Usut punya usut, kisah penangkapan tiga pelaku begal sadis tersebut ternyata menyimpan cerita unik. Kapolsek Medan Timur, Kompol Arifin mengatakan mereka mulai menangani kasus tersebut atas masuknya laporan dari beberapa warga yang mengaku menjadi korban keganasan ketiga pelaku. Laporan-laporan tersebut yakni kasus begal di Jalan Perkebunan Pulo Brayan Bengkel, Kecamatan Medan Timur pada Selasa 19 Maret 2019 dengan pelapor Indah Kristiani Siringo-ringo. Kemudian laporan aksi begal yang terjadi di lokasi yang sama pada Selasa 25 Juni 2019 yang dilaporkan oleh Syalom Hadinata Simanjuntak
Laporan lain yakni aksi begal di Jalan Purwosari Gg Hiligeo, Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, Kecamatan Medan Timur pada Kamis 14 Maret 2019 dengan pelapor Temazisokhi Bawemenewi. Kemudian kasus begal di Jalan Perwira II Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, Kec amatan Medan Timur pada Jumat 10 Mei 2019 dengan pelapor Bahari. Dan terakhir yakni kasus begal di Jalan Krakatau Ujung depan Gerja Methodis Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, Kecamatan Medan Timur pada Jumat 10 Mei 2019 dengan pelapor Grace Natalie Sormin .
\"Dalam kurun waktu tersebut kita menurunkan anggota untuk melakukan penyelidikan di seputar lokasi-lokasi yang menjadi tempat mereka beraksi, namun mereka tidak muncul,\" kata Kompol Arifin.
Polisi sendiri tidak kehabisan akal. Upaya lain mereka lakukan untuk memancing para pelaku yakni dengan menurunkan petugas yang menyaru sebagai seorang perempuan, memakai daster dan kerudung. \'Polisi berdaster\' ini secara berkala berpura-pura sedang melintas dari kawasan-kawasan tempat para pelaku biasa beraksi dengan mengendarai sepeda motor scoopy. Jamnya juga ditentukan yakni jam-jam saat kondisi jalanan disana tidak terlalu ramai. Dari kejauhan \'polisi berdaster\' diawasi oleh beberapa anggota tim polisi lainnya yang juga melintas layaknya warga biasa.
Aksi ini berhasil, pimpinan komplotan ini yakni Gopal terkecoh dan membegal sang \'polisi berdaster\'.
\"Disitulah tim kita akhirnya berhasil meringkus pelaku. Petugas kemudian mengorek informasi dan diperoleh identitas rekan-rekannya yang terlibat dalam aksi begal pada 5 TKP yang dilaporkan warga,\" sebut Kompol Arifin.
Pengungkapan kasus ini belum selesai. Menurut Kompol Arifin beberapa anggota komplotan lainnya masih dalam pengejaran petugas.
\"Identitas mereka sudah kita ketahui setelah pimpinannya kita interogasi,\" demikian Kompol Arifin. " itemprop="description"/>
Usut punya usut, kisah penangkapan tiga pelaku begal sadis tersebut ternyata menyimpan cerita unik. Kapolsek Medan Timur, Kompol Arifin mengatakan mereka mulai menangani kasus tersebut atas masuknya laporan dari beberapa warga yang mengaku menjadi korban keganasan ketiga pelaku. Laporan-laporan tersebut yakni kasus begal di Jalan Perkebunan Pulo Brayan Bengkel, Kecamatan Medan Timur pada Selasa 19 Maret 2019 dengan pelapor Indah Kristiani Siringo-ringo. Kemudian laporan aksi begal yang terjadi di lokasi yang sama pada Selasa 25 Juni 2019 yang dilaporkan oleh Syalom Hadinata Simanjuntak
Laporan lain yakni aksi begal di Jalan Purwosari Gg Hiligeo, Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, Kecamatan Medan Timur pada Kamis 14 Maret 2019 dengan pelapor Temazisokhi Bawemenewi. Kemudian kasus begal di Jalan Perwira II Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, Kec amatan Medan Timur pada Jumat 10 Mei 2019 dengan pelapor Bahari. Dan terakhir yakni kasus begal di Jalan Krakatau Ujung depan Gerja Methodis Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, Kecamatan Medan Timur pada Jumat 10 Mei 2019 dengan pelapor Grace Natalie Sormin .
\"Dalam kurun waktu tersebut kita menurunkan anggota untuk melakukan penyelidikan di seputar lokasi-lokasi yang menjadi tempat mereka beraksi, namun mereka tidak muncul,\" kata Kompol Arifin.
Polisi sendiri tidak kehabisan akal. Upaya lain mereka lakukan untuk memancing para pelaku yakni dengan menurunkan petugas yang menyaru sebagai seorang perempuan, memakai daster dan kerudung. \'Polisi berdaster\' ini secara berkala berpura-pura sedang melintas dari kawasan-kawasan tempat para pelaku biasa beraksi dengan mengendarai sepeda motor scoopy. Jamnya juga ditentukan yakni jam-jam saat kondisi jalanan disana tidak terlalu ramai. Dari kejauhan \'polisi berdaster\' diawasi oleh beberapa anggota tim polisi lainnya yang juga melintas layaknya warga biasa.
Aksi ini berhasil, pimpinan komplotan ini yakni Gopal terkecoh dan membegal sang \'polisi berdaster\'.
\"Disitulah tim kita akhirnya berhasil meringkus pelaku. Petugas kemudian mengorek informasi dan diperoleh identitas rekan-rekannya yang terlibat dalam aksi begal pada 5 TKP yang dilaporkan warga,\" sebut Kompol Arifin.
Pengungkapan kasus ini belum selesai. Menurut Kompol Arifin beberapa anggota komplotan lainnya masih dalam pengejaran petugas.
\"Identitas mereka sudah kita ketahui setelah pimpinannya kita interogasi,\" demikian Kompol Arifin. "/>
Usut punya usut, kisah penangkapan tiga pelaku begal sadis tersebut ternyata menyimpan cerita unik. Kapolsek Medan Timur, Kompol Arifin mengatakan mereka mulai menangani kasus tersebut atas masuknya laporan dari beberapa warga yang mengaku menjadi korban keganasan ketiga pelaku. Laporan-laporan tersebut yakni kasus begal di Jalan Perkebunan Pulo Brayan Bengkel, Kecamatan Medan Timur pada Selasa 19 Maret 2019 dengan pelapor Indah Kristiani Siringo-ringo. Kemudian laporan aksi begal yang terjadi di lokasi yang sama pada Selasa 25 Juni 2019 yang dilaporkan oleh Syalom Hadinata Simanjuntak
Laporan lain yakni aksi begal di Jalan Purwosari Gg Hiligeo, Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, Kecamatan Medan Timur pada Kamis 14 Maret 2019 dengan pelapor Temazisokhi Bawemenewi. Kemudian kasus begal di Jalan Perwira II Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, Kec amatan Medan Timur pada Jumat 10 Mei 2019 dengan pelapor Bahari. Dan terakhir yakni kasus begal di Jalan Krakatau Ujung depan Gerja Methodis Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, Kecamatan Medan Timur pada Jumat 10 Mei 2019 dengan pelapor Grace Natalie Sormin .
\"Dalam kurun waktu tersebut kita menurunkan anggota untuk melakukan penyelidikan di seputar lokasi-lokasi yang menjadi tempat mereka beraksi, namun mereka tidak muncul,\" kata Kompol Arifin.
Polisi sendiri tidak kehabisan akal. Upaya lain mereka lakukan untuk memancing para pelaku yakni dengan menurunkan petugas yang menyaru sebagai seorang perempuan, memakai daster dan kerudung. \'Polisi berdaster\' ini secara berkala berpura-pura sedang melintas dari kawasan-kawasan tempat para pelaku biasa beraksi dengan mengendarai sepeda motor scoopy. Jamnya juga ditentukan yakni jam-jam saat kondisi jalanan disana tidak terlalu ramai. Dari kejauhan \'polisi berdaster\' diawasi oleh beberapa anggota tim polisi lainnya yang juga melintas layaknya warga biasa.
Aksi ini berhasil, pimpinan komplotan ini yakni Gopal terkecoh dan membegal sang \'polisi berdaster\'.
\"Disitulah tim kita akhirnya berhasil meringkus pelaku. Petugas kemudian mengorek informasi dan diperoleh identitas rekan-rekannya yang terlibat dalam aksi begal pada 5 TKP yang dilaporkan warga,\" sebut Kompol Arifin.
Pengungkapan kasus ini belum selesai. Menurut Kompol Arifin beberapa anggota komplotan lainnya masih dalam pengejaran petugas.
\"Identitas mereka sudah kita ketahui setelah pimpinannya kita interogasi,\" demikian Kompol Arifin. "/>
Penangkapan tiga pelaku begal yang terkenal sadis oleh petugas Polsek Medan Timur tidak terlepas dari kecerdikan polisi untuk memancing para pelaku keluar dari sarangnya. Kecerdikan itu pula yang membuat tiga anggota komplotan begal yakni Ipal Ardiansyah alias Gopal (24), M Ferdiansyah alias Popay (17) dan Sopan Yohansyah alias Yoyo (21) terkecoh dan berujung dijebloskan ke sel tahanan polisi.
"Tiga pelaku ini merupakan komplotan begal sadis dan lisin, mereka tidak segan-segan melukai para korbannya," kata Kapolrestabes Medan, Kombes Dadang Hartanto saat memberikan keterangan didampingi Kapolsek Medan Timur Kompol Arifin, Selasa (16/7/2019).
Usut punya usut, kisah penangkapan tiga pelaku begal sadis tersebut ternyata menyimpan cerita unik. Kapolsek Medan Timur, Kompol Arifin mengatakan mereka mulai menangani kasus tersebut atas masuknya laporan dari beberapa warga yang mengaku menjadi korban keganasan ketiga pelaku. Laporan-laporan tersebut yakni kasus begal di Jalan Perkebunan Pulo Brayan Bengkel, Kecamatan Medan Timur pada Selasa 19 Maret 2019 dengan pelapor Indah Kristiani Siringo-ringo. Kemudian laporan aksi begal yang terjadi di lokasi yang sama pada Selasa 25 Juni 2019 yang dilaporkan oleh Syalom Hadinata Simanjuntak
Laporan lain yakni aksi begal di Jalan Purwosari Gg Hiligeo, Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, Kecamatan Medan Timur pada Kamis 14 Maret 2019 dengan pelapor Temazisokhi Bawemenewi. Kemudian kasus begal di Jalan Perwira II Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, Kec amatan Medan Timur pada Jumat 10 Mei 2019 dengan pelapor Bahari. Dan terakhir yakni kasus begal di Jalan Krakatau Ujung depan Gerja Methodis Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, Kecamatan Medan Timur pada Jumat 10 Mei 2019 dengan pelapor Grace Natalie Sormin .
"Dalam kurun waktu tersebut kita menurunkan anggota untuk melakukan penyelidikan di seputar lokasi-lokasi yang menjadi tempat mereka beraksi, namun mereka tidak muncul," kata Kompol Arifin.
Polisi sendiri tidak kehabisan akal. Upaya lain mereka lakukan untuk memancing para pelaku yakni dengan menurunkan petugas yang menyaru sebagai seorang perempuan, memakai daster dan kerudung. 'Polisi berdaster' ini secara berkala berpura-pura sedang melintas dari kawasan-kawasan tempat para pelaku biasa beraksi dengan mengendarai sepeda motor scoopy. Jamnya juga ditentukan yakni jam-jam saat kondisi jalanan disana tidak terlalu ramai. Dari kejauhan 'polisi berdaster' diawasi oleh beberapa anggota tim polisi lainnya yang juga melintas layaknya warga biasa.
Aksi ini berhasil, pimpinan komplotan ini yakni Gopal terkecoh dan membegal sang 'polisi berdaster'.
"Disitulah tim kita akhirnya berhasil meringkus pelaku. Petugas kemudian mengorek informasi dan diperoleh identitas rekan-rekannya yang terlibat dalam aksi begal pada 5 TKP yang dilaporkan warga," sebut Kompol Arifin.
Pengungkapan kasus ini belum selesai. Menurut Kompol Arifin beberapa anggota komplotan lainnya masih dalam pengejaran petugas.
"Identitas mereka sudah kita ketahui setelah pimpinannya kita interogasi," demikian Kompol Arifin.
Penangkapan tiga pelaku begal yang terkenal sadis oleh petugas Polsek Medan Timur tidak terlepas dari kecerdikan polisi untuk memancing para pelaku keluar dari sarangnya. Kecerdikan itu pula yang membuat tiga anggota komplotan begal yakni Ipal Ardiansyah alias Gopal (24), M Ferdiansyah alias Popay (17) dan Sopan Yohansyah alias Yoyo (21) terkecoh dan berujung dijebloskan ke sel tahanan polisi.
"Tiga pelaku ini merupakan komplotan begal sadis dan lisin, mereka tidak segan-segan melukai para korbannya," kata Kapolrestabes Medan, Kombes Dadang Hartanto saat memberikan keterangan didampingi Kapolsek Medan Timur Kompol Arifin, Selasa (16/7/2019).
Usut punya usut, kisah penangkapan tiga pelaku begal sadis tersebut ternyata menyimpan cerita unik. Kapolsek Medan Timur, Kompol Arifin mengatakan mereka mulai menangani kasus tersebut atas masuknya laporan dari beberapa warga yang mengaku menjadi korban keganasan ketiga pelaku. Laporan-laporan tersebut yakni kasus begal di Jalan Perkebunan Pulo Brayan Bengkel, Kecamatan Medan Timur pada Selasa 19 Maret 2019 dengan pelapor Indah Kristiani Siringo-ringo. Kemudian laporan aksi begal yang terjadi di lokasi yang sama pada Selasa 25 Juni 2019 yang dilaporkan oleh Syalom Hadinata Simanjuntak
Laporan lain yakni aksi begal di Jalan Purwosari Gg Hiligeo, Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, Kecamatan Medan Timur pada Kamis 14 Maret 2019 dengan pelapor Temazisokhi Bawemenewi. Kemudian kasus begal di Jalan Perwira II Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, Kec amatan Medan Timur pada Jumat 10 Mei 2019 dengan pelapor Bahari. Dan terakhir yakni kasus begal di Jalan Krakatau Ujung depan Gerja Methodis Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, Kecamatan Medan Timur pada Jumat 10 Mei 2019 dengan pelapor Grace Natalie Sormin .
"Dalam kurun waktu tersebut kita menurunkan anggota untuk melakukan penyelidikan di seputar lokasi-lokasi yang menjadi tempat mereka beraksi, namun mereka tidak muncul," kata Kompol Arifin.
Polisi sendiri tidak kehabisan akal. Upaya lain mereka lakukan untuk memancing para pelaku yakni dengan menurunkan petugas yang menyaru sebagai seorang perempuan, memakai daster dan kerudung. 'Polisi berdaster' ini secara berkala berpura-pura sedang melintas dari kawasan-kawasan tempat para pelaku biasa beraksi dengan mengendarai sepeda motor scoopy. Jamnya juga ditentukan yakni jam-jam saat kondisi jalanan disana tidak terlalu ramai. Dari kejauhan 'polisi berdaster' diawasi oleh beberapa anggota tim polisi lainnya yang juga melintas layaknya warga biasa.
Aksi ini berhasil, pimpinan komplotan ini yakni Gopal terkecoh dan membegal sang 'polisi berdaster'.
"Disitulah tim kita akhirnya berhasil meringkus pelaku. Petugas kemudian mengorek informasi dan diperoleh identitas rekan-rekannya yang terlibat dalam aksi begal pada 5 TKP yang dilaporkan warga," sebut Kompol Arifin.
Pengungkapan kasus ini belum selesai. Menurut Kompol Arifin beberapa anggota komplotan lainnya masih dalam pengejaran petugas.
"Identitas mereka sudah kita ketahui setelah pimpinannya kita interogasi," demikian Kompol Arifin.