Kedigdayaan Bangsa Lewat Maritim Harus Terus Dibangkitkan

Buku Aku Adalah Peluru yang ditulis oleh Bara Pattyradja mengisahkan sosok perjalanan akademikus Connie Rahakundini Bakrie dalam pergulatannya membangun suatu cita-cita.

Menurut Connie, ide penulisan buku ini tercetus ketika bangsa ini tengah berupaya menuju kejayaan maritmnya maka perlu dibangkitkan semangatnya lewat sejarah.

"Sejarah serta semangat kedigdayaan bangsa ini harus dibangkitkan dan dibangunkan," kata Connie dalam peluncuran buku itu di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Jumat (22/2) malam.

Sambung dia, pelibatan Bara Pattyradja, seorang sastrawan muda, dalam menulis buku ini agar pemikiran mengenai kebangsaan, sejarah, militer, pertahanan dan keamanan, bisa tersampaikan dengan lebih ringan dan mudah dipahami utamanya generasi milenial.

"Tangan seorang sastrawan yang bisa menangkap dan menyampaikan tutur ringan tentang perihal berat seperti itu," ucap Connie.

Lewat buku ini, dia juga mengajak agar pembaca dan masyarakat pada umumnya untuk meresapi nasionalisme dan semakin percaya diri untuk tampil dalam pergaulan di dunia internasional.

Saat ditanya mengenai siapa yang paling bisa merasakan manfaat dari buku ini, Connie yakin bahwa semua orang bisa. Mulai dari yang kelas berat, seperti pemerhati sektor pertahanan dan keamanan, penggemar sejarah, sampai utamanya kelompok milenial.

"Siapapun harus meresapi makna bela negara sehingga mampu bermimpi dan membangun mimpi-mimpi akan kejayaan maritim dan dirgantara bangsa kita. Semuanya bisa memetik manfaat dari narasi yang tersaji di buku ini," tutupnya.[R]

Buku Aku Adalah Peluru yang ditulis oleh Bara Pattyradja mengisahkan sosok perjalanan akademikus Connie Rahakundini Bakrie dalam pergulatannya membangun suatu cita-cita.

Menurut Connie, ide penulisan buku ini tercetus ketika bangsa ini tengah berupaya menuju kejayaan maritmnya maka perlu dibangkitkan semangatnya lewat sejarah.

"Sejarah serta semangat kedigdayaan bangsa ini harus dibangkitkan dan dibangunkan," kata Connie dalam peluncuran buku itu di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Jumat (22/2) malam.

Sambung dia, pelibatan Bara Pattyradja, seorang sastrawan muda, dalam menulis buku ini agar pemikiran mengenai kebangsaan, sejarah, militer, pertahanan dan keamanan, bisa tersampaikan dengan lebih ringan dan mudah dipahami utamanya generasi milenial.

"Tangan seorang sastrawan yang bisa menangkap dan menyampaikan tutur ringan tentang perihal berat seperti itu," ucap Connie.

Lewat buku ini, dia juga mengajak agar pembaca dan masyarakat pada umumnya untuk meresapi nasionalisme dan semakin percaya diri untuk tampil dalam pergaulan di dunia internasional.

Saat ditanya mengenai siapa yang paling bisa merasakan manfaat dari buku ini, Connie yakin bahwa semua orang bisa. Mulai dari yang kelas berat, seperti pemerhati sektor pertahanan dan keamanan, penggemar sejarah, sampai utamanya kelompok milenial.

"Siapapun harus meresapi makna bela negara sehingga mampu bermimpi dan membangun mimpi-mimpi akan kejayaan maritim dan dirgantara bangsa kita. Semuanya bisa memetik manfaat dari narasi yang tersaji di buku ini," tutupnya.