Hakim PN Medan Jamaluddin tewas setelah dieksekusi dengan keji oleh istrinya Zuraida Hanum dan dua orang pelaku Jefri Pratama dengan Reza Fahlevi. Ia meregang nyawa setelah dibekap menggunakan bantal oleh pelaku saat tertidur. Ironisnya hal itu dilakukan persis disamping putrinya hasil penikahannya dengan Zuraida. Jamaluddin tidak mampu melakukan perlawanan saat Reza membekap wajahnya dengan bantal. Sebab pada saat bersamaan, Jefri Pratama memegangi kedua tangannya, sedangkan istrinya Zuraida menduduki kakinya. Putri mereka sendiri menurut keterangan dari Polda Sumatera Utara sempat melihat aksi tersebut. Namun, Zuraida berhasil menenangkannya sehingga sang putri kembali tertidur. "Setelah korban tidak bergerak, mereka mengecek untuk memastikan apakah korban sudah meninggal atau belum. Setelah yakin korban sudah meninggal mereka berdiskusi mengenai tempat pembuangan jenazah," kata Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin saat memberikan keterangan di Mapolda Sumatera Utara, Rabu (8/1). Awalnya kata Kapolda, mereka sepakat untuk membuat jenazah korban di kawasan Berastagi. Mereka kemudian memakaikan seragam olah raga PN Medan kepada korban dan memakaikan sepatu. Korban kemudian diangkat ke dalam mobil Prado BK 77 HD dan diletakkan dalam posisi terbaring pada deretan bangku kedua. "JP menyetir mobil, sedangkan RF duduk didepan," ujarnya. Mobil tersebut sempat singgal di Gang Anyelir diamana Reza Fahlevi turun untuk mengambil sepeda motor Vario Hitam BK 5898 AET. Sepeda motor ini mengikuti mobil prado berisi jenazah Jamaluddin hingga akhirnya dibuang di areal kebun sawit di Desa Suka Dame, Kutalimbaru. Jefri dan Reza kemudian meninggalkan lokasi menggunakan sepeda motor tersebut.[R]
Hakim PN Medan Jamaluddin tewas setelah dieksekusi dengan keji oleh istrinya Zuraida Hanum dan dua orang pelaku Jefri Pratama dengan Reza Fahlevi. Ia meregang nyawa setelah dibekap menggunakan bantal oleh pelaku saat tertidur. Ironisnya hal itu dilakukan persis disamping putrinya hasil penikahannya dengan Zuraida. Jamaluddin tidak mampu melakukan perlawanan saat Reza membekap wajahnya dengan bantal. Sebab pada saat bersamaan, Jefri Pratama memegangi kedua tangannya, sedangkan istrinya Zuraida menduduki kakinya. Putri mereka sendiri menurut keterangan dari Polda Sumatera Utara sempat melihat aksi tersebut. Namun, Zuraida berhasil menenangkannya sehingga sang putri kembali tertidur. "Setelah korban tidak bergerak, mereka mengecek untuk memastikan apakah korban sudah meninggal atau belum. Setelah yakin korban sudah meninggal mereka berdiskusi mengenai tempat pembuangan jenazah," kata Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin saat memberikan keterangan di Mapolda Sumatera Utara, Rabu (8/1). Awalnya kata Kapolda, mereka sepakat untuk membuat jenazah korban di kawasan Berastagi. Mereka kemudian memakaikan seragam olah raga PN Medan kepada korban dan memakaikan sepatu. Korban kemudian diangkat ke dalam mobil Prado BK 77 HD dan diletakkan dalam posisi terbaring pada deretan bangku kedua. "JP menyetir mobil, sedangkan RF duduk didepan," ujarnya. Mobil tersebut sempat singgal di Gang Anyelir diamana Reza Fahlevi turun untuk mengambil sepeda motor Vario Hitam BK 5898 AET. Sepeda motor ini mengikuti mobil prado berisi jenazah Jamaluddin hingga akhirnya dibuang di areal kebun sawit di Desa Suka Dame, Kutalimbaru. Jefri dan Reza kemudian meninggalkan lokasi menggunakan sepeda motor tersebut.© Copyright 2024, All Rights Reserved