Selain persoalan biaya pendidikan yang sangat tinggi, dalam aksinya ini para pengunjuk rasa juga secara khusus menyoroti berbagai kebijakan kampus yang menurut mereka juga mengekang kebebasan berorganisasi.
\"Kehidupan berdemokrasi di kampus juga sering di hadapkan dengan intimidasi dan represif oleh pihak keamanan. Dari pemerintah hingga pejabat kampus, alergi dengan kritik yang disampaikan di depan umum,\" ujarnya.
Ali menuturkan bahwa atas dasar itu, Dewan Pimpinan Pusat Serikat Mahasiswa Indonesia menyatakan sikap untuk menolak kenaikan biaya pendidikan, berikan kebebasan dalam berekspresi di dalam kampus, tolak revisi undang-undang ketenaga kerjaan dan berikan jaminan kesehatan untuk seluruh rakyat Indonesia.
\"Kami DPP SMI meminta pemerintah tidak tutup mata terhadap situasi yang terjadi di masyarakat sebelum mengeluarkan kebijakan,\" pungkasnya." itemprop="description"/>
Selain persoalan biaya pendidikan yang sangat tinggi, dalam aksinya ini para pengunjuk rasa juga secara khusus menyoroti berbagai kebijakan kampus yang menurut mereka juga mengekang kebebasan berorganisasi.
\"Kehidupan berdemokrasi di kampus juga sering di hadapkan dengan intimidasi dan represif oleh pihak keamanan. Dari pemerintah hingga pejabat kampus, alergi dengan kritik yang disampaikan di depan umum,\" ujarnya.
Ali menuturkan bahwa atas dasar itu, Dewan Pimpinan Pusat Serikat Mahasiswa Indonesia menyatakan sikap untuk menolak kenaikan biaya pendidikan, berikan kebebasan dalam berekspresi di dalam kampus, tolak revisi undang-undang ketenaga kerjaan dan berikan jaminan kesehatan untuk seluruh rakyat Indonesia.
\"Kami DPP SMI meminta pemerintah tidak tutup mata terhadap situasi yang terjadi di masyarakat sebelum mengeluarkan kebijakan,\" pungkasnya."/>
Selain persoalan biaya pendidikan yang sangat tinggi, dalam aksinya ini para pengunjuk rasa juga secara khusus menyoroti berbagai kebijakan kampus yang menurut mereka juga mengekang kebebasan berorganisasi.
\"Kehidupan berdemokrasi di kampus juga sering di hadapkan dengan intimidasi dan represif oleh pihak keamanan. Dari pemerintah hingga pejabat kampus, alergi dengan kritik yang disampaikan di depan umum,\" ujarnya.
Ali menuturkan bahwa atas dasar itu, Dewan Pimpinan Pusat Serikat Mahasiswa Indonesia menyatakan sikap untuk menolak kenaikan biaya pendidikan, berikan kebebasan dalam berekspresi di dalam kampus, tolak revisi undang-undang ketenaga kerjaan dan berikan jaminan kesehatan untuk seluruh rakyat Indonesia.
\"Kami DPP SMI meminta pemerintah tidak tutup mata terhadap situasi yang terjadi di masyarakat sebelum mengeluarkan kebijakan,\" pungkasnya."/>
Puluhan mahasiswa yang menamakan diri Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) kembali turun berunjuk rasa di Bundaran Jalan Gatot Subroto, Medan, Senin (2/9/2019). Aki ini mereka lakukan untuk memprotes masih tingginya biaya pendidikan di Indonesia saat ini. Menurut mereka biaya pendidikan yang sangat tinggi membuktikan pemerintah saat ini belum mampu menjalankan amanat UUD 1945 tentak hak mendapatkan pendidikan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
"Kita tau mahalnya biaya pendidikan membuat masyarkat banyak yang tidak dapat sekolah dan kuliah," kata Koordinator aksi Ali Syahputra.
Selain persoalan biaya pendidikan yang sangat tinggi, dalam aksinya ini para pengunjuk rasa juga secara khusus menyoroti berbagai kebijakan kampus yang menurut mereka juga mengekang kebebasan berorganisasi.
"Kehidupan berdemokrasi di kampus juga sering di hadapkan dengan intimidasi dan represif oleh pihak keamanan. Dari pemerintah hingga pejabat kampus, alergi dengan kritik yang disampaikan di depan umum," ujarnya.
Ali menuturkan bahwa atas dasar itu, Dewan Pimpinan Pusat Serikat Mahasiswa Indonesia menyatakan sikap untuk menolak kenaikan biaya pendidikan, berikan kebebasan dalam berekspresi di dalam kampus, tolak revisi undang-undang ketenaga kerjaan dan berikan jaminan kesehatan untuk seluruh rakyat Indonesia.
"Kami DPP SMI meminta pemerintah tidak tutup mata terhadap situasi yang terjadi di masyarakat sebelum mengeluarkan kebijakan," pungkasnya.
Puluhan mahasiswa yang menamakan diri Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) kembali turun berunjuk rasa di Bundaran Jalan Gatot Subroto, Medan, Senin (2/9/2019). Aki ini mereka lakukan untuk memprotes masih tingginya biaya pendidikan di Indonesia saat ini. Menurut mereka biaya pendidikan yang sangat tinggi membuktikan pemerintah saat ini belum mampu menjalankan amanat UUD 1945 tentak hak mendapatkan pendidikan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
"Kita tau mahalnya biaya pendidikan membuat masyarkat banyak yang tidak dapat sekolah dan kuliah," kata Koordinator aksi Ali Syahputra.
Selain persoalan biaya pendidikan yang sangat tinggi, dalam aksinya ini para pengunjuk rasa juga secara khusus menyoroti berbagai kebijakan kampus yang menurut mereka juga mengekang kebebasan berorganisasi.
"Kehidupan berdemokrasi di kampus juga sering di hadapkan dengan intimidasi dan represif oleh pihak keamanan. Dari pemerintah hingga pejabat kampus, alergi dengan kritik yang disampaikan di depan umum," ujarnya.
Ali menuturkan bahwa atas dasar itu, Dewan Pimpinan Pusat Serikat Mahasiswa Indonesia menyatakan sikap untuk menolak kenaikan biaya pendidikan, berikan kebebasan dalam berekspresi di dalam kampus, tolak revisi undang-undang ketenaga kerjaan dan berikan jaminan kesehatan untuk seluruh rakyat Indonesia.
"Kami DPP SMI meminta pemerintah tidak tutup mata terhadap situasi yang terjadi di masyarakat sebelum mengeluarkan kebijakan," pungkasnya.