Sebanyak lebih dari 100 mahasiswa berpartisipasi pada simposium tersebut, termasuk perwakilan mahasiswa dari negara-negara ASEAN. Kegiatan berlangsung selama tiga hari terdiri dari sesi diskusi panel, sidang Kawasan dan kunjungan ke penampungan pengungsi guna menigkatkan solidaritas kemanusiaan kepada pengungsi palestina.
Dubes Andy dalam sesi pembukaan menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada mahasiswa Indonesia di Yordania atas penyelenggaraan simposium yang secara khusus mengangkat tema tentang Palestina.
\"Penyelenggaraan simposium ini menunjukkan dukungan yang luar biasa dan tidak terputus dari bangsa Indonesia untuk kemerdekaan Bangsa Palestina. Hal ini juga membuktikan bahwa Pemerintah Indonesia dan masyarakat Indonesia sama-sama memiliki kepedulian yang tinggi terhadap Bangsa Palestina yang masih hidup di bawah penjajahanan dan pendudukan Israel. Indonesia akan selalu bersama Palestina\", tegas Andy.
Hadir sebagai pembicara kunci Sekretaris Jenderal Kementerian Wakaf dan Situs-situs Suci Kerajaan Yordania, Abdullah Abbady. Sekjen Kementerian Wakaf menyampaikan berbagai langkah kongkret yang telah dilakukan Pemerintah Yordania di tengah situasi yang semakin tidak berpihak untuk Palestina.
\"Meskipun situasi saat ini yang semakin tidak menentu, dukungan internasional terhadap Palestina harus terus disuarakan di berbagai forum. Penyelenggaraan simposium yang diselenggarakan mahasiswa Indonesia seperti ini merupakan langkah penting yang harus ditiru oleh bangsa-bangsa lain yang memiliki kepedulian terhadap Palestina\", ujarnya.
Dua panel diskusi yang secara khusus mengangkat isu Palestia, yaitu tema \"Palestina dan Perdamaian Dunia\", serta tema \" Dukungan kemanusiaan untuk Palestina dan Yerusalem\". Satu diskusi panel secara khusus membahas mengenai perkembangan pemikiran radikal dan ekstrim di Timur Tengah, serta langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebarannya.
Simposium Kawasan kali ini menghadirkan narasumber-narasumber yang dikenal ahli di bidangnya yang berasal dari Indoensia, Yordania dan Palestina, yang terdiri dari unsur Pemerintah, LSM, Organisasi Internasional, maupun aktivis.
Diantaranya adalah Direktur Mesjid Al-Aqsa Kementerian Wakaf Yordania, Dr. Abdullah Sattar; Direktur Program Pendidikan UNRWA Yordania, Dr. Oroba Labadi; KUAI KBRI Amman Bapak Nico Adam; Perwakilan LSM Kemanusiaan Indonesia Aksi Cepat Tanggap, Syuhelmaidi Syukur; Aktivis dan pejuang Palestina Abeer Zayad; PF Politik Khusus KBRI Amman Bapak Muhammad Zarkasih; serta aktivis mantan napiter Indonesia, Ali Fauzi Manzi.
Acara tersebut menghasilkan beberapa Rekomendasi yang ditujukan kepada Pemerintah RI, Lembaga-lembaga Kemanusiaan dan Pengurus PPI Kawasan dan PPI Dunia untuk ikut mendukung dan terlibat aktif dalam membantu Bangsa Palestina dan kemerdekaanya, karena bangsa Indonesia berhutang secara moril atas pengakuan kemerdekaan negara Indonesia yang disiarkan oleh ketua dewan fatwa palestina mufti Amin Husaini melalui radio Berlin dan disebarkan lewat surakt kabar Al-Ahram.
Konsitusi indonesia mengamanatkan untuk menjaga perdamaian dan Ketertiban dunia serta menghapuskan penjajahan di atas dunia, maka seyogyanya kita generasi muda Indonesia harus ikut berperan dalam usaha-usaha kemerdekaan Palestina dan menghapus segala bentuk penjajahan di muka bumi. Membuat suatu badan kajian khusus yang mengaji terkait isu-isu palestina dan menjadikan isu tersebut menjadi isu utama di PPI Kawasan daan PPI Dunia.[top] " itemprop="description"/>
Sebanyak lebih dari 100 mahasiswa berpartisipasi pada simposium tersebut, termasuk perwakilan mahasiswa dari negara-negara ASEAN. Kegiatan berlangsung selama tiga hari terdiri dari sesi diskusi panel, sidang Kawasan dan kunjungan ke penampungan pengungsi guna menigkatkan solidaritas kemanusiaan kepada pengungsi palestina.
Dubes Andy dalam sesi pembukaan menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada mahasiswa Indonesia di Yordania atas penyelenggaraan simposium yang secara khusus mengangkat tema tentang Palestina.
\"Penyelenggaraan simposium ini menunjukkan dukungan yang luar biasa dan tidak terputus dari bangsa Indonesia untuk kemerdekaan Bangsa Palestina. Hal ini juga membuktikan bahwa Pemerintah Indonesia dan masyarakat Indonesia sama-sama memiliki kepedulian yang tinggi terhadap Bangsa Palestina yang masih hidup di bawah penjajahanan dan pendudukan Israel. Indonesia akan selalu bersama Palestina\", tegas Andy.
Hadir sebagai pembicara kunci Sekretaris Jenderal Kementerian Wakaf dan Situs-situs Suci Kerajaan Yordania, Abdullah Abbady. Sekjen Kementerian Wakaf menyampaikan berbagai langkah kongkret yang telah dilakukan Pemerintah Yordania di tengah situasi yang semakin tidak berpihak untuk Palestina.
\"Meskipun situasi saat ini yang semakin tidak menentu, dukungan internasional terhadap Palestina harus terus disuarakan di berbagai forum. Penyelenggaraan simposium yang diselenggarakan mahasiswa Indonesia seperti ini merupakan langkah penting yang harus ditiru oleh bangsa-bangsa lain yang memiliki kepedulian terhadap Palestina\", ujarnya.
Dua panel diskusi yang secara khusus mengangkat isu Palestia, yaitu tema \"Palestina dan Perdamaian Dunia\", serta tema \" Dukungan kemanusiaan untuk Palestina dan Yerusalem\". Satu diskusi panel secara khusus membahas mengenai perkembangan pemikiran radikal dan ekstrim di Timur Tengah, serta langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebarannya.
Simposium Kawasan kali ini menghadirkan narasumber-narasumber yang dikenal ahli di bidangnya yang berasal dari Indoensia, Yordania dan Palestina, yang terdiri dari unsur Pemerintah, LSM, Organisasi Internasional, maupun aktivis.
Diantaranya adalah Direktur Mesjid Al-Aqsa Kementerian Wakaf Yordania, Dr. Abdullah Sattar; Direktur Program Pendidikan UNRWA Yordania, Dr. Oroba Labadi; KUAI KBRI Amman Bapak Nico Adam; Perwakilan LSM Kemanusiaan Indonesia Aksi Cepat Tanggap, Syuhelmaidi Syukur; Aktivis dan pejuang Palestina Abeer Zayad; PF Politik Khusus KBRI Amman Bapak Muhammad Zarkasih; serta aktivis mantan napiter Indonesia, Ali Fauzi Manzi.
Acara tersebut menghasilkan beberapa Rekomendasi yang ditujukan kepada Pemerintah RI, Lembaga-lembaga Kemanusiaan dan Pengurus PPI Kawasan dan PPI Dunia untuk ikut mendukung dan terlibat aktif dalam membantu Bangsa Palestina dan kemerdekaanya, karena bangsa Indonesia berhutang secara moril atas pengakuan kemerdekaan negara Indonesia yang disiarkan oleh ketua dewan fatwa palestina mufti Amin Husaini melalui radio Berlin dan disebarkan lewat surakt kabar Al-Ahram.
Konsitusi indonesia mengamanatkan untuk menjaga perdamaian dan Ketertiban dunia serta menghapuskan penjajahan di atas dunia, maka seyogyanya kita generasi muda Indonesia harus ikut berperan dalam usaha-usaha kemerdekaan Palestina dan menghapus segala bentuk penjajahan di muka bumi. Membuat suatu badan kajian khusus yang mengaji terkait isu-isu palestina dan menjadikan isu tersebut menjadi isu utama di PPI Kawasan daan PPI Dunia.[top] "/>
Sebanyak lebih dari 100 mahasiswa berpartisipasi pada simposium tersebut, termasuk perwakilan mahasiswa dari negara-negara ASEAN. Kegiatan berlangsung selama tiga hari terdiri dari sesi diskusi panel, sidang Kawasan dan kunjungan ke penampungan pengungsi guna menigkatkan solidaritas kemanusiaan kepada pengungsi palestina.
Dubes Andy dalam sesi pembukaan menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada mahasiswa Indonesia di Yordania atas penyelenggaraan simposium yang secara khusus mengangkat tema tentang Palestina.
\"Penyelenggaraan simposium ini menunjukkan dukungan yang luar biasa dan tidak terputus dari bangsa Indonesia untuk kemerdekaan Bangsa Palestina. Hal ini juga membuktikan bahwa Pemerintah Indonesia dan masyarakat Indonesia sama-sama memiliki kepedulian yang tinggi terhadap Bangsa Palestina yang masih hidup di bawah penjajahanan dan pendudukan Israel. Indonesia akan selalu bersama Palestina\", tegas Andy.
Hadir sebagai pembicara kunci Sekretaris Jenderal Kementerian Wakaf dan Situs-situs Suci Kerajaan Yordania, Abdullah Abbady. Sekjen Kementerian Wakaf menyampaikan berbagai langkah kongkret yang telah dilakukan Pemerintah Yordania di tengah situasi yang semakin tidak berpihak untuk Palestina.
\"Meskipun situasi saat ini yang semakin tidak menentu, dukungan internasional terhadap Palestina harus terus disuarakan di berbagai forum. Penyelenggaraan simposium yang diselenggarakan mahasiswa Indonesia seperti ini merupakan langkah penting yang harus ditiru oleh bangsa-bangsa lain yang memiliki kepedulian terhadap Palestina\", ujarnya.
Dua panel diskusi yang secara khusus mengangkat isu Palestia, yaitu tema \"Palestina dan Perdamaian Dunia\", serta tema \" Dukungan kemanusiaan untuk Palestina dan Yerusalem\". Satu diskusi panel secara khusus membahas mengenai perkembangan pemikiran radikal dan ekstrim di Timur Tengah, serta langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebarannya.
Simposium Kawasan kali ini menghadirkan narasumber-narasumber yang dikenal ahli di bidangnya yang berasal dari Indoensia, Yordania dan Palestina, yang terdiri dari unsur Pemerintah, LSM, Organisasi Internasional, maupun aktivis.
Diantaranya adalah Direktur Mesjid Al-Aqsa Kementerian Wakaf Yordania, Dr. Abdullah Sattar; Direktur Program Pendidikan UNRWA Yordania, Dr. Oroba Labadi; KUAI KBRI Amman Bapak Nico Adam; Perwakilan LSM Kemanusiaan Indonesia Aksi Cepat Tanggap, Syuhelmaidi Syukur; Aktivis dan pejuang Palestina Abeer Zayad; PF Politik Khusus KBRI Amman Bapak Muhammad Zarkasih; serta aktivis mantan napiter Indonesia, Ali Fauzi Manzi.
Acara tersebut menghasilkan beberapa Rekomendasi yang ditujukan kepada Pemerintah RI, Lembaga-lembaga Kemanusiaan dan Pengurus PPI Kawasan dan PPI Dunia untuk ikut mendukung dan terlibat aktif dalam membantu Bangsa Palestina dan kemerdekaanya, karena bangsa Indonesia berhutang secara moril atas pengakuan kemerdekaan negara Indonesia yang disiarkan oleh ketua dewan fatwa palestina mufti Amin Husaini melalui radio Berlin dan disebarkan lewat surakt kabar Al-Ahram.
Konsitusi indonesia mengamanatkan untuk menjaga perdamaian dan Ketertiban dunia serta menghapuskan penjajahan di atas dunia, maka seyogyanya kita generasi muda Indonesia harus ikut berperan dalam usaha-usaha kemerdekaan Palestina dan menghapus segala bentuk penjajahan di muka bumi. Membuat suatu badan kajian khusus yang mengaji terkait isu-isu palestina dan menjadikan isu tersebut menjadi isu utama di PPI Kawasan daan PPI Dunia.[top] "/>
RMOLSumut. Acara simposium Amman 2019 PPI Kawasan Timur Tengah dan Afrika yang diselenggarakan HPMI (Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia) di Universitas Yordania pada 20-22 juni 2019 lalu, menjadi symposium kawasan yang ke 4 sejak pertama kali diadakan pada tahun 2012 di Mesir.
Acara ini sebagai ajang pertemuan pelajar diaspora Indonesia yang belajar di Kawasan timur tengah dan afrika. Simposium Kawasan berfungsi sebagai ruang diskusi yang membahas isu terkini di pelbagai bidang yang ada di kawasan, baik bagi masyarakat umumnya dan mahasiswa indoensia pada khusuhnya,†ujar Elan Rafdi selaku ketua simposium.
Duta Besar RI untuk Yordania dan Palestina, Andy Rachmianto, membuka langsung kegiatan Simposium PPI Kawasan Timur Tengah dan Afrika yang bertempat di Auditorium Universitas Jordan, Amman. Perwakilan PPI dari Iran, Mesir, Tunisia, Sudan, Saudi Arabia, dan Lebanon hadir pada kegiatan simposium tahunan yang mengambil tema "Dari Indonesia, Untuk Palestina, Menuju Perdamaian Dunia".
Sebanyak lebih dari 100 mahasiswa berpartisipasi pada simposium tersebut, termasuk perwakilan mahasiswa dari negara-negara ASEAN. Kegiatan berlangsung selama tiga hari terdiri dari sesi diskusi panel, sidang Kawasan dan kunjungan ke penampungan pengungsi guna menigkatkan solidaritas kemanusiaan kepada pengungsi palestina.
Dubes Andy dalam sesi pembukaan menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada mahasiswa Indonesia di Yordania atas penyelenggaraan simposium yang secara khusus mengangkat tema tentang Palestina.
"Penyelenggaraan simposium ini menunjukkan dukungan yang luar biasa dan tidak terputus dari bangsa Indonesia untuk kemerdekaan Bangsa Palestina. Hal ini juga membuktikan bahwa Pemerintah Indonesia dan masyarakat Indonesia sama-sama memiliki kepedulian yang tinggi terhadap Bangsa Palestina yang masih hidup di bawah penjajahanan dan pendudukan Israel. Indonesia akan selalu bersama Palestina", tegas Andy.
Hadir sebagai pembicara kunci Sekretaris Jenderal Kementerian Wakaf dan Situs-situs Suci Kerajaan Yordania, Abdullah Abbady. Sekjen Kementerian Wakaf menyampaikan berbagai langkah kongkret yang telah dilakukan Pemerintah Yordania di tengah situasi yang semakin tidak berpihak untuk Palestina.
"Meskipun situasi saat ini yang semakin tidak menentu, dukungan internasional terhadap Palestina harus terus disuarakan di berbagai forum. Penyelenggaraan simposium yang diselenggarakan mahasiswa Indonesia seperti ini merupakan langkah penting yang harus ditiru oleh bangsa-bangsa lain yang memiliki kepedulian terhadap Palestina", ujarnya.
Dua panel diskusi yang secara khusus mengangkat isu Palestia, yaitu tema "Palestina dan Perdamaian Dunia", serta tema " Dukungan kemanusiaan untuk Palestina dan Yerusalem". Satu diskusi panel secara khusus membahas mengenai perkembangan pemikiran radikal dan ekstrim di Timur Tengah, serta langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebarannya.
Simposium Kawasan kali ini menghadirkan narasumber-narasumber yang dikenal ahli di bidangnya yang berasal dari Indoensia, Yordania dan Palestina, yang terdiri dari unsur Pemerintah, LSM, Organisasi Internasional, maupun aktivis.
Diantaranya adalah Direktur Mesjid Al-Aqsa Kementerian Wakaf Yordania, Dr. Abdullah Sattar; Direktur Program Pendidikan UNRWA Yordania, Dr. Oroba Labadi; KUAI KBRI Amman Bapak Nico Adam; Perwakilan LSM Kemanusiaan Indonesia Aksi Cepat Tanggap, Syuhelmaidi Syukur; Aktivis dan pejuang Palestina Abeer Zayad; PF Politik Khusus KBRI Amman Bapak Muhammad Zarkasih; serta aktivis mantan napiter Indonesia, Ali Fauzi Manzi.
Acara tersebut menghasilkan beberapa Rekomendasi yang ditujukan kepada Pemerintah RI, Lembaga-lembaga Kemanusiaan dan Pengurus PPI Kawasan dan PPI Dunia untuk ikut mendukung dan terlibat aktif dalam membantu Bangsa Palestina dan kemerdekaanya, karena bangsa Indonesia berhutang secara moril atas pengakuan kemerdekaan negara Indonesia yang disiarkan oleh ketua dewan fatwa palestina mufti Amin Husaini melalui radio Berlin dan disebarkan lewat surakt kabar Al-Ahram.
Konsitusi indonesia mengamanatkan untuk menjaga perdamaian dan Ketertiban dunia serta menghapuskan penjajahan di atas dunia, maka seyogyanya kita generasi muda Indonesia harus ikut berperan dalam usaha-usaha kemerdekaan Palestina dan menghapus segala bentuk penjajahan di muka bumi. Membuat suatu badan kajian khusus yang mengaji terkait isu-isu palestina dan menjadikan isu tersebut menjadi isu utama di PPI Kawasan daan PPI Dunia.[top]
RMOLSumut. Acara simposium Amman 2019 PPI Kawasan Timur Tengah dan Afrika yang diselenggarakan HPMI (Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia) di Universitas Yordania pada 20-22 juni 2019 lalu, menjadi symposium kawasan yang ke 4 sejak pertama kali diadakan pada tahun 2012 di Mesir.
Acara ini sebagai ajang pertemuan pelajar diaspora Indonesia yang belajar di Kawasan timur tengah dan afrika. Simposium Kawasan berfungsi sebagai ruang diskusi yang membahas isu terkini di pelbagai bidang yang ada di kawasan, baik bagi masyarakat umumnya dan mahasiswa indoensia pada khusuhnya,†ujar Elan Rafdi selaku ketua simposium.
Duta Besar RI untuk Yordania dan Palestina, Andy Rachmianto, membuka langsung kegiatan Simposium PPI Kawasan Timur Tengah dan Afrika yang bertempat di Auditorium Universitas Jordan, Amman. Perwakilan PPI dari Iran, Mesir, Tunisia, Sudan, Saudi Arabia, dan Lebanon hadir pada kegiatan simposium tahunan yang mengambil tema "Dari Indonesia, Untuk Palestina, Menuju Perdamaian Dunia".
Sebanyak lebih dari 100 mahasiswa berpartisipasi pada simposium tersebut, termasuk perwakilan mahasiswa dari negara-negara ASEAN. Kegiatan berlangsung selama tiga hari terdiri dari sesi diskusi panel, sidang Kawasan dan kunjungan ke penampungan pengungsi guna menigkatkan solidaritas kemanusiaan kepada pengungsi palestina.
Dubes Andy dalam sesi pembukaan menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada mahasiswa Indonesia di Yordania atas penyelenggaraan simposium yang secara khusus mengangkat tema tentang Palestina.
"Penyelenggaraan simposium ini menunjukkan dukungan yang luar biasa dan tidak terputus dari bangsa Indonesia untuk kemerdekaan Bangsa Palestina. Hal ini juga membuktikan bahwa Pemerintah Indonesia dan masyarakat Indonesia sama-sama memiliki kepedulian yang tinggi terhadap Bangsa Palestina yang masih hidup di bawah penjajahanan dan pendudukan Israel. Indonesia akan selalu bersama Palestina", tegas Andy.
Hadir sebagai pembicara kunci Sekretaris Jenderal Kementerian Wakaf dan Situs-situs Suci Kerajaan Yordania, Abdullah Abbady. Sekjen Kementerian Wakaf menyampaikan berbagai langkah kongkret yang telah dilakukan Pemerintah Yordania di tengah situasi yang semakin tidak berpihak untuk Palestina.
"Meskipun situasi saat ini yang semakin tidak menentu, dukungan internasional terhadap Palestina harus terus disuarakan di berbagai forum. Penyelenggaraan simposium yang diselenggarakan mahasiswa Indonesia seperti ini merupakan langkah penting yang harus ditiru oleh bangsa-bangsa lain yang memiliki kepedulian terhadap Palestina", ujarnya.
Dua panel diskusi yang secara khusus mengangkat isu Palestia, yaitu tema "Palestina dan Perdamaian Dunia", serta tema " Dukungan kemanusiaan untuk Palestina dan Yerusalem". Satu diskusi panel secara khusus membahas mengenai perkembangan pemikiran radikal dan ekstrim di Timur Tengah, serta langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebarannya.
Simposium Kawasan kali ini menghadirkan narasumber-narasumber yang dikenal ahli di bidangnya yang berasal dari Indoensia, Yordania dan Palestina, yang terdiri dari unsur Pemerintah, LSM, Organisasi Internasional, maupun aktivis.
Diantaranya adalah Direktur Mesjid Al-Aqsa Kementerian Wakaf Yordania, Dr. Abdullah Sattar; Direktur Program Pendidikan UNRWA Yordania, Dr. Oroba Labadi; KUAI KBRI Amman Bapak Nico Adam; Perwakilan LSM Kemanusiaan Indonesia Aksi Cepat Tanggap, Syuhelmaidi Syukur; Aktivis dan pejuang Palestina Abeer Zayad; PF Politik Khusus KBRI Amman Bapak Muhammad Zarkasih; serta aktivis mantan napiter Indonesia, Ali Fauzi Manzi.
Acara tersebut menghasilkan beberapa Rekomendasi yang ditujukan kepada Pemerintah RI, Lembaga-lembaga Kemanusiaan dan Pengurus PPI Kawasan dan PPI Dunia untuk ikut mendukung dan terlibat aktif dalam membantu Bangsa Palestina dan kemerdekaanya, karena bangsa Indonesia berhutang secara moril atas pengakuan kemerdekaan negara Indonesia yang disiarkan oleh ketua dewan fatwa palestina mufti Amin Husaini melalui radio Berlin dan disebarkan lewat surakt kabar Al-Ahram.
Konsitusi indonesia mengamanatkan untuk menjaga perdamaian dan Ketertiban dunia serta menghapuskan penjajahan di atas dunia, maka seyogyanya kita generasi muda Indonesia harus ikut berperan dalam usaha-usaha kemerdekaan Palestina dan menghapus segala bentuk penjajahan di muka bumi. Membuat suatu badan kajian khusus yang mengaji terkait isu-isu palestina dan menjadikan isu tersebut menjadi isu utama di PPI Kawasan daan PPI Dunia.[top]