\"Aklamasi itu kan hasil akhir, harus dipahami itu,\" ujar Doli di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Rabu (20/11).
Dikatakan Doli, untuk mencapai hasil aklamasi itu pun diperlukan kelihaian dalam melakukan lobi-lobi dalam membangun kesepahaman lewat musyawarah.
Sehingga, kata dia, tidak tepat jika ada kabar aklamasi adalah cara pemimpin otoriter. Pasalnya, aklamasi tidak akan tercapai jika musyawarah tidak berjalan.
\"Jadi itu sesuatu yang biasa saja dalam proses demokrasi. Nah bahwa dilalui dengan musyawarah mufakat kan artinya orang-orang sama-sama memilih satu orang yang sama,\" jelasnya.
Gambarannya, lanjut Ketua Komisi II DPR RI ini, adalah hasil musyawarah dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang mayoritas mendukung Airlangga Hartarto kembali memimpin Partai Golkar.
\"Itu sesuatu yang juga demokratis gitu dan kita lihat kemarin di Rapimnas mayoritas mendukung Pak Airlangga,\" pungkasnya.[R]
" itemprop="description"/>\"Aklamasi itu kan hasil akhir, harus dipahami itu,\" ujar Doli di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Rabu (20/11).
Dikatakan Doli, untuk mencapai hasil aklamasi itu pun diperlukan kelihaian dalam melakukan lobi-lobi dalam membangun kesepahaman lewat musyawarah.
Sehingga, kata dia, tidak tepat jika ada kabar aklamasi adalah cara pemimpin otoriter. Pasalnya, aklamasi tidak akan tercapai jika musyawarah tidak berjalan.
\"Jadi itu sesuatu yang biasa saja dalam proses demokrasi. Nah bahwa dilalui dengan musyawarah mufakat kan artinya orang-orang sama-sama memilih satu orang yang sama,\" jelasnya.
Gambarannya, lanjut Ketua Komisi II DPR RI ini, adalah hasil musyawarah dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang mayoritas mendukung Airlangga Hartarto kembali memimpin Partai Golkar.
\"Itu sesuatu yang juga demokratis gitu dan kita lihat kemarin di Rapimnas mayoritas mendukung Pak Airlangga,\" pungkasnya.[R]
"/>\"Aklamasi itu kan hasil akhir, harus dipahami itu,\" ujar Doli di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Rabu (20/11).
Dikatakan Doli, untuk mencapai hasil aklamasi itu pun diperlukan kelihaian dalam melakukan lobi-lobi dalam membangun kesepahaman lewat musyawarah.
Sehingga, kata dia, tidak tepat jika ada kabar aklamasi adalah cara pemimpin otoriter. Pasalnya, aklamasi tidak akan tercapai jika musyawarah tidak berjalan.
\"Jadi itu sesuatu yang biasa saja dalam proses demokrasi. Nah bahwa dilalui dengan musyawarah mufakat kan artinya orang-orang sama-sama memilih satu orang yang sama,\" jelasnya.
Gambarannya, lanjut Ketua Komisi II DPR RI ini, adalah hasil musyawarah dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang mayoritas mendukung Airlangga Hartarto kembali memimpin Partai Golkar.
\"Itu sesuatu yang juga demokratis gitu dan kita lihat kemarin di Rapimnas mayoritas mendukung Pak Airlangga,\" pungkasnya.[R]
"/>