“Pesantren-pesantren ini tersebar di Sumatra, Kalimantan, Jawa Sulawesi, Nusa Tenggara hingga Maluku. Sampai saat ini, beras telah mencukupi lebih dari 12 ribu santriwan dan santriwati,” jelas Direktur Program ACT Wahyu Novyan.
Hingga saat ini, pendistribusian beras terus berlangsung. Misalnya, beberapa hari lalu ACT telah mendistribusikan 1 ton beras ke Pesantren Miftahul Bayan yang ada di Pandeglang.
Pengasuh pesantren Kiai Haji Mulyadi mengungkapkan, santrinya tak dipungut biaya untuk pendidikan di pesantren. Mereka secara gratis belajar di Miftahul Bayan. Per bulan, santri-santri hanya diminta untuk patungan membayar listrik yang mereka gunakan juga. Sukma dari Tim Program ACT Banten mengatakan, sebelum mendistribusikan bantuan beras, ACT Banten telah melakukan asesmen kepada pesantren.
“Pesantren ini masuk kriteria penerima manfaat program BERISI. Santri-santri di sini tak dipungut biaya pendidikan, fasilitas pesantren pun masih sederhana. Murid-murid masih tinggal di kobong sederhana. Mereka umumnya datang dari keluarga prasejahtera dari berbagai daerah, tak hanya dari Pandeglang saja,” jelas Sukma.
Selain di Pandeglang, pendistribusian beras di November ini juga dilakukan di Sumatra Selatan, Malang, Tegal, NTB dan lain sebagainya. ACT pun terus mengajak masyarakat untuk terlibat dalam kedermawanan untuk santri ini.
“Kami mengajak masyarakat terlibat dalam proses pemenuhan kebutuhan pangan santri di seluruh pelosok negeri,” ajak Wahyu.
Hingga kini, ACT terus mengajak masyarakat dermawan untuk membantu para santri melalui program BERISI di berbagai kalangan. Sahabat Dermawan dapat berdonasi langsung melalui tautan www.indonesiadermawan.id. Sehingga, kolaborasi ini menjadi rantai kebaikan positif yang berdampak besar untuk para mereka yang membutuhkan. #IndonesiaDermawan #BerasuntukSantriIndonesia.[R]
" itemprop="description"/>“Pesantren-pesantren ini tersebar di Sumatra, Kalimantan, Jawa Sulawesi, Nusa Tenggara hingga Maluku. Sampai saat ini, beras telah mencukupi lebih dari 12 ribu santriwan dan santriwati,” jelas Direktur Program ACT Wahyu Novyan.
Hingga saat ini, pendistribusian beras terus berlangsung. Misalnya, beberapa hari lalu ACT telah mendistribusikan 1 ton beras ke Pesantren Miftahul Bayan yang ada di Pandeglang.
Pengasuh pesantren Kiai Haji Mulyadi mengungkapkan, santrinya tak dipungut biaya untuk pendidikan di pesantren. Mereka secara gratis belajar di Miftahul Bayan. Per bulan, santri-santri hanya diminta untuk patungan membayar listrik yang mereka gunakan juga. Sukma dari Tim Program ACT Banten mengatakan, sebelum mendistribusikan bantuan beras, ACT Banten telah melakukan asesmen kepada pesantren.
“Pesantren ini masuk kriteria penerima manfaat program BERISI. Santri-santri di sini tak dipungut biaya pendidikan, fasilitas pesantren pun masih sederhana. Murid-murid masih tinggal di kobong sederhana. Mereka umumnya datang dari keluarga prasejahtera dari berbagai daerah, tak hanya dari Pandeglang saja,” jelas Sukma.
Selain di Pandeglang, pendistribusian beras di November ini juga dilakukan di Sumatra Selatan, Malang, Tegal, NTB dan lain sebagainya. ACT pun terus mengajak masyarakat untuk terlibat dalam kedermawanan untuk santri ini.
“Kami mengajak masyarakat terlibat dalam proses pemenuhan kebutuhan pangan santri di seluruh pelosok negeri,” ajak Wahyu.
Hingga kini, ACT terus mengajak masyarakat dermawan untuk membantu para santri melalui program BERISI di berbagai kalangan. Sahabat Dermawan dapat berdonasi langsung melalui tautan www.indonesiadermawan.id. Sehingga, kolaborasi ini menjadi rantai kebaikan positif yang berdampak besar untuk para mereka yang membutuhkan. #IndonesiaDermawan #BerasuntukSantriIndonesia.[R]
"/>“Pesantren-pesantren ini tersebar di Sumatra, Kalimantan, Jawa Sulawesi, Nusa Tenggara hingga Maluku. Sampai saat ini, beras telah mencukupi lebih dari 12 ribu santriwan dan santriwati,” jelas Direktur Program ACT Wahyu Novyan.
Hingga saat ini, pendistribusian beras terus berlangsung. Misalnya, beberapa hari lalu ACT telah mendistribusikan 1 ton beras ke Pesantren Miftahul Bayan yang ada di Pandeglang.
Pengasuh pesantren Kiai Haji Mulyadi mengungkapkan, santrinya tak dipungut biaya untuk pendidikan di pesantren. Mereka secara gratis belajar di Miftahul Bayan. Per bulan, santri-santri hanya diminta untuk patungan membayar listrik yang mereka gunakan juga. Sukma dari Tim Program ACT Banten mengatakan, sebelum mendistribusikan bantuan beras, ACT Banten telah melakukan asesmen kepada pesantren.
“Pesantren ini masuk kriteria penerima manfaat program BERISI. Santri-santri di sini tak dipungut biaya pendidikan, fasilitas pesantren pun masih sederhana. Murid-murid masih tinggal di kobong sederhana. Mereka umumnya datang dari keluarga prasejahtera dari berbagai daerah, tak hanya dari Pandeglang saja,” jelas Sukma.
Selain di Pandeglang, pendistribusian beras di November ini juga dilakukan di Sumatra Selatan, Malang, Tegal, NTB dan lain sebagainya. ACT pun terus mengajak masyarakat untuk terlibat dalam kedermawanan untuk santri ini.
“Kami mengajak masyarakat terlibat dalam proses pemenuhan kebutuhan pangan santri di seluruh pelosok negeri,” ajak Wahyu.
Hingga kini, ACT terus mengajak masyarakat dermawan untuk membantu para santri melalui program BERISI di berbagai kalangan. Sahabat Dermawan dapat berdonasi langsung melalui tautan www.indonesiadermawan.id. Sehingga, kolaborasi ini menjadi rantai kebaikan positif yang berdampak besar untuk para mereka yang membutuhkan. #IndonesiaDermawan #BerasuntukSantriIndonesia.[R]
"/>