Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh kelompok masyarakat yang menyebut Irjen Martuani Sormin dan Kombes Johnny Eddizon Isir gagal dalam memimpin institusi kepolisian di Sumatera Utara dan Kota Medan tidak fair dan terkesan tendensius. Hal ini karena masa kerja kedua perwira Polri ini masih dalam hitungan puluhan hari di Sumatera Utara. Demikian disampaikan Pengurus Pusat GMKI Koordinator Wilayah Sumut-NAD, Gito Pardede. "Kita kan harus menilai secara objektif, tidak bisa ujuk-ujuk begitu mereka duduk dan ada kejadian yang kita anggap sebagai angguan keamanan langsung kita tuduh mereka gagal," katanya sesaat lalu, Senin (3/2). Menurut Gito, sejak memimpin Polda Sumatera Utara, Irjen Pol Martuani Sormin juga dapat dikatakan menunjukkan performa yang baik dalam mengatasi berbagai kejahatan jalanan. Tidak berbeda dengan Kapolda sebelumnya Agus Andrianto, di masa kepemimpinan Martuani pihak kepolisian juga menunjukkan ketegasan dalam menindak pelaku kejahatan jalanan. "Kemarin ada yang ditembak mati pelaku begal, kemudian pengedar narkoba juga ditindak tegas. Jadi saya kira untuk ukuran masih 1 bulan bertugas, itu sudah menunjukkan bahwa tidak ada yang perlu dibandingkan antara dua pimpinan Polda ini," ungkapnya. Ia meyakini, tidak ada pimpinan di Polda Sumut yang tidak bekerja dengan baik, karena biasanya para pimpinan yang ditempatkan di Polda Sumut maupun Polrestabes Medan merupakan perwira-perwira yang terbaik. Karena itu, kerjasama dari elemen masyarakat juga sangat mereka butuhkan untuk kesuksesan dalam menjaga situasi kamtibmas. "Bagi kami GMKI, kami tetap berkomitmen ikut memberikan sumbangsih apapun kepada pihak Polri. Apakah sumbangsih pemikiran maupun informasi yang dapat berguna. Artinya kita juga ikut menjadi mitra, bukan langsung menghakimi," pungkasnya.[R]
Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh kelompok masyarakat yang menyebut Irjen Martuani Sormin dan Kombes Johnny Eddizon Isir gagal dalam memimpin institusi kepolisian di Sumatera Utara dan Kota Medan tidak fair dan terkesan tendensius. Hal ini karena masa kerja kedua perwira Polri ini masih dalam hitungan puluhan hari di Sumatera Utara. Demikian disampaikan Pengurus Pusat GMKI Koordinator Wilayah Sumut-NAD, Gito Pardede. "Kita kan harus menilai secara objektif, tidak bisa ujuk-ujuk begitu mereka duduk dan ada kejadian yang kita anggap sebagai angguan keamanan langsung kita tuduh mereka gagal," katanya sesaat lalu, Senin (3/2). Menurut Gito, sejak memimpin Polda Sumatera Utara, Irjen Pol Martuani Sormin juga dapat dikatakan menunjukkan performa yang baik dalam mengatasi berbagai kejahatan jalanan. Tidak berbeda dengan Kapolda sebelumnya Agus Andrianto, di masa kepemimpinan Martuani pihak kepolisian juga menunjukkan ketegasan dalam menindak pelaku kejahatan jalanan. "Kemarin ada yang ditembak mati pelaku begal, kemudian pengedar narkoba juga ditindak tegas. Jadi saya kira untuk ukuran masih 1 bulan bertugas, itu sudah menunjukkan bahwa tidak ada yang perlu dibandingkan antara dua pimpinan Polda ini," ungkapnya. Ia meyakini, tidak ada pimpinan di Polda Sumut yang tidak bekerja dengan baik, karena biasanya para pimpinan yang ditempatkan di Polda Sumut maupun Polrestabes Medan merupakan perwira-perwira yang terbaik. Karena itu, kerjasama dari elemen masyarakat juga sangat mereka butuhkan untuk kesuksesan dalam menjaga situasi kamtibmas. "Bagi kami GMKI, kami tetap berkomitmen ikut memberikan sumbangsih apapun kepada pihak Polri. Apakah sumbangsih pemikiran maupun informasi yang dapat berguna. Artinya kita juga ikut menjadi mitra, bukan langsung menghakimi," pungkasnya.© Copyright 2024, All Rights Reserved