Djarot menyebutkan, tudingan bahwa masyarakat Sumatera Utara merupakan orang-orang yang pragmatis sangat tidak beralasan. Salah satu bukti konkritnya yakni keberhasilannya lolos menjadi calon anggota DPR RI dari daerah pemilihan Sumut 3 yang meliputi Kabupaten Langkat, Karo, Simalungun, Asahan, Dairi, Pakpak Bharat, Batubara, Kota Pematang Siantar, Kota Tanjung Balai dan Kota Binjai.
\"Saya disana tidak ada main politik uang. Saya selalu yakin bila yang kita perjuangkan adalah nilai kebaikan, nilai ideologi pancasila, nilai keadilan, nilai kebenaran. Maka kita tidak akan menghalalkan segala cara, biaya politik pasti ada tapi jangan suara itu dibeli. Warga Sumut tidak semuanya pragmatis, mereka punya nurani, punya hati dan mereka cerdas,\" ujarnya.
Alasan ini jugalah yang membuat Djarot sejak awal langsung memilih untuk menjadi caleg DPR RI dari Sumatera Utara. Karena menurutnya sifat dan karakter warga Sumatera Utara itu membuatnya sangat nyaman dan merasa sangat diterima di tengah masyarakat.
\"Makanya begitu saya ditanya bu Mega, apakah saya akan maju dari DKI Jakarta atau kembali ke Jawa Timur atau jadi caleg dari Sumatera Utara, pilihan saya langsung Sumatera Utara. Karena hati saya sekarang sudah ada di Sumatera Utara,\" pungkasnya. " itemprop="description"/>
Djarot menyebutkan, tudingan bahwa masyarakat Sumatera Utara merupakan orang-orang yang pragmatis sangat tidak beralasan. Salah satu bukti konkritnya yakni keberhasilannya lolos menjadi calon anggota DPR RI dari daerah pemilihan Sumut 3 yang meliputi Kabupaten Langkat, Karo, Simalungun, Asahan, Dairi, Pakpak Bharat, Batubara, Kota Pematang Siantar, Kota Tanjung Balai dan Kota Binjai.
\"Saya disana tidak ada main politik uang. Saya selalu yakin bila yang kita perjuangkan adalah nilai kebaikan, nilai ideologi pancasila, nilai keadilan, nilai kebenaran. Maka kita tidak akan menghalalkan segala cara, biaya politik pasti ada tapi jangan suara itu dibeli. Warga Sumut tidak semuanya pragmatis, mereka punya nurani, punya hati dan mereka cerdas,\" ujarnya.
Alasan ini jugalah yang membuat Djarot sejak awal langsung memilih untuk menjadi caleg DPR RI dari Sumatera Utara. Karena menurutnya sifat dan karakter warga Sumatera Utara itu membuatnya sangat nyaman dan merasa sangat diterima di tengah masyarakat.
\"Makanya begitu saya ditanya bu Mega, apakah saya akan maju dari DKI Jakarta atau kembali ke Jawa Timur atau jadi caleg dari Sumatera Utara, pilihan saya langsung Sumatera Utara. Karena hati saya sekarang sudah ada di Sumatera Utara,\" pungkasnya. "/>
Djarot menyebutkan, tudingan bahwa masyarakat Sumatera Utara merupakan orang-orang yang pragmatis sangat tidak beralasan. Salah satu bukti konkritnya yakni keberhasilannya lolos menjadi calon anggota DPR RI dari daerah pemilihan Sumut 3 yang meliputi Kabupaten Langkat, Karo, Simalungun, Asahan, Dairi, Pakpak Bharat, Batubara, Kota Pematang Siantar, Kota Tanjung Balai dan Kota Binjai.
\"Saya disana tidak ada main politik uang. Saya selalu yakin bila yang kita perjuangkan adalah nilai kebaikan, nilai ideologi pancasila, nilai keadilan, nilai kebenaran. Maka kita tidak akan menghalalkan segala cara, biaya politik pasti ada tapi jangan suara itu dibeli. Warga Sumut tidak semuanya pragmatis, mereka punya nurani, punya hati dan mereka cerdas,\" ujarnya.
Alasan ini jugalah yang membuat Djarot sejak awal langsung memilih untuk menjadi caleg DPR RI dari Sumatera Utara. Karena menurutnya sifat dan karakter warga Sumatera Utara itu membuatnya sangat nyaman dan merasa sangat diterima di tengah masyarakat.
\"Makanya begitu saya ditanya bu Mega, apakah saya akan maju dari DKI Jakarta atau kembali ke Jawa Timur atau jadi caleg dari Sumatera Utara, pilihan saya langsung Sumatera Utara. Karena hati saya sekarang sudah ada di Sumatera Utara,\" pungkasnya. "/>
Politisi PDI Perjuangan, Djarot Syaiful Hidayat mengaku dirinya sangat menaruh hormat terhadap jiwa dan kepribadian warga Sumatera Utara. Hal ini diungkapkannya terkait situasi politik yang terjadi ditengah masyarakat selama perjalanan pemilu 2019, baik sebelum dan sesudah pencoblosan.
Djarot mengatakan, keikutsertaannya dalam dua agenda politik di Sumatera Utara yakni Pilgub 2018 dan Pemilu legislatif 2019 membuktikan bahwa masyarakat Sumatera Utara bukanlah masyarakat yang pragmatis.
"Orang banyak mengatakan, bertarung di Sumut itu sangat berat. Masyarakatnya sangat pragmatis dalam setiap hajatan politik yang dikedepankan money politik. Kalau tak ada uang jangan coba nyalon di Sumut, ucapan dan statemen seperti itu banyak yang tidak benar," katanya kepada wartawan, Rabu (29/5/2019).
Djarot menyebutkan, tudingan bahwa masyarakat Sumatera Utara merupakan orang-orang yang pragmatis sangat tidak beralasan. Salah satu bukti konkritnya yakni keberhasilannya lolos menjadi calon anggota DPR RI dari daerah pemilihan Sumut 3 yang meliputi Kabupaten Langkat, Karo, Simalungun, Asahan, Dairi, Pakpak Bharat, Batubara, Kota Pematang Siantar, Kota Tanjung Balai dan Kota Binjai.
"Saya disana tidak ada main politik uang. Saya selalu yakin bila yang kita perjuangkan adalah nilai kebaikan, nilai ideologi pancasila, nilai keadilan, nilai kebenaran. Maka kita tidak akan menghalalkan segala cara, biaya politik pasti ada tapi jangan suara itu dibeli. Warga Sumut tidak semuanya pragmatis, mereka punya nurani, punya hati dan mereka cerdas," ujarnya.
Alasan ini jugalah yang membuat Djarot sejak awal langsung memilih untuk menjadi caleg DPR RI dari Sumatera Utara. Karena menurutnya sifat dan karakter warga Sumatera Utara itu membuatnya sangat nyaman dan merasa sangat diterima di tengah masyarakat.
"Makanya begitu saya ditanya bu Mega, apakah saya akan maju dari DKI Jakarta atau kembali ke Jawa Timur atau jadi caleg dari Sumatera Utara, pilihan saya langsung Sumatera Utara. Karena hati saya sekarang sudah ada di Sumatera Utara," pungkasnya.
Politisi PDI Perjuangan, Djarot Syaiful Hidayat mengaku dirinya sangat menaruh hormat terhadap jiwa dan kepribadian warga Sumatera Utara. Hal ini diungkapkannya terkait situasi politik yang terjadi ditengah masyarakat selama perjalanan pemilu 2019, baik sebelum dan sesudah pencoblosan.
Djarot mengatakan, keikutsertaannya dalam dua agenda politik di Sumatera Utara yakni Pilgub 2018 dan Pemilu legislatif 2019 membuktikan bahwa masyarakat Sumatera Utara bukanlah masyarakat yang pragmatis.
"Orang banyak mengatakan, bertarung di Sumut itu sangat berat. Masyarakatnya sangat pragmatis dalam setiap hajatan politik yang dikedepankan money politik. Kalau tak ada uang jangan coba nyalon di Sumut, ucapan dan statemen seperti itu banyak yang tidak benar," katanya kepada wartawan, Rabu (29/5/2019).
Djarot menyebutkan, tudingan bahwa masyarakat Sumatera Utara merupakan orang-orang yang pragmatis sangat tidak beralasan. Salah satu bukti konkritnya yakni keberhasilannya lolos menjadi calon anggota DPR RI dari daerah pemilihan Sumut 3 yang meliputi Kabupaten Langkat, Karo, Simalungun, Asahan, Dairi, Pakpak Bharat, Batubara, Kota Pematang Siantar, Kota Tanjung Balai dan Kota Binjai.
"Saya disana tidak ada main politik uang. Saya selalu yakin bila yang kita perjuangkan adalah nilai kebaikan, nilai ideologi pancasila, nilai keadilan, nilai kebenaran. Maka kita tidak akan menghalalkan segala cara, biaya politik pasti ada tapi jangan suara itu dibeli. Warga Sumut tidak semuanya pragmatis, mereka punya nurani, punya hati dan mereka cerdas," ujarnya.
Alasan ini jugalah yang membuat Djarot sejak awal langsung memilih untuk menjadi caleg DPR RI dari Sumatera Utara. Karena menurutnya sifat dan karakter warga Sumatera Utara itu membuatnya sangat nyaman dan merasa sangat diterima di tengah masyarakat.
"Makanya begitu saya ditanya bu Mega, apakah saya akan maju dari DKI Jakarta atau kembali ke Jawa Timur atau jadi caleg dari Sumatera Utara, pilihan saya langsung Sumatera Utara. Karena hati saya sekarang sudah ada di Sumatera Utara," pungkasnya.