Biaya fantastis ini, lanjut politisi Gerindra ini dihitung dari mulai persiapan, mahar hingga bensin yang akan dihabiskan untuk merebut hati rakyat Binjai.
Meski sejumlah tokoh hasil kocok nama lembaga survei dari berbagai kelompok masyarakat sudah bermunculan, Ambi menilai, belum tampak yang benar-benar memiliki amunisi yang kuat.
\"Dari sejumlah nama, yang muncul di survei yang digelar kelompok masyarakat di Binjai, belum kelihatan, baik yang pernah mengabdi atau yang barui akan mengabdi,\" lanjut Ambi.
\"Sejumlah tokoh parpol yang dianggap mumpuni, yang muncul di survei, juga belum meyakinkan untuk bisa meraih hati masyarakat dengan uang yang dimilikinya,\" lanjut Ambi.
Trend politik uang yang belakangan menjadi hantu baru, kata Ambi, benar-benar merusak kualitas demokrasi.
Ambi juga berpesan kepada sejumlah nama yang berniat maju dari kalangan non-partai untuk segera menjalin komunikasi dengan parpol untuk mengikuti fit and propertest.
\"Kepada calon yang non-partai, saya ingatkan segeralah membuka komunikasi dengan partai. Karena sangat sulit prosesnya untuk \"berkoalisi dengan rakyat. Dan tidak menutup kemungkinan kontestasi akan diikuti dengan hanya dua atau bahkan pasangan tunggal. Itu bisa menutup peluang kalian untuk maju dalam pilkada,\" demikian Ambi. [hta]
" itemprop="description"/>
Biaya fantastis ini, lanjut politisi Gerindra ini dihitung dari mulai persiapan, mahar hingga bensin yang akan dihabiskan untuk merebut hati rakyat Binjai.
Meski sejumlah tokoh hasil kocok nama lembaga survei dari berbagai kelompok masyarakat sudah bermunculan, Ambi menilai, belum tampak yang benar-benar memiliki amunisi yang kuat.
\"Dari sejumlah nama, yang muncul di survei yang digelar kelompok masyarakat di Binjai, belum kelihatan, baik yang pernah mengabdi atau yang barui akan mengabdi,\" lanjut Ambi.
\"Sejumlah tokoh parpol yang dianggap mumpuni, yang muncul di survei, juga belum meyakinkan untuk bisa meraih hati masyarakat dengan uang yang dimilikinya,\" lanjut Ambi.
Trend politik uang yang belakangan menjadi hantu baru, kata Ambi, benar-benar merusak kualitas demokrasi.
Ambi juga berpesan kepada sejumlah nama yang berniat maju dari kalangan non-partai untuk segera menjalin komunikasi dengan parpol untuk mengikuti fit and propertest.
\"Kepada calon yang non-partai, saya ingatkan segeralah membuka komunikasi dengan partai. Karena sangat sulit prosesnya untuk \"berkoalisi dengan rakyat. Dan tidak menutup kemungkinan kontestasi akan diikuti dengan hanya dua atau bahkan pasangan tunggal. Itu bisa menutup peluang kalian untuk maju dalam pilkada,\" demikian Ambi. [hta]
"/>
Biaya fantastis ini, lanjut politisi Gerindra ini dihitung dari mulai persiapan, mahar hingga bensin yang akan dihabiskan untuk merebut hati rakyat Binjai.
Meski sejumlah tokoh hasil kocok nama lembaga survei dari berbagai kelompok masyarakat sudah bermunculan, Ambi menilai, belum tampak yang benar-benar memiliki amunisi yang kuat.
\"Dari sejumlah nama, yang muncul di survei yang digelar kelompok masyarakat di Binjai, belum kelihatan, baik yang pernah mengabdi atau yang barui akan mengabdi,\" lanjut Ambi.
\"Sejumlah tokoh parpol yang dianggap mumpuni, yang muncul di survei, juga belum meyakinkan untuk bisa meraih hati masyarakat dengan uang yang dimilikinya,\" lanjut Ambi.
Trend politik uang yang belakangan menjadi hantu baru, kata Ambi, benar-benar merusak kualitas demokrasi.
Ambi juga berpesan kepada sejumlah nama yang berniat maju dari kalangan non-partai untuk segera menjalin komunikasi dengan parpol untuk mengikuti fit and propertest.
\"Kepada calon yang non-partai, saya ingatkan segeralah membuka komunikasi dengan partai. Karena sangat sulit prosesnya untuk \"berkoalisi dengan rakyat. Dan tidak menutup kemungkinan kontestasi akan diikuti dengan hanya dua atau bahkan pasangan tunggal. Itu bisa menutup peluang kalian untuk maju dalam pilkada,\" demikian Ambi. [hta]
"/>
Berkaca dari peristiwa Pileg dan Pilpres April lalu, pada Pilkada serentak 2020 di Kota Binjai, politik uang tidak bisa dihindarkan.
Meski tidak merasakan suasana Pileg di Binjai, petahana legislatif Ambi Suswandi Buana yang pada kontestasi Pileg lalu mencoba peruntungan di Blitar, Jawa Timur, menilai, Pilkada 2020 Binjai bakal semakin ramai dengan politik uang.
"Pengalaman yang saya dapat dari beberapa teman petahana yang gagal di Binjai pada Pileg lalu adalah politik uang yang gila-gilaan. Asumsi saya, paling tidak minimal setiap cakada besok harus punya amunisi Rp 20 miliar," kata Ambi kepada RMOLSumut, Selasa (12/8).
Biaya fantastis ini, lanjut politisi Gerindra ini dihitung dari mulai persiapan, mahar hingga bensin yang akan dihabiskan untuk merebut hati rakyat Binjai.
Meski sejumlah tokoh hasil kocok nama lembaga survei dari berbagai kelompok masyarakat sudah bermunculan, Ambi menilai, belum tampak yang benar-benar memiliki amunisi yang kuat.
"Dari sejumlah nama, yang muncul di survei yang digelar kelompok masyarakat di Binjai, belum kelihatan, baik yang pernah mengabdi atau yang barui akan mengabdi," lanjut Ambi.
"Sejumlah tokoh parpol yang dianggap mumpuni, yang muncul di survei, juga belum meyakinkan untuk bisa meraih hati masyarakat dengan uang yang dimilikinya," lanjut Ambi.
Trend politik uang yang belakangan menjadi hantu baru, kata Ambi, benar-benar merusak kualitas demokrasi.
Ambi juga berpesan kepada sejumlah nama yang berniat maju dari kalangan non-partai untuk segera menjalin komunikasi dengan parpol untuk mengikuti fit and propertest.
"Kepada calon yang non-partai, saya ingatkan segeralah membuka komunikasi dengan partai. Karena sangat sulit prosesnya untuk "berkoalisi dengan rakyat. Dan tidak menutup kemungkinan kontestasi akan diikuti dengan hanya dua atau bahkan pasangan tunggal. Itu bisa menutup peluang kalian untuk maju dalam pilkada," demikian Ambi. [hta]
Berkaca dari peristiwa Pileg dan Pilpres April lalu, pada Pilkada serentak 2020 di Kota Binjai, politik uang tidak bisa dihindarkan.
Meski tidak merasakan suasana Pileg di Binjai, petahana legislatif Ambi Suswandi Buana yang pada kontestasi Pileg lalu mencoba peruntungan di Blitar, Jawa Timur, menilai, Pilkada 2020 Binjai bakal semakin ramai dengan politik uang.
"Pengalaman yang saya dapat dari beberapa teman petahana yang gagal di Binjai pada Pileg lalu adalah politik uang yang gila-gilaan. Asumsi saya, paling tidak minimal setiap cakada besok harus punya amunisi Rp 20 miliar," kata Ambi kepada RMOLSumut, Selasa (12/8).
Biaya fantastis ini, lanjut politisi Gerindra ini dihitung dari mulai persiapan, mahar hingga bensin yang akan dihabiskan untuk merebut hati rakyat Binjai.
Meski sejumlah tokoh hasil kocok nama lembaga survei dari berbagai kelompok masyarakat sudah bermunculan, Ambi menilai, belum tampak yang benar-benar memiliki amunisi yang kuat.
"Dari sejumlah nama, yang muncul di survei yang digelar kelompok masyarakat di Binjai, belum kelihatan, baik yang pernah mengabdi atau yang barui akan mengabdi," lanjut Ambi.
"Sejumlah tokoh parpol yang dianggap mumpuni, yang muncul di survei, juga belum meyakinkan untuk bisa meraih hati masyarakat dengan uang yang dimilikinya," lanjut Ambi.
Trend politik uang yang belakangan menjadi hantu baru, kata Ambi, benar-benar merusak kualitas demokrasi.
Ambi juga berpesan kepada sejumlah nama yang berniat maju dari kalangan non-partai untuk segera menjalin komunikasi dengan parpol untuk mengikuti fit and propertest.
"Kepada calon yang non-partai, saya ingatkan segeralah membuka komunikasi dengan partai. Karena sangat sulit prosesnya untuk "berkoalisi dengan rakyat. Dan tidak menutup kemungkinan kontestasi akan diikuti dengan hanya dua atau bahkan pasangan tunggal. Itu bisa menutup peluang kalian untuk maju dalam pilkada," demikian Ambi. [hta]