Masuknya Bobby Nasution menjadi kader PDI Perjuangan menjadi salah satu indikator besarnya ambisinya untuk maju di Pilkada Medan 2020. Padahal, dari sisi pengalaman menantu Jokowi ini masih dapat dikategorikan sebagai pendatang batu dalam perpolitikan. Demikian disampaikan pengamat politik Tamil Selvan. "Selama ini Bobby juga belum pernah kita sudah berbuat untuk Kota Medan," katanya, Jumat (14/3). Sosok yang juga menjabat Direktur Eksekutif TSJ Circle ini mengatakan nama Bobby menjadi cukup dikenal lantaran nama mertuanya Joko Widodo yang kini menjadi presiden RI. Jika Bobby hanya mengandalkan nama besar mertuanya tersebut untuk bertarung di Pilkada Medan, maka hal ini menurutnya akan menjadi preseden buruk. Tetap akan terkesan ini menjadi bagian dari dinasti politik. "Walaupun Pak Jokowi menepis, tapi ini saya kira bentuk politik dinasti, sebab predikat Jokowi sebagai presiden melekat pada Bobby sebagai menantu. Dan saya kira Bobby hanya mengandalkan nama besar Jokowi. Ini tentu menjadikan kompetisi menjadi tidak sehat," ungkapnya. Kang Tamil panggilan akrab Tamil Selvan mengatakan pemenang Pilkada Medan adalah kalangan golput. Karena angkanya mencapai 74 persen. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat tidak memiliki kepercayaan kepada para penyelenggara pemerintahan di Kota Medan. Hal ini dinilai cukup berat bagi Bobby yang baru berusia 20-an. "Tiga walikota secara berturut-turut ditangkap KPK, ditambah tingginya angka golput di Kota Medan. Jadi dengan kondisi seperti ini, saya kira Kota Medan ini cukup berat bagi Bobby dengan usianya yang baru 28 tahun, dan belum memiliki pengalaman apapun. Sebagai seorang walikota yang menjadi eksekutor dari tepatnya sasaran-sasaran anggaran yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat, saya kira Kota Medan bukan tempat untuk ajang coba-coba bagi Bobby yang hanya mengandalkan nama besar Jokowi," pungkasnya. Dari sisi hak warga negara yang diatur dalam undang-undang, keinginan Bobby ini memang sangat dijamin. Hal ini menjadi hak demokrasi setiap warga negara Indonesia untuk memilih dan dipilih. "Namun Bobby perlu membuktikan dirinya. Apakah selama ini Bobby pernah bersuara mengenai permasalahan yang ada di Kota Medan? Hal ini penting untuk membuktikan bahwa apakah Bobby mengerti tentang solusi yang dibutuhkan Warga Kota Medan, sehingga menjadikan dirinya menarik untuk dipilih," pungkasnya. Diketahui bahwa keluarga Istana memiliki 3 calon yang akan ikut berkompetisi. Dari pihak Jokowi ada anaknya Gibran yang mencalonkan diri di pilkada Kota Solo, dan menantunya Bobby Nasution yang akan maju pada pilkada Kota Medan. Sementara dari pihak Ma'aruf Amin, ada putrinya Siti Nur Azizah yang berencana maju di pilkada Kota Tangerang Selatan, pada pilkada serentak tahun 2020 ini.[R]
Masuknya Bobby Nasution menjadi kader PDI Perjuangan menjadi salah satu indikator besarnya ambisinya untuk maju di Pilkada Medan 2020. Padahal, dari sisi pengalaman menantu Jokowi ini masih dapat dikategorikan sebagai pendatang batu dalam perpolitikan. Demikian disampaikan pengamat politik Tamil Selvan. "Selama ini Bobby juga belum pernah kita sudah berbuat untuk Kota Medan," katanya, Jumat (14/3). Sosok yang juga menjabat Direktur Eksekutif TSJ Circle ini mengatakan nama Bobby menjadi cukup dikenal lantaran nama mertuanya Joko Widodo yang kini menjadi presiden RI. Jika Bobby hanya mengandalkan nama besar mertuanya tersebut untuk bertarung di Pilkada Medan, maka hal ini menurutnya akan menjadi preseden buruk. Tetap akan terkesan ini menjadi bagian dari dinasti politik. "Walaupun Pak Jokowi menepis, tapi ini saya kira bentuk politik dinasti, sebab predikat Jokowi sebagai presiden melekat pada Bobby sebagai menantu. Dan saya kira Bobby hanya mengandalkan nama besar Jokowi. Ini tentu menjadikan kompetisi menjadi tidak sehat," ungkapnya. Kang Tamil panggilan akrab Tamil Selvan mengatakan pemenang Pilkada Medan adalah kalangan golput. Karena angkanya mencapai 74 persen. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat tidak memiliki kepercayaan kepada para penyelenggara pemerintahan di Kota Medan. Hal ini dinilai cukup berat bagi Bobby yang baru berusia 20-an. "Tiga walikota secara berturut-turut ditangkap KPK, ditambah tingginya angka golput di Kota Medan. Jadi dengan kondisi seperti ini, saya kira Kota Medan ini cukup berat bagi Bobby dengan usianya yang baru 28 tahun, dan belum memiliki pengalaman apapun. Sebagai seorang walikota yang menjadi eksekutor dari tepatnya sasaran-sasaran anggaran yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat, saya kira Kota Medan bukan tempat untuk ajang coba-coba bagi Bobby yang hanya mengandalkan nama besar Jokowi," pungkasnya. Dari sisi hak warga negara yang diatur dalam undang-undang, keinginan Bobby ini memang sangat dijamin. Hal ini menjadi hak demokrasi setiap warga negara Indonesia untuk memilih dan dipilih. "Namun Bobby perlu membuktikan dirinya. Apakah selama ini Bobby pernah bersuara mengenai permasalahan yang ada di Kota Medan? Hal ini penting untuk membuktikan bahwa apakah Bobby mengerti tentang solusi yang dibutuhkan Warga Kota Medan, sehingga menjadikan dirinya menarik untuk dipilih," pungkasnya. Diketahui bahwa keluarga Istana memiliki 3 calon yang akan ikut berkompetisi. Dari pihak Jokowi ada anaknya Gibran yang mencalonkan diri di pilkada Kota Solo, dan menantunya Bobby Nasution yang akan maju pada pilkada Kota Medan. Sementara dari pihak Ma'aruf Amin, ada putrinya Siti Nur Azizah yang berencana maju di pilkada Kota Tangerang Selatan, pada pilkada serentak tahun 2020 ini.© Copyright 2024, All Rights Reserved