Perang yang terjadi antara Kelompok Militan Islam Palestina yakni Hamas dengan Israel dalam dua hari terakhir ini terus memakan korban.
Ratusan korban meninggal dunia dilaporkan muncul pada dua kubu.
Saling balas menyerang kedua kubu masih terus terjadi hingga Minggu (8/10/2023).
Disebutkan, Hamas mendapatkan dukungan dari Kelompok Militan Hizbullah Lebanon. Di hari Minggu ini, Hizbullah juga melakukan bombardir ke wilayah Israel dengan roket dan peluru kendalinya.
Mengutip Reuters, Militer Israel menyatakan bahwa pihaknya sudah mendapatkan kembali kendali atas titik-titik wilayah yang disusupi oleh Hamas Palestina. Namun, sampai saat ini pihaknya masih terus melakukan pertempuran.
Mereka mengatakan telah mengerahkan puluhan ribu tentara di daerah sekitar Gaza, sebuah jalur sempit yang menjadi rumah bagi 2,3 juta warga Palestina, dan berencana untuk mengevakuasi semua warga Israel yang tinggal di sekitar perbatasan wilayah tersebut.
"Kami akan menyerang Hamas dengan gencar dan ini akan berlangsung lama," kata seorang juru bicara militer dalam sebuah konferensi pers dengan para wartawan.
Di Gaza, Juru Bicara Hamas Abdel-Latif al-Qanoua mengatakan bahwa serangan tersebut adalah untuk membela rakyat Palestina. Adapun pihaknya akan terus melakukan serangan roket dan masih melakukan operasi di balik garis pertahanan.
Serangan tersebut merupakan serangan terbesar dan paling mematikan ke Israel sejak Mesir dan Suriah melancarkan serangan mendadak dalam upaya merebut kembali wilayah yang hilang dalam perang Yom Kippur 50 tahun yang lalu.
Konflik ini dapat merusak upaya-upaya yang didukung oleh Amerika Serikat untuk menormalkan hubungan antara Israel dan Arab Saudi - sebuah penataan ulang keamanan yang dapat mengancam harapan Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri dan meruntuhkan pendukung utama Hamas, Iran.
Sekutu regional utama Teheran lainnya, Hizbullah Lebanon, berperang dengan Israel pada tahun 2006 dan ketegangan terus meningkat sejak saat itu.
"Kami menyarankan Hizbullah untuk tidak ikut campur dalam masalah ini dan saya rasa mereka tidak akan melakukannya," kata juru bicara militer Israel.
© Copyright 2024, All Rights Reserved