Ketika seseorang sangat fokus terhadap salah satu aspek kehidupan, akan berkurang kepekaan dan kemampuannya pada aspek lain. Trauma dan pengalaman getir selama berabad abad hidup di bawah tekanan dan diperintah bangsa asing, membuat bangsa Indonesia sangat fokus pada satu aspek saja dari konsep merdeka yaitu kebebasan.
Dapat dikatakan sejak tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia dilanda euforia kebebasan, sehingga lupa, lalai, abai terhadap aspek lain dari kemerdekaan yang tidak kalah penting yaitu tanggung jawab. Dapat dikatakan perhatian kita terhadap aspek tanggung jawab itu sangat kecil, bahkan tidak sampai sepuluh persen dari aspek kebebasan.
Jika kita mau jujur terhadap diri sendiri, ketika kita mengucapkan atau mendengar kata kemerdekaan, yang terbayangkan di benak kita adalah kebebasan, bukan tanggung jawab.
Menurut pendapat penulis ini adalah pangkal, hulu dari segala kekacauan, karut marut yang melanda banyak aspek kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Mulai dari persoalan paling fundamental, ideologi dan konstitusi negara hingga level teknis penyelenggaraan pemerintahan kita gunakan frame kebebasan tanpa memberikan porsi seimbang pada frame tanggung jawab.
Akibatnya, sama sama kita saksikan pada hari ini setelah 74 tahun merdeka, ribuan fenomena kekacauan, tragedi, penderitaan masih terjadi. Negara belum berhasil menjalankan tugas dan tanggung jawabnya menjaga keamanan dan keselamatan warganya, mensejahterakan rakyatnya. Semua jabatan mulai dari jabatan publik, jabatan struktural dan jabatan fungsional dianggap sebagai anugerah dan berusaha dipertahankan selama mungkin, bukan dianggap sebagai amanah dan tanggung jawab.
Masyarakat melihat jabatan itu dari sisi kekuasaan, kewenangan, atribut, fasilitas materi yang menyertai jabatan itu, tetapi tidak pernah melihat sisi tanggung jawab besar yang melekat pada jabatan itu Di negeri ini sangat langka ada pejabat yang mau dan rela menanggalkan jabatan, karena kegagalan menjalankan tugas, fungsi jabatannya.
Korupsi terjadi karena mengganggap jabatan dan kewenangan sebagai milik sendiri yang tidak perlu dipertanggung jawabkan kepada publik. Seandainya bangsa ini memberikan perhatian seimbang antara kemerdekaan dan tanggung jawab, sudah sejak puluhan tahun lalu bangsa ini berjaya, tidak dilecehkan oleh bangsa dan negara maju, bahkan tetangga kecil di sebelah, menganggap sepele pada bangsa kita. Tegakkan dan Amalkan Azaz Keseimbangan
Untuk membesarkan bangsa dan negara kita , tidak dapat tidak, harus punya komitmen kuat dan konsisten menjalankan azaz keseimbangan dalam semua aspek kehidupan.
Tidak mungkin dihasilkan kebaikan tanpa kemerdekaan dan kebebasan memilih . Tidak ada kemerdekaan hakiki tanpa tanggung jawab dan tidak ada tanggung jawab tanpa ada kemerdekaan memilih.
Akhirnya penulis mengucapkan kepada saudara sebangsa setanah air DIRGAHAYU, SELAMAT MERAYAKAN ULANG TAHUN KEMERDEKAAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA KE 74
SALUTE UNTUK PEJUANG KEMERDEKAAN , PARA PAHLAWAN, PENDIRI NEGARA DAN BAPAK BANGSA SERTA PARA VETERAN PEJUANG YANG TELAH MEMBERIKAN SEGALANYA UNTUK BANGSA DAN TANAH AIR TERCINTA.
Salam dari Yance. [***]
" itemprop="description"/>
Ketika seseorang sangat fokus terhadap salah satu aspek kehidupan, akan berkurang kepekaan dan kemampuannya pada aspek lain. Trauma dan pengalaman getir selama berabad abad hidup di bawah tekanan dan diperintah bangsa asing, membuat bangsa Indonesia sangat fokus pada satu aspek saja dari konsep merdeka yaitu kebebasan.
Dapat dikatakan sejak tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia dilanda euforia kebebasan, sehingga lupa, lalai, abai terhadap aspek lain dari kemerdekaan yang tidak kalah penting yaitu tanggung jawab. Dapat dikatakan perhatian kita terhadap aspek tanggung jawab itu sangat kecil, bahkan tidak sampai sepuluh persen dari aspek kebebasan.
Jika kita mau jujur terhadap diri sendiri, ketika kita mengucapkan atau mendengar kata kemerdekaan, yang terbayangkan di benak kita adalah kebebasan, bukan tanggung jawab.
Menurut pendapat penulis ini adalah pangkal, hulu dari segala kekacauan, karut marut yang melanda banyak aspek kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Mulai dari persoalan paling fundamental, ideologi dan konstitusi negara hingga level teknis penyelenggaraan pemerintahan kita gunakan frame kebebasan tanpa memberikan porsi seimbang pada frame tanggung jawab.
Akibatnya, sama sama kita saksikan pada hari ini setelah 74 tahun merdeka, ribuan fenomena kekacauan, tragedi, penderitaan masih terjadi. Negara belum berhasil menjalankan tugas dan tanggung jawabnya menjaga keamanan dan keselamatan warganya, mensejahterakan rakyatnya. Semua jabatan mulai dari jabatan publik, jabatan struktural dan jabatan fungsional dianggap sebagai anugerah dan berusaha dipertahankan selama mungkin, bukan dianggap sebagai amanah dan tanggung jawab.
Masyarakat melihat jabatan itu dari sisi kekuasaan, kewenangan, atribut, fasilitas materi yang menyertai jabatan itu, tetapi tidak pernah melihat sisi tanggung jawab besar yang melekat pada jabatan itu Di negeri ini sangat langka ada pejabat yang mau dan rela menanggalkan jabatan, karena kegagalan menjalankan tugas, fungsi jabatannya.
Korupsi terjadi karena mengganggap jabatan dan kewenangan sebagai milik sendiri yang tidak perlu dipertanggung jawabkan kepada publik. Seandainya bangsa ini memberikan perhatian seimbang antara kemerdekaan dan tanggung jawab, sudah sejak puluhan tahun lalu bangsa ini berjaya, tidak dilecehkan oleh bangsa dan negara maju, bahkan tetangga kecil di sebelah, menganggap sepele pada bangsa kita. Tegakkan dan Amalkan Azaz Keseimbangan
Untuk membesarkan bangsa dan negara kita , tidak dapat tidak, harus punya komitmen kuat dan konsisten menjalankan azaz keseimbangan dalam semua aspek kehidupan.
Tidak mungkin dihasilkan kebaikan tanpa kemerdekaan dan kebebasan memilih . Tidak ada kemerdekaan hakiki tanpa tanggung jawab dan tidak ada tanggung jawab tanpa ada kemerdekaan memilih.
Akhirnya penulis mengucapkan kepada saudara sebangsa setanah air DIRGAHAYU, SELAMAT MERAYAKAN ULANG TAHUN KEMERDEKAAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA KE 74
SALUTE UNTUK PEJUANG KEMERDEKAAN , PARA PAHLAWAN, PENDIRI NEGARA DAN BAPAK BANGSA SERTA PARA VETERAN PEJUANG YANG TELAH MEMBERIKAN SEGALANYA UNTUK BANGSA DAN TANAH AIR TERCINTA.
Salam dari Yance. [***]
"/>
Ketika seseorang sangat fokus terhadap salah satu aspek kehidupan, akan berkurang kepekaan dan kemampuannya pada aspek lain. Trauma dan pengalaman getir selama berabad abad hidup di bawah tekanan dan diperintah bangsa asing, membuat bangsa Indonesia sangat fokus pada satu aspek saja dari konsep merdeka yaitu kebebasan.
Dapat dikatakan sejak tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia dilanda euforia kebebasan, sehingga lupa, lalai, abai terhadap aspek lain dari kemerdekaan yang tidak kalah penting yaitu tanggung jawab. Dapat dikatakan perhatian kita terhadap aspek tanggung jawab itu sangat kecil, bahkan tidak sampai sepuluh persen dari aspek kebebasan.
Jika kita mau jujur terhadap diri sendiri, ketika kita mengucapkan atau mendengar kata kemerdekaan, yang terbayangkan di benak kita adalah kebebasan, bukan tanggung jawab.
Menurut pendapat penulis ini adalah pangkal, hulu dari segala kekacauan, karut marut yang melanda banyak aspek kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Mulai dari persoalan paling fundamental, ideologi dan konstitusi negara hingga level teknis penyelenggaraan pemerintahan kita gunakan frame kebebasan tanpa memberikan porsi seimbang pada frame tanggung jawab.
Akibatnya, sama sama kita saksikan pada hari ini setelah 74 tahun merdeka, ribuan fenomena kekacauan, tragedi, penderitaan masih terjadi. Negara belum berhasil menjalankan tugas dan tanggung jawabnya menjaga keamanan dan keselamatan warganya, mensejahterakan rakyatnya. Semua jabatan mulai dari jabatan publik, jabatan struktural dan jabatan fungsional dianggap sebagai anugerah dan berusaha dipertahankan selama mungkin, bukan dianggap sebagai amanah dan tanggung jawab.
Masyarakat melihat jabatan itu dari sisi kekuasaan, kewenangan, atribut, fasilitas materi yang menyertai jabatan itu, tetapi tidak pernah melihat sisi tanggung jawab besar yang melekat pada jabatan itu Di negeri ini sangat langka ada pejabat yang mau dan rela menanggalkan jabatan, karena kegagalan menjalankan tugas, fungsi jabatannya.
Korupsi terjadi karena mengganggap jabatan dan kewenangan sebagai milik sendiri yang tidak perlu dipertanggung jawabkan kepada publik. Seandainya bangsa ini memberikan perhatian seimbang antara kemerdekaan dan tanggung jawab, sudah sejak puluhan tahun lalu bangsa ini berjaya, tidak dilecehkan oleh bangsa dan negara maju, bahkan tetangga kecil di sebelah, menganggap sepele pada bangsa kita. Tegakkan dan Amalkan Azaz Keseimbangan
Untuk membesarkan bangsa dan negara kita , tidak dapat tidak, harus punya komitmen kuat dan konsisten menjalankan azaz keseimbangan dalam semua aspek kehidupan.
Tidak mungkin dihasilkan kebaikan tanpa kemerdekaan dan kebebasan memilih . Tidak ada kemerdekaan hakiki tanpa tanggung jawab dan tidak ada tanggung jawab tanpa ada kemerdekaan memilih.
Akhirnya penulis mengucapkan kepada saudara sebangsa setanah air DIRGAHAYU, SELAMAT MERAYAKAN ULANG TAHUN KEMERDEKAAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA KE 74
SALUTE UNTUK PEJUANG KEMERDEKAAN , PARA PAHLAWAN, PENDIRI NEGARA DAN BAPAK BANGSA SERTA PARA VETERAN PEJUANG YANG TELAH MEMBERIKAN SEGALANYA UNTUK BANGSA DAN TANAH AIR TERCINTA.
DARI penelusuran sumber-sumber tertulis yang sudah dihasilkan selama ratusan tahun, amat langka ditemukan rumusan kata atau pengertian kata MERDEKA yang lengkap secara filosofis.
Kata filosofis yang digunakan di sini diartikan sebagai upaya memahami sesuatu hingga ke hakekatnya, mendasar, tidak hanya sekadar tampilan permukaan yang kelihatan. Berbagai kamus dan ensiklopedi, sudah berusaha menampilkan pengertian kata merdeka secara lengkap, tetapi tetap belum menyentuh aspek utama yang dapat memenuhi azaz paling fundamental di alam semesta.
Azaz yang dimaksud adalah keseimbangan (equilibrium). Hal ini terjadi bukan karena faktor kesengajaan, tetapi karena "cacat bawaan secara genetis" , hasil dari proses evolusi alam.
Ketika seseorang sangat fokus terhadap salah satu aspek kehidupan, akan berkurang kepekaan dan kemampuannya pada aspek lain. Trauma dan pengalaman getir selama berabad abad hidup di bawah tekanan dan diperintah bangsa asing, membuat bangsa Indonesia sangat fokus pada satu aspek saja dari konsep merdeka yaitu kebebasan.
Dapat dikatakan sejak tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia dilanda euforia kebebasan, sehingga lupa, lalai, abai terhadap aspek lain dari kemerdekaan yang tidak kalah penting yaitu tanggung jawab. Dapat dikatakan perhatian kita terhadap aspek tanggung jawab itu sangat kecil, bahkan tidak sampai sepuluh persen dari aspek kebebasan.
Jika kita mau jujur terhadap diri sendiri, ketika kita mengucapkan atau mendengar kata kemerdekaan, yang terbayangkan di benak kita adalah kebebasan, bukan tanggung jawab.
Menurut pendapat penulis ini adalah pangkal, hulu dari segala kekacauan, karut marut yang melanda banyak aspek kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Mulai dari persoalan paling fundamental, ideologi dan konstitusi negara hingga level teknis penyelenggaraan pemerintahan kita gunakan frame kebebasan tanpa memberikan porsi seimbang pada frame tanggung jawab.
Akibatnya, sama sama kita saksikan pada hari ini setelah 74 tahun merdeka, ribuan fenomena kekacauan, tragedi, penderitaan masih terjadi. Negara belum berhasil menjalankan tugas dan tanggung jawabnya menjaga keamanan dan keselamatan warganya, mensejahterakan rakyatnya. Semua jabatan mulai dari jabatan publik, jabatan struktural dan jabatan fungsional dianggap sebagai anugerah dan berusaha dipertahankan selama mungkin, bukan dianggap sebagai amanah dan tanggung jawab.
Masyarakat melihat jabatan itu dari sisi kekuasaan, kewenangan, atribut, fasilitas materi yang menyertai jabatan itu, tetapi tidak pernah melihat sisi tanggung jawab besar yang melekat pada jabatan itu Di negeri ini sangat langka ada pejabat yang mau dan rela menanggalkan jabatan, karena kegagalan menjalankan tugas, fungsi jabatannya.
Korupsi terjadi karena mengganggap jabatan dan kewenangan sebagai milik sendiri yang tidak perlu dipertanggung jawabkan kepada publik. Seandainya bangsa ini memberikan perhatian seimbang antara kemerdekaan dan tanggung jawab, sudah sejak puluhan tahun lalu bangsa ini berjaya, tidak dilecehkan oleh bangsa dan negara maju, bahkan tetangga kecil di sebelah, menganggap sepele pada bangsa kita. Tegakkan dan Amalkan Azaz Keseimbangan
Untuk membesarkan bangsa dan negara kita , tidak dapat tidak, harus punya komitmen kuat dan konsisten menjalankan azaz keseimbangan dalam semua aspek kehidupan.
Tidak mungkin dihasilkan kebaikan tanpa kemerdekaan dan kebebasan memilih . Tidak ada kemerdekaan hakiki tanpa tanggung jawab dan tidak ada tanggung jawab tanpa ada kemerdekaan memilih.
Akhirnya penulis mengucapkan kepada saudara sebangsa setanah air DIRGAHAYU, SELAMAT MERAYAKAN ULANG TAHUN KEMERDEKAAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA KE 74
SALUTE UNTUK PEJUANG KEMERDEKAAN , PARA PAHLAWAN, PENDIRI NEGARA DAN BAPAK BANGSA SERTA PARA VETERAN PEJUANG YANG TELAH MEMBERIKAN SEGALANYA UNTUK BANGSA DAN TANAH AIR TERCINTA.
Salam dari Yance. [***]
DARI penelusuran sumber-sumber tertulis yang sudah dihasilkan selama ratusan tahun, amat langka ditemukan rumusan kata atau pengertian kata MERDEKA yang lengkap secara filosofis.
Kata filosofis yang digunakan di sini diartikan sebagai upaya memahami sesuatu hingga ke hakekatnya, mendasar, tidak hanya sekadar tampilan permukaan yang kelihatan. Berbagai kamus dan ensiklopedi, sudah berusaha menampilkan pengertian kata merdeka secara lengkap, tetapi tetap belum menyentuh aspek utama yang dapat memenuhi azaz paling fundamental di alam semesta.
Azaz yang dimaksud adalah keseimbangan (equilibrium). Hal ini terjadi bukan karena faktor kesengajaan, tetapi karena "cacat bawaan secara genetis" , hasil dari proses evolusi alam.
Ketika seseorang sangat fokus terhadap salah satu aspek kehidupan, akan berkurang kepekaan dan kemampuannya pada aspek lain. Trauma dan pengalaman getir selama berabad abad hidup di bawah tekanan dan diperintah bangsa asing, membuat bangsa Indonesia sangat fokus pada satu aspek saja dari konsep merdeka yaitu kebebasan.
Dapat dikatakan sejak tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia dilanda euforia kebebasan, sehingga lupa, lalai, abai terhadap aspek lain dari kemerdekaan yang tidak kalah penting yaitu tanggung jawab. Dapat dikatakan perhatian kita terhadap aspek tanggung jawab itu sangat kecil, bahkan tidak sampai sepuluh persen dari aspek kebebasan.
Jika kita mau jujur terhadap diri sendiri, ketika kita mengucapkan atau mendengar kata kemerdekaan, yang terbayangkan di benak kita adalah kebebasan, bukan tanggung jawab.
Menurut pendapat penulis ini adalah pangkal, hulu dari segala kekacauan, karut marut yang melanda banyak aspek kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Mulai dari persoalan paling fundamental, ideologi dan konstitusi negara hingga level teknis penyelenggaraan pemerintahan kita gunakan frame kebebasan tanpa memberikan porsi seimbang pada frame tanggung jawab.
Akibatnya, sama sama kita saksikan pada hari ini setelah 74 tahun merdeka, ribuan fenomena kekacauan, tragedi, penderitaan masih terjadi. Negara belum berhasil menjalankan tugas dan tanggung jawabnya menjaga keamanan dan keselamatan warganya, mensejahterakan rakyatnya. Semua jabatan mulai dari jabatan publik, jabatan struktural dan jabatan fungsional dianggap sebagai anugerah dan berusaha dipertahankan selama mungkin, bukan dianggap sebagai amanah dan tanggung jawab.
Masyarakat melihat jabatan itu dari sisi kekuasaan, kewenangan, atribut, fasilitas materi yang menyertai jabatan itu, tetapi tidak pernah melihat sisi tanggung jawab besar yang melekat pada jabatan itu Di negeri ini sangat langka ada pejabat yang mau dan rela menanggalkan jabatan, karena kegagalan menjalankan tugas, fungsi jabatannya.
Korupsi terjadi karena mengganggap jabatan dan kewenangan sebagai milik sendiri yang tidak perlu dipertanggung jawabkan kepada publik. Seandainya bangsa ini memberikan perhatian seimbang antara kemerdekaan dan tanggung jawab, sudah sejak puluhan tahun lalu bangsa ini berjaya, tidak dilecehkan oleh bangsa dan negara maju, bahkan tetangga kecil di sebelah, menganggap sepele pada bangsa kita. Tegakkan dan Amalkan Azaz Keseimbangan
Untuk membesarkan bangsa dan negara kita , tidak dapat tidak, harus punya komitmen kuat dan konsisten menjalankan azaz keseimbangan dalam semua aspek kehidupan.
Tidak mungkin dihasilkan kebaikan tanpa kemerdekaan dan kebebasan memilih . Tidak ada kemerdekaan hakiki tanpa tanggung jawab dan tidak ada tanggung jawab tanpa ada kemerdekaan memilih.
Akhirnya penulis mengucapkan kepada saudara sebangsa setanah air DIRGAHAYU, SELAMAT MERAYAKAN ULANG TAHUN KEMERDEKAAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA KE 74
SALUTE UNTUK PEJUANG KEMERDEKAAN , PARA PAHLAWAN, PENDIRI NEGARA DAN BAPAK BANGSA SERTA PARA VETERAN PEJUANG YANG TELAH MEMBERIKAN SEGALANYA UNTUK BANGSA DAN TANAH AIR TERCINTA.