Ekspor karet dari Sumatera Utara mengalami kenaikan mencapai 7,5 persen untuk pengapalan Desember 2021.
Total ekspor karet yang dikirim mencapai 39.636 ton.
Sekretaris Eksekutif pada Gabungan Pengusaha Karet Indonesia, Edy Irwansyah, mengatakan kenaikan yang signifikan ini menempatkan volume ekspor Desember sebagai yang tertinggi sepanjang tahun 2021. Adanya kenaikan di akhir tahun 2021 tersebut masih merupakan cerminan dari realisasi kontrak-kontrak yang masih ada penundaan pengapalan (delay shipment) pada bulan-bulan sebelumnya.
"Lima besar negara tujuan ekspor karet Sumatera Utara untuk pengapalan Desember adalah Jepang (32,67%), Brazil (10,43%), USA (9,63%), Turki (9,51%), dan China (6,64%)," kata Edy, Rabu (12/1/2022).
Sementara itu jika dilihat secara kumulatif dalam satu tahun, kata Edy, volume ekspor Januari-Desember naik tipis menjadi 39.636 ton (0,4%) dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Diperkirakan pengapalan Januari 2021 semakin lancar dari bulan-bulan sebelumnya.
"Kelancaran pengapalan karena adanya upaya buyer memperbanyak menggunakan cargo break bulk menggunakan kapal konvensional, sebab kelangkaan kontainer secara global masih terjadi," pungkasnya.
Kalangan industriawan pengolahan karet Indonesia, kata Edy, perlu melakukan evaluasi yang mendalam atas performa produksi yang berlangsung selama ini. Salah satu bahan evaluasi adalah kecenderungan buyer semakin meningkatkan volume pembelian karet dari Thailand berupa STR (Standard Thailand Rubber).
"Kinerja ekspor karet Sumatera Utara pada pada 2021 lebih baik dibandingkan tahun 2020, walapun kinerja ekspor 2019 masih jauh lebih baik karena belum ada dampak pandemi Covid-19. Volume ekspor karet Sumatera Utara 2019-2021 bertutut-turut adalah 410.072 ton, 380.005 ton, dan 381.668 ton," pungkasnya.
Memasuki Januari, kondisi kebun karet Sumatera Utara akan memasuki musim kering yang akan mepengaruhi produksi kebun karet. Keadaan ini juga akan mempengaruhi kinerja ekspor yang diperkirakan masih akan stagnan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved