Elemen mahasiswa dari DPD GMNI Sumatera Utara dan DPD IMM Sumatera Utara menggelar fokus grup diskusi (FGD) tentang moderasi beragama, di Raz Hotel, Medan, Kamis (7/7/2021).
Kegiatan ini menurut Ketua GMNI Sumatera Utara, Daniel Sigalingging untuk menyamakan persepsi berfikir terkait keberagaman agama yang ada di Indonesia. Menurutnya, agama harus dijadikan sebagai sumber inspirasi dalam menyampaikan dan melakukan kebaikan bagi sesama.
"Karena itu hinaan, makian dan kekerasan dengan mengatasnamakan agama tidak dibenarkan," katanya pada diskusi bertema 'Pemeliharaan Keamnan dan Ketertiban Masyarakat dengan Pengarusutamaan Moderasi Beragama Dalam Memperkokoh NKRI' tersebut.
Daniel menjelaskan, era digital menghadirkan tantangan tersendiri dalam menjaga keutuhan NKRI berkaitan dengan isu-isu berlatarbelakang agama. Sebab, aksi-aksi provokasi sangat mudah dilancarkan oleh pihak yang ingin mengganggu persatuan.
"Kita harus mampu menahan diri untuk tidak memancing dan tidak terpancing keributan yang mengatasnamakan Agama yang pada akhirnya merugikan kita sendiri. Mahasiswa juga harus mampu menjadi juru bicara bagaiamana seorang beragama yang moderat," ujarnya.
Hal yang sama disampaikan Ketua DPD IMM Sumut Albariatul. Ia menegaskan tidak ada aksi kekerasan apapun yang dapat dibenarkan dengan dalil agama.
"Moderasi beragama itu berarti tidak dibenarkan Agama digunakan sebagai alasan melakukan kekerasan dan tindakan tidak terpuji yang sejatinya jauh dari ajaran agama," ungkapnya.
Sementara Ketua ICMI Muda Sumut, Sayed Faisal yang juga pembicara dalam FGD tersebut menyampaikan bahwa perlunya saling menghormati antar setiap masyarakat dan umat beragama.
"Dengan adanya hal itu, tentu gesekan antar masyarakat dapat dihindari dan justru menampilkan keindahan bahwa perbedaan adalah hal yang patut disyukuri," sebutnya.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kader GMNI dan IMM Sumatera Utara, dan dengan menerapkan protokol kesehatan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved