Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (20/8).
Peluang
Airlangga untuk memimpin kembali Golkar, tambah dia, terlihat dengan
mengalirnya dukungan para elite dan pengurus daerah kepada pria yang
kini menjabat Menteri Perindustrian itu, menjelang Munas akhir tahun
nanti.
Dasuki menegaskan, Airlangga berhasil mematahkan prediksi
sejumlah kalangan yang menyebut, suara Golkar bakal anjlok pada Pemilu
2019. Airlangga membuktikan raihan suara Golkar naik dua kali libat
dibanding prediksi sejumlah lembaga survei sebelum pemilu.
Padahal,
sambung Dasuki, Airlangga menjabat Ketum Golkar sejak Munaslub 2017,
hanya memiliki waktu satu setengah tahun untuk menyiapkan Golkar
menghadapi Pemilu 2019.
\"Saat Airlangga menerima jabatan
tersebut, kondisi Golkar juga sedang terpuruk karena persoalan hukum
ketum sebelumnya, Setya Novanto. Ditambah konflik internal,\" jelas
Dasuki.
Berkat sikap profesionalisme dan tangan dinginnya, Golkar
berhasil mempertahankan posisi di jajaran papan atas perolehan suara
Pemilu 2019.
\"Ternyata hasilnya 12,5 persen dan secara kursi di
DPR Partai Golkar tetap di posisi nomor dua setelah PDIP, di atas
Gerindra. Gerindra hanya 78, Golkar 85. Berarti dia masih mampu
mengangkat dari 6,5 persen ke 12,5 persen itu sudah dua kali lipatnya,\"
tutup Dasuki. [fak]" itemprop="description"/>
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (20/8).
Peluang
Airlangga untuk memimpin kembali Golkar, tambah dia, terlihat dengan
mengalirnya dukungan para elite dan pengurus daerah kepada pria yang
kini menjabat Menteri Perindustrian itu, menjelang Munas akhir tahun
nanti.
Dasuki menegaskan, Airlangga berhasil mematahkan prediksi
sejumlah kalangan yang menyebut, suara Golkar bakal anjlok pada Pemilu
2019. Airlangga membuktikan raihan suara Golkar naik dua kali libat
dibanding prediksi sejumlah lembaga survei sebelum pemilu.
Padahal,
sambung Dasuki, Airlangga menjabat Ketum Golkar sejak Munaslub 2017,
hanya memiliki waktu satu setengah tahun untuk menyiapkan Golkar
menghadapi Pemilu 2019.
\"Saat Airlangga menerima jabatan
tersebut, kondisi Golkar juga sedang terpuruk karena persoalan hukum
ketum sebelumnya, Setya Novanto. Ditambah konflik internal,\" jelas
Dasuki.
Berkat sikap profesionalisme dan tangan dinginnya, Golkar
berhasil mempertahankan posisi di jajaran papan atas perolehan suara
Pemilu 2019.
\"Ternyata hasilnya 12,5 persen dan secara kursi di
DPR Partai Golkar tetap di posisi nomor dua setelah PDIP, di atas
Gerindra. Gerindra hanya 78, Golkar 85. Berarti dia masih mampu
mengangkat dari 6,5 persen ke 12,5 persen itu sudah dua kali lipatnya,\"
tutup Dasuki. [fak]"/>
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (20/8).
Peluang
Airlangga untuk memimpin kembali Golkar, tambah dia, terlihat dengan
mengalirnya dukungan para elite dan pengurus daerah kepada pria yang
kini menjabat Menteri Perindustrian itu, menjelang Munas akhir tahun
nanti.
Dasuki menegaskan, Airlangga berhasil mematahkan prediksi
sejumlah kalangan yang menyebut, suara Golkar bakal anjlok pada Pemilu
2019. Airlangga membuktikan raihan suara Golkar naik dua kali libat
dibanding prediksi sejumlah lembaga survei sebelum pemilu.
Padahal,
sambung Dasuki, Airlangga menjabat Ketum Golkar sejak Munaslub 2017,
hanya memiliki waktu satu setengah tahun untuk menyiapkan Golkar
menghadapi Pemilu 2019.
\"Saat Airlangga menerima jabatan
tersebut, kondisi Golkar juga sedang terpuruk karena persoalan hukum
ketum sebelumnya, Setya Novanto. Ditambah konflik internal,\" jelas
Dasuki.
Berkat sikap profesionalisme dan tangan dinginnya, Golkar
berhasil mempertahankan posisi di jajaran papan atas perolehan suara
Pemilu 2019.
\"Ternyata hasilnya 12,5 persen dan secara kursi di
DPR Partai Golkar tetap di posisi nomor dua setelah PDIP, di atas
Gerindra. Gerindra hanya 78, Golkar 85. Berarti dia masih mampu
mengangkat dari 6,5 persen ke 12,5 persen itu sudah dua kali lipatnya,\"
tutup Dasuki. [fak]"/>