menjelaskan, penelitian ini dilakukan mengunakan survei
jajak pendapat masyarakat yang menyasar 2450 responden dari 34
provinsi dan 478 Kabupaten dan Kota. Para responden terpilih itu
berasal dari kader Partai Golkar, pengurus, sayap partai, simpatisan
dan pemilih Golkar pada Pemilu 2019.
Survei yang digelar sejak 27 Juli sampai dengan 8 Agustus 2019 itu menggunakan metode cluster stage random
sampling yang dilakukan dalam dua tahap. Pertama, menentukan sampel
daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada
daerah tersebut.
"Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95% dengan margin of error +/- 1.98%," demikian Andri. [fak]