Tiga anak yang kini menjalani perawatan yakni YS (6), RS (3), MS (2). Sedangkan HS (5) meninggal dunia karena kondisinya yang sangat parah.
\"Kondisi nafas sesak, mengorok, leher bengkak dan terjadi penurunan kesadaran. Tekanan darah sudah rendah dan nadi juga halus. Jadi penyakitnya sudah cukup berat untuk mendapatkan tata laksana pun, karena progresif penyakitnya sudah berat resiko kematiannya besar,\" kata dokter spesialis anak yang juga konsutan infeksi tropis RSUP HAM, dr Ayodhia Pitaloka Pasaribu MKed (Ped) SpA PhD (CTM) kepada wartawan, Jumat (6/12).
Ia menjelaskan yang pertama tiba di rumah sakit yakni YS. Saat tiba, YS yang datang pertama kali sudah didiagnosa probable difteri karena datang sudah dengan leher yang bengkak, kemudian pseudo membrannya sudah tertutup.
\"Kita berikan terapi dan responnya sangat bagus. Hari ini sudah bagus semua. Tidak ada lagi membrannya. Kemudian klinis yang lain tidak ada,\" katanya.
Sementara itu, dua adiknya yang datang belakangan, tidak dengan leher yang membengkak. Hanya ada selaput yang masih sedikit. Dengan pemberian terapi dengan diagnosa difteri responnya sangat baik.[R]
" itemprop="description"/>Tiga anak yang kini menjalani perawatan yakni YS (6), RS (3), MS (2). Sedangkan HS (5) meninggal dunia karena kondisinya yang sangat parah.
\"Kondisi nafas sesak, mengorok, leher bengkak dan terjadi penurunan kesadaran. Tekanan darah sudah rendah dan nadi juga halus. Jadi penyakitnya sudah cukup berat untuk mendapatkan tata laksana pun, karena progresif penyakitnya sudah berat resiko kematiannya besar,\" kata dokter spesialis anak yang juga konsutan infeksi tropis RSUP HAM, dr Ayodhia Pitaloka Pasaribu MKed (Ped) SpA PhD (CTM) kepada wartawan, Jumat (6/12).
Ia menjelaskan yang pertama tiba di rumah sakit yakni YS. Saat tiba, YS yang datang pertama kali sudah didiagnosa probable difteri karena datang sudah dengan leher yang bengkak, kemudian pseudo membrannya sudah tertutup.
\"Kita berikan terapi dan responnya sangat bagus. Hari ini sudah bagus semua. Tidak ada lagi membrannya. Kemudian klinis yang lain tidak ada,\" katanya.
Sementara itu, dua adiknya yang datang belakangan, tidak dengan leher yang membengkak. Hanya ada selaput yang masih sedikit. Dengan pemberian terapi dengan diagnosa difteri responnya sangat baik.[R]
"/>Tiga anak yang kini menjalani perawatan yakni YS (6), RS (3), MS (2). Sedangkan HS (5) meninggal dunia karena kondisinya yang sangat parah.
\"Kondisi nafas sesak, mengorok, leher bengkak dan terjadi penurunan kesadaran. Tekanan darah sudah rendah dan nadi juga halus. Jadi penyakitnya sudah cukup berat untuk mendapatkan tata laksana pun, karena progresif penyakitnya sudah berat resiko kematiannya besar,\" kata dokter spesialis anak yang juga konsutan infeksi tropis RSUP HAM, dr Ayodhia Pitaloka Pasaribu MKed (Ped) SpA PhD (CTM) kepada wartawan, Jumat (6/12).
Ia menjelaskan yang pertama tiba di rumah sakit yakni YS. Saat tiba, YS yang datang pertama kali sudah didiagnosa probable difteri karena datang sudah dengan leher yang bengkak, kemudian pseudo membrannya sudah tertutup.
\"Kita berikan terapi dan responnya sangat bagus. Hari ini sudah bagus semua. Tidak ada lagi membrannya. Kemudian klinis yang lain tidak ada,\" katanya.
Sementara itu, dua adiknya yang datang belakangan, tidak dengan leher yang membengkak. Hanya ada selaput yang masih sedikit. Dengan pemberian terapi dengan diagnosa difteri responnya sangat baik.[R]
"/>