Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB, Syaiful Huda menilai Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) telah salah dalam melakukan analisis.
Hal itu dikatakan Huda menanggapi pernyataan AHY yang bersyukur partainya keluar di Koalisi Perubahan dan beralih mendukung Prabowo Subianto di 2024. Bahkan, AHY menyebut Partai Demokrat bisa hancur lebur jika masih tetap di koalisi itu.
"Ya itu Mas AHY salah analisa ya. Kelihatannya kaget ya, kaget gabung, baru gabung ke pemerintahan gitu. Karena faktanya partai pengusung perubahan itu suara dan kursi naik semua. PKB naik 10, NasDem juga naik 10, terus PKS naik 3 kursi. Nah saat yang sama Demokrat kan turun drastis itu," kata Huda kepada wartawan pada Minggu (24/3/2024).
Mengomentari hal itu, Sekretaris Departemen V DPP Demokrat, Abdullah Rasyid mengatakan ada yang perlu diluruskan dari penilaian itu.
"Yang pertama, Demokrat bukan baru menjadi/masuk pemerintahan. Demokrat sudah pernah memimpin/memerintah Indonesia selama 10 tahun dengan segala prestasi yang diakui dunia," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kantor Berita RMOLSumut, Senin (25/3).
Kedua, lanjutnya menjelaskan, pada Pemilu 2024 kemarin, kita Melaksanakan Pilpres serta Pileg dan Alhamdulillah, Demokrat berhasil mengantarkan Presiden Terpilih ke delapan yaitu Pak Prabowo dan Mas Gibran, justru koalisi PKB yang kalah.
"Perlu diketahui perolehan suara partai Demokrat juga meningkat, tetapi memang kursinya berkurang," ungkap Abdullah Rasyid.
Abdullah Rasyid mengatakan, pada Penilu 2019 Demokrat meraih suara sebesar 10.876.507 suara sementara pada 2024 menjadi 11.283.160 suara.
"Idealnya adalah menang pileg dan pilpres, namun situasi saat ini pun merupakan kemajuan dengan Demokrat masuk dalam pemerintahan. Karena Demokrat menyadari tempat terbaik memperjuangkan aspirasi rakyat adalah berada di pemerintahan yang tidak mengesampingkan kritik," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved