Rasa cemas merupakan salah satu persoalan yang dapat mempengaruhi kesehatan mental. Bahkan, hal ini dapat mempengaruhi kehidupan seseorang dalam menjalani kehidupan setiap hari. Hal ini disampaikan Clinical Psychologist & Hypnotherapist, Liza Mariely Djaprie pada Farah ZoomTalk bertajuk "Solusi Cerdas Atasi Cemas di Masa Pandemi" pada Jumat (25/9. "Kalau di psikologi, gangguan cemas tuh ada kecemasan menyeluruh, OCD, phobia, social anxiety, dan lain sebagainya. Yang menjadi pertanyaan adalah "kapan dia mulai menganggu?"," katanya. Pada masa pandemi covid 19 ini kata Liza, tingkat kecemasan dapat menjadi sangat tinggi. Hal ini terkait cara pandang seseorang melihat masa depan akibat berbagai perubahan yang terjadi akibat pandemi covid 19 tersebut. "Di dalam psikologi, terdapat istilah "monkey mind", di mana pikiran manusia kerap melompat ke masa lalu dan masa depan. Jika seseorang cenderung sering melompat ke masa lalu, maka akan lebih mudah depresi. Sedangkan jika seseorang cenderung sering melompat ke masa depan akan lebih mudah merasa cemas," ungkapnya. Agar mental kita tetap terjaga, maka setiap orang kata Liza wajib mengenali pemicu depresi maupun cemas yang melandanya. Dengan demikian akan muncul respon untuk mencari solusi atas depresi maupun kecemasan yang dialaminya. Meski berat, namun kondisi ini harus terus dilatih agar persoalan ini tidak mempengaruhi seseorang secara menyeluruh. "Hal terbaik adalah dengan mencoba meminimalisir monkey mind dengan fokus pada masa sekarang. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan meditasi dan berolahraga," pungkasnya.[R]
Rasa cemas merupakan salah satu persoalan yang dapat mempengaruhi kesehatan mental. Bahkan, hal ini dapat mempengaruhi kehidupan seseorang dalam menjalani kehidupan setiap hari. Hal ini disampaikan Clinical Psychologist & Hypnotherapist, Liza Mariely Djaprie pada Farah ZoomTalk bertajuk "Solusi Cerdas Atasi Cemas di Masa Pandemi" pada Jumat (25/9. "Kalau di psikologi, gangguan cemas tuh ada kecemasan menyeluruh, OCD, phobia, social anxiety, dan lain sebagainya. Yang menjadi pertanyaan adalah "kapan dia mulai menganggu?"," katanya. Pada masa pandemi covid 19 ini kata Liza, tingkat kecemasan dapat menjadi sangat tinggi. Hal ini terkait cara pandang seseorang melihat masa depan akibat berbagai perubahan yang terjadi akibat pandemi covid 19 tersebut. "Di dalam psikologi, terdapat istilah "monkey mind", di mana pikiran manusia kerap melompat ke masa lalu dan masa depan. Jika seseorang cenderung sering melompat ke masa lalu, maka akan lebih mudah depresi. Sedangkan jika seseorang cenderung sering melompat ke masa depan akan lebih mudah merasa cemas," ungkapnya. Agar mental kita tetap terjaga, maka setiap orang kata Liza wajib mengenali pemicu depresi maupun cemas yang melandanya. Dengan demikian akan muncul respon untuk mencari solusi atas depresi maupun kecemasan yang dialaminya. Meski berat, namun kondisi ini harus terus dilatih agar persoalan ini tidak mempengaruhi seseorang secara menyeluruh. "Hal terbaik adalah dengan mencoba meminimalisir monkey mind dengan fokus pada masa sekarang. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan meditasi dan berolahraga," pungkasnya.© Copyright 2024, All Rights Reserved