Dalam setahun terakhir, Indonesia menjadi mitra dagang terbesar Tiongkok di kawasan Asia Tenggara. Peningkatan ini terjadi pada 2019 dimana nilai perdagangan Indonesia mencapai sekitar 78 miliar US Dollar. Hal ini disampaikan Duta Besar Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Djauhari Oratmangun dalam diskusi online 'Covid-19, belajar new normal dari negeri China' yang digelar oleh Jejaring Media Siber Indonesia (JMSI). Diskusi ini menjadi tahap pertama yang akan dilanjutkan secara simultan jelang Munas JMSI yang akan berlangsung pada 29 Juni 2020 mendatang secara virtual dari Pekanbaru, Riau. "Tahun 2018 lalu, mitra dagang terbesar Tiongkok itu Singapura, namun Tahun 2019 nilai perdagangan Indonesia dengan Tiongkok meningkat 95,6 persen. Ditambah realiasi investasi Hongkong kini kita menjadi nomor 1 di Asean," katanya, Selasa (16/6). Djauhari menjelaskan, peningkatan perdagangan Indonesia dengan Tiongkok ini merupakan bagian dari realisasi hubungan bilateral kedua negara yang sejak 6 tahun terakhir disepakati dalam bentuk kemitraan strategis komprehensif (comprehensive strategic partnership). Artinya dalam 6 tahun terakhir, hubungan kedua negara berlangsung dalam berbagai sendi mulai dari bidang keamanan, ekonomi dan lainnya. "Kalau hubungan diplomatik Indonesia dengan Tiongkok sudah 70 tahun. Sebenarnya, kita mau merayakan itu tapi karena pandemi covid-19 kita tunda perayaannya," ungkapnya dalam diskusi yang dipandu oleh CEO RMOL network Teguh Santosa dan diikuti puluhan anggota JMSI tersebut. Selain topik ekonomi, Djauhari juga memaparkan berbagai strategi penanganan covid-19 yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia terhadap warga negara Indonesia (WNI) yang ada di Tiongkok. Ia memastikan seluruh warga negara Indonesia mendapat penanganan terbaik dimana WNI disana difasilitasi dalam mengakses layanan kesehatan termasuk pemulangan ke Indonesia. "Kita semua memastikan bahwa kebijakan penanganan Covid-19 terhadap WNI seluruhnya berjalan dengan baik," ujarnya. Plt Ketum JMSI, Mahmud Marhaba mengatakan diskusi online yang sama akan digelar secara berkala dengan melibatkan beberapa duta besar RI pada negara lain. Tujuannya yakni untuk saling bertukar informasi mengenai penanganan Covid-19 di negara lain termasuk berbagai perkembangan situasi pada aspek lain di negara-negara tersebut. "Intinya kita ingin memberikan informasi tentang kebijakan-kebijakan dari negara lain dalam penanggulangan covid-19 agar. Kita berharap informasi ini bisa menjadi masukan bagi kita," pungkasnya.[R]
Dalam setahun terakhir, Indonesia menjadi mitra dagang terbesar Tiongkok di kawasan Asia Tenggara. Peningkatan ini terjadi pada 2019 dimana nilai perdagangan Indonesia mencapai sekitar 78 miliar US Dollar. Hal ini disampaikan Duta Besar Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Djauhari Oratmangun dalam diskusi online 'Covid-19, belajar new normal dari negeri China' yang digelar oleh Jejaring Media Siber Indonesia (JMSI). Diskusi ini menjadi tahap pertama yang akan dilanjutkan secara simultan jelang Munas JMSI yang akan berlangsung pada 29 Juni 2020 mendatang secara virtual dari Pekanbaru, Riau. "Tahun 2018 lalu, mitra dagang terbesar Tiongkok itu Singapura, namun Tahun 2019 nilai perdagangan Indonesia dengan Tiongkok meningkat 95,6 persen. Ditambah realiasi investasi Hongkong kini kita menjadi nomor 1 di Asean," katanya, Selasa (16/6). Djauhari menjelaskan, peningkatan perdagangan Indonesia dengan Tiongkok ini merupakan bagian dari realisasi hubungan bilateral kedua negara yang sejak 6 tahun terakhir disepakati dalam bentuk kemitraan strategis komprehensif (comprehensive strategic partnership). Artinya dalam 6 tahun terakhir, hubungan kedua negara berlangsung dalam berbagai sendi mulai dari bidang keamanan, ekonomi dan lainnya. "Kalau hubungan diplomatik Indonesia dengan Tiongkok sudah 70 tahun. Sebenarnya, kita mau merayakan itu tapi karena pandemi covid-19 kita tunda perayaannya," ungkapnya dalam diskusi yang dipandu oleh CEO RMOL network Teguh Santosa dan diikuti puluhan anggota JMSI tersebut. Selain topik ekonomi, Djauhari juga memaparkan berbagai strategi penanganan covid-19 yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia terhadap warga negara Indonesia (WNI) yang ada di Tiongkok. Ia memastikan seluruh warga negara Indonesia mendapat penanganan terbaik dimana WNI disana difasilitasi dalam mengakses layanan kesehatan termasuk pemulangan ke Indonesia. "Kita semua memastikan bahwa kebijakan penanganan Covid-19 terhadap WNI seluruhnya berjalan dengan baik," ujarnya. Plt Ketum JMSI, Mahmud Marhaba mengatakan diskusi online yang sama akan digelar secara berkala dengan melibatkan beberapa duta besar RI pada negara lain. Tujuannya yakni untuk saling bertukar informasi mengenai penanganan Covid-19 di negara lain termasuk berbagai perkembangan situasi pada aspek lain di negara-negara tersebut. "Intinya kita ingin memberikan informasi tentang kebijakan-kebijakan dari negara lain dalam penanggulangan covid-19 agar. Kita berharap informasi ini bisa menjadi masukan bagi kita," pungkasnya.© Copyright 2024, All Rights Reserved