Covid-19 Anti Diskriminasi Dalam pertemuan yang juga dihadiri wartawan senior Syahrial Nasution, Gita Wirjawan sempat menyampaikan pandangannya terkait situasi pandemik Covid-19 dan dampaknya pada berbagai sektor, terutama ekonomi. \"Covid-19 ini bersifat anti diskriminasi. Siapa pun terkena dampaknya. Tidak membedakan strata ekonomi dan sosial. Karena sifatnya yang anti diskriminasi ini maka semestinya kebijakan untuk menanggulangi dampak Covid-19 juga tidak boleh diskriminasi,\" ujarnya. Gita menyayangkan insentif untuk UMKM yang masih sangat kecil. Begitu juga dengan dana bansos yang disalurkan ke kelompok masyarakat penerima. Dia berharap pemerintah dalam waktu singkat dapat melakukan pemetaan yang lebih baik, sehingga berbagai insentif yang disiapkan pemerintah dapat mengenai semua elemen masyarakat yang terdampak.[R]" itemprop="description"/> Covid-19 Anti Diskriminasi Dalam pertemuan yang juga dihadiri wartawan senior Syahrial Nasution, Gita Wirjawan sempat menyampaikan pandangannya terkait situasi pandemik Covid-19 dan dampaknya pada berbagai sektor, terutama ekonomi. \"Covid-19 ini bersifat anti diskriminasi. Siapa pun terkena dampaknya. Tidak membedakan strata ekonomi dan sosial. Karena sifatnya yang anti diskriminasi ini maka semestinya kebijakan untuk menanggulangi dampak Covid-19 juga tidak boleh diskriminasi,\" ujarnya. Gita menyayangkan insentif untuk UMKM yang masih sangat kecil. Begitu juga dengan dana bansos yang disalurkan ke kelompok masyarakat penerima. Dia berharap pemerintah dalam waktu singkat dapat melakukan pemetaan yang lebih baik, sehingga berbagai insentif yang disiapkan pemerintah dapat mengenai semua elemen masyarakat yang terdampak.[R]"/> Covid-19 Anti Diskriminasi Dalam pertemuan yang juga dihadiri wartawan senior Syahrial Nasution, Gita Wirjawan sempat menyampaikan pandangannya terkait situasi pandemik Covid-19 dan dampaknya pada berbagai sektor, terutama ekonomi. \"Covid-19 ini bersifat anti diskriminasi. Siapa pun terkena dampaknya. Tidak membedakan strata ekonomi dan sosial. Karena sifatnya yang anti diskriminasi ini maka semestinya kebijakan untuk menanggulangi dampak Covid-19 juga tidak boleh diskriminasi,\" ujarnya. Gita menyayangkan insentif untuk UMKM yang masih sangat kecil. Begitu juga dengan dana bansos yang disalurkan ke kelompok masyarakat penerima. Dia berharap pemerintah dalam waktu singkat dapat melakukan pemetaan yang lebih baik, sehingga berbagai insentif yang disiapkan pemerintah dapat mengenai semua elemen masyarakat yang terdampak.[R]"/>
Produk media siber harus selalu mengedepankan reportase berkualitas atau good quality journalism. Hal ini penting mengingat kualitas dari produk mereka memiliki peran yang sangat penting bagi pemerintah dan masyarakat luas dalam berbagai situasi, terutama saat pandemi covid-19 saat ini. Hal ini ditekankan oleh ekonom Gita Wirjawan dalam pertemuan dengan Ketua Umum Terpilih Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa di kantor Gita di kawasan Setia Budi, Jakarta Pusat, Rabu sore (8/7). "Organisasi media siber seperti JMSI harus menjamin kualitas informasi tersebut dengan tetap mengedepankan itikad dan tekad pemilik serta pengelola media siber untuk tumbuh menjadi institusi yang profesional," katanya. Sosok yang menjabat Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) priode 2009-2012 ini yakin JMSI lahir dengan komitmen tersebut. Karenanya ia juga bersedia untuk membantu dan duduk di jajaran Pengurus Pusat JMSI sebagai Ketua Dewan Pembina. "Good quality journalism inilah yang pada akhirnya meningkatkan kepercayaan pembaca dan mitra media siber. Ini juga yang dapat membedakan media siber dengan sosial media yang sering kali memproduksi hoax dan ujaran kebencian. Cara terbaik menghadapi persaingan yang semakin terbuka adalah dengan terus meningkatkan kualitas,” ujar Gita Wirjawan lagi. Gita Wirjawan menyelesaikan pendidikan sarjana bidang Administrasi Negara pada tahun 1988 dari University of Texas, Austin. Gelar Magister di bidang Administrasi Niaga diperolehnya dari Baylor University pada tahun 1989, sementara gelar Magister di bidang Administrasi Publik diraihnya dari John F. Kennedy School of Government, Harvard University, pada tahun 2000. Selain sebagai pengusaha dan filantropi, pendiri Ancora Group ini juga dikenal sebagai musisi jazz yang handal. Gita Wirjawan juga terlibat dalam produksi film melalui Visinema Pictures. Sejumlah film yang ikut dikerjakannya antara lain adalah Cahaya dari Timur: Beta Maluku (2014), Filosofi Kopi (2015), dan Keluarga Cemara (2020). Kini Gita Wirjawan juga mulai menggeluti podcast. Ia mengundang berbagai tokoh sebagai narasumber. Covid-19 Anti Diskriminasi Dalam pertemuan yang juga dihadiri wartawan senior Syahrial Nasution, Gita Wirjawan sempat menyampaikan pandangannya terkait situasi pandemik Covid-19 dan dampaknya pada berbagai sektor, terutama ekonomi. "Covid-19 ini bersifat anti diskriminasi. Siapa pun terkena dampaknya. Tidak membedakan strata ekonomi dan sosial. Karena sifatnya yang anti diskriminasi ini maka semestinya kebijakan untuk menanggulangi dampak Covid-19 juga tidak boleh diskriminasi," ujarnya. Gita menyayangkan insentif untuk UMKM yang masih sangat kecil. Begitu juga dengan dana bansos yang disalurkan ke kelompok masyarakat penerima. Dia berharap pemerintah dalam waktu singkat dapat melakukan pemetaan yang lebih baik, sehingga berbagai insentif yang disiapkan pemerintah dapat mengenai semua elemen masyarakat yang terdampak.[R]
Produk media siber harus selalu mengedepankan reportase berkualitas atau good quality journalism. Hal ini penting mengingat kualitas dari produk mereka memiliki peran yang sangat penting bagi pemerintah dan masyarakat luas dalam berbagai situasi, terutama saat pandemi covid-19 saat ini. Hal ini ditekankan oleh ekonom Gita Wirjawan dalam pertemuan dengan Ketua Umum Terpilih Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa di kantor Gita di kawasan Setia Budi, Jakarta Pusat, Rabu sore (8/7). "Organisasi media siber seperti JMSI harus menjamin kualitas informasi tersebut dengan tetap mengedepankan itikad dan tekad pemilik serta pengelola media siber untuk tumbuh menjadi institusi yang profesional," katanya. Sosok yang menjabat Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) priode 2009-2012 ini yakin JMSI lahir dengan komitmen tersebut. Karenanya ia juga bersedia untuk membantu dan duduk di jajaran Pengurus Pusat JMSI sebagai Ketua Dewan Pembina. "Good quality journalism inilah yang pada akhirnya meningkatkan kepercayaan pembaca dan mitra media siber. Ini juga yang dapat membedakan media siber dengan sosial media yang sering kali memproduksi hoax dan ujaran kebencian. Cara terbaik menghadapi persaingan yang semakin terbuka adalah dengan terus meningkatkan kualitas,” ujar Gita Wirjawan lagi. Gita Wirjawan menyelesaikan pendidikan sarjana bidang Administrasi Negara pada tahun 1988 dari University of Texas, Austin. Gelar Magister di bidang Administrasi Niaga diperolehnya dari Baylor University pada tahun 1989, sementara gelar Magister di bidang Administrasi Publik diraihnya dari John F. Kennedy School of Government, Harvard University, pada tahun 2000. Selain sebagai pengusaha dan filantropi, pendiri Ancora Group ini juga dikenal sebagai musisi jazz yang handal. Gita Wirjawan juga terlibat dalam produksi film melalui Visinema Pictures. Sejumlah film yang ikut dikerjakannya antara lain adalah Cahaya dari Timur: Beta Maluku (2014), Filosofi Kopi (2015), dan Keluarga Cemara (2020). Kini Gita Wirjawan juga mulai menggeluti podcast. Ia mengundang berbagai tokoh sebagai narasumber. Covid-19 Anti Diskriminasi Dalam pertemuan yang juga dihadiri wartawan senior Syahrial Nasution, Gita Wirjawan sempat menyampaikan pandangannya terkait situasi pandemik Covid-19 dan dampaknya pada berbagai sektor, terutama ekonomi. "Covid-19 ini bersifat anti diskriminasi. Siapa pun terkena dampaknya. Tidak membedakan strata ekonomi dan sosial. Karena sifatnya yang anti diskriminasi ini maka semestinya kebijakan untuk menanggulangi dampak Covid-19 juga tidak boleh diskriminasi," ujarnya. Gita menyayangkan insentif untuk UMKM yang masih sangat kecil. Begitu juga dengan dana bansos yang disalurkan ke kelompok masyarakat penerima. Dia berharap pemerintah dalam waktu singkat dapat melakukan pemetaan yang lebih baik, sehingga berbagai insentif yang disiapkan pemerintah dapat mengenai semua elemen masyarakat yang terdampak.© Copyright 2024, All Rights Reserved