Fragmen mengenai tragedi Bandar Betsy di Simalungun menjadi salah satu bagian pertunjukan yang digelar pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober 2022 di Sumatera Utara.
Mengambil lokasi di Kompleks Tugu Letda Sujono, Bandar Betsy, Kecamatan Bandarhuluan, Kabupaten Simalungun, para pemeran memperagakan peristiwa berdarah saat Letda Sujono yang mempertahankan lahan perkebunan negara menjadi korban dari keganasan massa PKI.
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila kali ini dihadiri oleh Pangdam I/BB Mayjend TNI Achmad Daniel Chardin, Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumut Arief Sudarto Trinugroho, Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting, Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga, Wabup Simalungun Zonny Waldi, Walikota Pematangsiantar Susanti Dewayani, Kapolres Simalungun AKBP Ronald FC Sipayung, Ketua DPRD Simalungun diwakili Adianto Pasaribu, pimpinan OPD Pemprov dan Pemkab Simalungun, para Veteran, serta seribuan masyarakat.
Dalam peringatan itu, Sekdaprov Sumut Arief Sudarto Trinugrogo menyampaikan bahwa Pancasila sebagai falsafah bangsa, mengandung nilai yang tetap relevan bagi kehidupan berbangsa, sejak awal lahirnya hingga saat ini.
"Kita harus mempelajari kembali, mengingat kembali Pancasila, khususnya para generasi muda. Karena di dalamnya tertanam nilai luhur, falsafah dasar kita dalam bernegara dan berbangsa," ujar Arief usai mengikuti peringatan yang dipimpin Pangdam I/BB, Mayjend TNI Achmad Daniel Cardin sebagai inspektur upacara.
Dengan falsafa tersebut kata Sekdaprov, ternyata masih terus menjaga dan memelihara persatuan dan kesatuan, tujuan bangsa dan arah dalam bernegara. "Ini juga yang disampaikan Pak Pangdam, bahwa dengan kita mengerti dan memahami Pancasila, kita bisa bersatu dan mengatasi persoalan yang ada. Memang cukup banyak, karena kita bermacam etnis suku bangsa," jelas Sekda.
Sekdaprov juga berpesan kepada generasi muda untuk mempelajari sejarah dan nilai Pancasila, serta menyesuaikan dengan kondisi situasi terkini. Sebab menurutnya, setiap era berbeda cara pandang dan dinamika kehidupan.
"Tetapi nilai itu (Pancasila) tetap berlaku dan relevan hingga sekarang," sebut Arief.
Termasuk katanya, di tengah ramainya perdebatan ideologis dunia, Pancasila tidak perlu lagi diperdebatkan. Sebab setelah dikaji, falsafah bangsa Indonesia tetap relevan, terutama dalam mengatasi berbagai persoalan yang timbul.
"Contohnya pada sila ketiga, Persatuan Indonesia. Kita memaknainya sangat dalam sekali," sebut Arief.
Sementara itu, Pangdam I/BB Mayjend TNI Achmad Daniel Chardin mengatakan peringatan Hari Kesaktian Pancasila dilakukan agar masyarakat mengerti bagaimana sejarah kelam bangsa, dan jangan sampai terulang kembali. Sebagaimana peristiwa yang terjadi pada tahun 1965.
"Jadi kita tidak berupaya membangkitkan kebencian, tetapi ingatan agar tidak mengulangi kesalahan yang sama," sebutnya.
Pangdam pun berpesan kepada generasi muda agar mempelajari dan mengetahui sejarah yang benar. Mengembalikan kepada kekuatan bangsa, dan tetap bersatu, seperti kita peringati setiap 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved