Namun, Argo belum bisa menjelaskan motif penembakan yang dilakukan Brigadir RT terhadap anggota Samsat Polda Metro Jaya berpangkat Bripka dengan inisial RE.
\"Masih kita dalami (motif penembakan),\" kata Argo.
Sementara itu, jenazah Bripka RE kini sudah dibawa ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk dilakukan autopsi.
Diketahui, insiden penembakan terjadi di ruang SPKT Polsek Cimanggis, Depok, Jawa Barat pada Kamis (25/7) sekitar pukul 20.30 WIB.
Dimana Bripka RE sebelumnya mengamankan seorang pelaku tawuran berinisial FZ yang membawa senjata tajam jenis celurit. Tak lama kemudian datanglah orangtua FZ pelaku tawuran berbarengan dengan Brigadir RT.
Kala itu, Brigadir RT meminta kepada Bripka RE untuk membebaskan pelaku tawuran tersebut untuk dibina oleh orangtuanya sendiri. Namun, Bripka RE menjelaskan bahwa proses sedang berjalan.
Tak lama kemudian, Brigadir RT diduga emosi lantaran Bripka RE diduga menjelaskan dengan nada yang keras. Sehingga, Brigadir RT langsung menembak Bripka RE sebanyak tujuh kali tembakan yang mengenai bagian dada, leher, paha dan perut menggunakan senjata api jenis HS 9.
Akibatnya, Bripka RE tewas di tempat dengan bersimbah darah akibat penembakan tersebut. " itemprop="description"/>
Namun, Argo belum bisa menjelaskan motif penembakan yang dilakukan Brigadir RT terhadap anggota Samsat Polda Metro Jaya berpangkat Bripka dengan inisial RE.
\"Masih kita dalami (motif penembakan),\" kata Argo.
Sementara itu, jenazah Bripka RE kini sudah dibawa ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk dilakukan autopsi.
Diketahui, insiden penembakan terjadi di ruang SPKT Polsek Cimanggis, Depok, Jawa Barat pada Kamis (25/7) sekitar pukul 20.30 WIB.
Dimana Bripka RE sebelumnya mengamankan seorang pelaku tawuran berinisial FZ yang membawa senjata tajam jenis celurit. Tak lama kemudian datanglah orangtua FZ pelaku tawuran berbarengan dengan Brigadir RT.
Kala itu, Brigadir RT meminta kepada Bripka RE untuk membebaskan pelaku tawuran tersebut untuk dibina oleh orangtuanya sendiri. Namun, Bripka RE menjelaskan bahwa proses sedang berjalan.
Tak lama kemudian, Brigadir RT diduga emosi lantaran Bripka RE diduga menjelaskan dengan nada yang keras. Sehingga, Brigadir RT langsung menembak Bripka RE sebanyak tujuh kali tembakan yang mengenai bagian dada, leher, paha dan perut menggunakan senjata api jenis HS 9.
Akibatnya, Bripka RE tewas di tempat dengan bersimbah darah akibat penembakan tersebut. "/>
Namun, Argo belum bisa menjelaskan motif penembakan yang dilakukan Brigadir RT terhadap anggota Samsat Polda Metro Jaya berpangkat Bripka dengan inisial RE.
\"Masih kita dalami (motif penembakan),\" kata Argo.
Sementara itu, jenazah Bripka RE kini sudah dibawa ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk dilakukan autopsi.
Diketahui, insiden penembakan terjadi di ruang SPKT Polsek Cimanggis, Depok, Jawa Barat pada Kamis (25/7) sekitar pukul 20.30 WIB.
Dimana Bripka RE sebelumnya mengamankan seorang pelaku tawuran berinisial FZ yang membawa senjata tajam jenis celurit. Tak lama kemudian datanglah orangtua FZ pelaku tawuran berbarengan dengan Brigadir RT.
Kala itu, Brigadir RT meminta kepada Bripka RE untuk membebaskan pelaku tawuran tersebut untuk dibina oleh orangtuanya sendiri. Namun, Bripka RE menjelaskan bahwa proses sedang berjalan.
Tak lama kemudian, Brigadir RT diduga emosi lantaran Bripka RE diduga menjelaskan dengan nada yang keras. Sehingga, Brigadir RT langsung menembak Bripka RE sebanyak tujuh kali tembakan yang mengenai bagian dada, leher, paha dan perut menggunakan senjata api jenis HS 9.
Akibatnya, Bripka RE tewas di tempat dengan bersimbah darah akibat penembakan tersebut. "/>
Seorang anggota Polri berpangkat Brigadir berinisial RT menembak rekannya Bripka RE hingga tewas di ruang Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polsek Cimanggis. Pagi ini, polisi tersebut masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolda Metro Jaya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono membenarkan insiden penembakan tersebut. "Iya betul," ucap Argo saat dihubungi wartawan, Jumat (26/7).
Namun, Argo belum bisa menjelaskan motif penembakan yang dilakukan Brigadir RT terhadap anggota Samsat Polda Metro Jaya berpangkat Bripka dengan inisial RE.
"Masih kita dalami (motif penembakan)," kata Argo.
Sementara itu, jenazah Bripka RE kini sudah dibawa ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk dilakukan autopsi.
Diketahui, insiden penembakan terjadi di ruang SPKT Polsek Cimanggis, Depok, Jawa Barat pada Kamis (25/7) sekitar pukul 20.30 WIB.
Dimana Bripka RE sebelumnya mengamankan seorang pelaku tawuran berinisial FZ yang membawa senjata tajam jenis celurit. Tak lama kemudian datanglah orangtua FZ pelaku tawuran berbarengan dengan Brigadir RT.
Kala itu, Brigadir RT meminta kepada Bripka RE untuk membebaskan pelaku tawuran tersebut untuk dibina oleh orangtuanya sendiri. Namun, Bripka RE menjelaskan bahwa proses sedang berjalan.
Tak lama kemudian, Brigadir RT diduga emosi lantaran Bripka RE diduga menjelaskan dengan nada yang keras. Sehingga, Brigadir RT langsung menembak Bripka RE sebanyak tujuh kali tembakan yang mengenai bagian dada, leher, paha dan perut menggunakan senjata api jenis HS 9.
Akibatnya, Bripka RE tewas di tempat dengan bersimbah darah akibat penembakan tersebut.
Seorang anggota Polri berpangkat Brigadir berinisial RT menembak rekannya Bripka RE hingga tewas di ruang Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polsek Cimanggis. Pagi ini, polisi tersebut masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolda Metro Jaya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono membenarkan insiden penembakan tersebut. "Iya betul," ucap Argo saat dihubungi wartawan, Jumat (26/7).
Namun, Argo belum bisa menjelaskan motif penembakan yang dilakukan Brigadir RT terhadap anggota Samsat Polda Metro Jaya berpangkat Bripka dengan inisial RE.
"Masih kita dalami (motif penembakan)," kata Argo.
Sementara itu, jenazah Bripka RE kini sudah dibawa ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk dilakukan autopsi.
Diketahui, insiden penembakan terjadi di ruang SPKT Polsek Cimanggis, Depok, Jawa Barat pada Kamis (25/7) sekitar pukul 20.30 WIB.
Dimana Bripka RE sebelumnya mengamankan seorang pelaku tawuran berinisial FZ yang membawa senjata tajam jenis celurit. Tak lama kemudian datanglah orangtua FZ pelaku tawuran berbarengan dengan Brigadir RT.
Kala itu, Brigadir RT meminta kepada Bripka RE untuk membebaskan pelaku tawuran tersebut untuk dibina oleh orangtuanya sendiri. Namun, Bripka RE menjelaskan bahwa proses sedang berjalan.
Tak lama kemudian, Brigadir RT diduga emosi lantaran Bripka RE diduga menjelaskan dengan nada yang keras. Sehingga, Brigadir RT langsung menembak Bripka RE sebanyak tujuh kali tembakan yang mengenai bagian dada, leher, paha dan perut menggunakan senjata api jenis HS 9.
Akibatnya, Bripka RE tewas di tempat dengan bersimbah darah akibat penembakan tersebut.