Menurut analisa Sukowi, motif politik dibalik maraknya dukungan DPD-DPD sebagai pemilik suara pada Munas tersebut, disebabkan faktor kepemimpinan Airlangga yang mandegani dan ngayomi para kader beringin.
\"Mereka (DPD-DPD) segera melakukan ikrar dukungan karena merasakan hal itu dalam kepemimpinan Airlangga,\" tegas Sukowi.
Sukowi menambahkan, Airlangga dinilai berhasil menyelamatkan Golkar dari ancaman degradasi di tengah terpaan prahara kasus hukum yang membelit beberapa elit partainya.
\"Kini, Golkar masih jaya di papan atas klasemen Pemilu 2019. Semua itu berkat Airlangga,\" ujar Sukowi.
Dukungan Jokowi
Sukowi melanjutkan analisanya. Dengan posisi Golkar di papan atas, partai beringin tersebut punya bargaining position yang menentukan dalam dunia perpolitikan nasional.
Dengan posisi yang demikian, sangat wajar jika Presiden Joko Widodo berkepentingan untuk menjaga dukungan Golkar bagi kestabilan pemerintahannya.
\"Pak Jokowi pasti melihat dinamika itu. Pasti mengikuti arah dukungan. Dan Airlangga masih menguasai jalannya pertandingan,\" kata Sukowi.
Faktor lainnya, menurut Sukowi, kedekatan Jokowi yang sudah terbiasa dengan Airlangga karena juga menjadi pembantunya sebagai Menteri Perindustrian di kabinet kerja. Sikap Airlangga yang tidak neko-neko (aneh-aneh) dan cetho welo-welo (meminta langsung), apalagi soal posisi strategis khususnya kabinet tentu disukai Jokowi.
\"Airlangga manut (ikut) saja apa kata Pak Jokowi. Mungkin ini yang membuat Jokowi suka,\" tandas Sukowi. [fak] " itemprop="description"/>
Kantor Berita RMOL, Sabtu (10/8).
Menurut analisa Sukowi, motif politik dibalik maraknya dukungan DPD-DPD sebagai pemilik suara pada Munas tersebut, disebabkan faktor kepemimpinan Airlangga yang mandegani dan ngayomi para kader beringin.
\"Mereka (DPD-DPD) segera melakukan ikrar dukungan karena merasakan hal itu dalam kepemimpinan Airlangga,\" tegas Sukowi.
Sukowi menambahkan, Airlangga dinilai berhasil menyelamatkan Golkar dari ancaman degradasi di tengah terpaan prahara kasus hukum yang membelit beberapa elit partainya.
\"Kini, Golkar masih jaya di papan atas klasemen Pemilu 2019. Semua itu berkat Airlangga,\" ujar Sukowi.
Dukungan Jokowi
Sukowi melanjutkan analisanya. Dengan posisi Golkar di papan atas, partai beringin tersebut punya bargaining position yang menentukan dalam dunia perpolitikan nasional.
Dengan posisi yang demikian, sangat wajar jika Presiden Joko Widodo berkepentingan untuk menjaga dukungan Golkar bagi kestabilan pemerintahannya.
\"Pak Jokowi pasti melihat dinamika itu. Pasti mengikuti arah dukungan. Dan Airlangga masih menguasai jalannya pertandingan,\" kata Sukowi.
Faktor lainnya, menurut Sukowi, kedekatan Jokowi yang sudah terbiasa dengan Airlangga karena juga menjadi pembantunya sebagai Menteri Perindustrian di kabinet kerja. Sikap Airlangga yang tidak neko-neko (aneh-aneh) dan cetho welo-welo (meminta langsung), apalagi soal posisi strategis khususnya kabinet tentu disukai Jokowi.
\"Airlangga manut (ikut) saja apa kata Pak Jokowi. Mungkin ini yang membuat Jokowi suka,\" tandas Sukowi. [fak] "/>
Kantor Berita RMOL, Sabtu (10/8).
Menurut analisa Sukowi, motif politik dibalik maraknya dukungan DPD-DPD sebagai pemilik suara pada Munas tersebut, disebabkan faktor kepemimpinan Airlangga yang mandegani dan ngayomi para kader beringin.
\"Mereka (DPD-DPD) segera melakukan ikrar dukungan karena merasakan hal itu dalam kepemimpinan Airlangga,\" tegas Sukowi.
Sukowi menambahkan, Airlangga dinilai berhasil menyelamatkan Golkar dari ancaman degradasi di tengah terpaan prahara kasus hukum yang membelit beberapa elit partainya.
\"Kini, Golkar masih jaya di papan atas klasemen Pemilu 2019. Semua itu berkat Airlangga,\" ujar Sukowi.
Dukungan Jokowi
Sukowi melanjutkan analisanya. Dengan posisi Golkar di papan atas, partai beringin tersebut punya bargaining position yang menentukan dalam dunia perpolitikan nasional.
Dengan posisi yang demikian, sangat wajar jika Presiden Joko Widodo berkepentingan untuk menjaga dukungan Golkar bagi kestabilan pemerintahannya.
\"Pak Jokowi pasti melihat dinamika itu. Pasti mengikuti arah dukungan. Dan Airlangga masih menguasai jalannya pertandingan,\" kata Sukowi.
Faktor lainnya, menurut Sukowi, kedekatan Jokowi yang sudah terbiasa dengan Airlangga karena juga menjadi pembantunya sebagai Menteri Perindustrian di kabinet kerja. Sikap Airlangga yang tidak neko-neko (aneh-aneh) dan cetho welo-welo (meminta langsung), apalagi soal posisi strategis khususnya kabinet tentu disukai Jokowi.
\"Airlangga manut (ikut) saja apa kata Pak Jokowi. Mungkin ini yang membuat Jokowi suka,\" tandas Sukowi. [fak] "/>
Dengan dukungan yang terus mengalir, peluang Airlangga Hartarto kembali memimpin Partai Golkar pada periode mendatang kian terbuka lebar. Terbaru, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar se-Bali yang berikrar dukung Airlangga.
Dalam pandangan pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Suko Widodo, deklarasi dukungan dari elemen Golkar daerah tersebut menunjukkan bahwa pengurus, fungsionaris serta kader Golkar baik pusat ataupun daerah masih menginginkan Airlangga sebagai leader.
"Dengan makin banyaknya dukungan, peluang Airlangga untuk kembali menduduki kursi Golkar 1 sangat besar," jelas pria yang akrab disapa Sukowi itu seperti dilansir Kantor Berita RMOL, Sabtu (10/8).
Menurut analisa Sukowi, motif politik dibalik maraknya dukungan DPD-DPD sebagai pemilik suara pada Munas tersebut, disebabkan faktor kepemimpinan Airlangga yang mandegani dan ngayomi para kader beringin.
"Mereka (DPD-DPD) segera melakukan ikrar dukungan karena merasakan hal itu dalam kepemimpinan Airlangga," tegas Sukowi.
Sukowi menambahkan, Airlangga dinilai berhasil menyelamatkan Golkar dari ancaman degradasi di tengah terpaan prahara kasus hukum yang membelit beberapa elit partainya.
"Kini, Golkar masih jaya di papan atas klasemen Pemilu 2019. Semua itu berkat Airlangga," ujar Sukowi.
Dukungan Jokowi
Sukowi melanjutkan analisanya. Dengan posisi Golkar di papan atas, partai beringin tersebut punya bargaining position yang menentukan dalam dunia perpolitikan nasional.
Dengan posisi yang demikian, sangat wajar jika Presiden Joko Widodo berkepentingan untuk menjaga dukungan Golkar bagi kestabilan pemerintahannya.
"Pak Jokowi pasti melihat dinamika itu. Pasti mengikuti arah dukungan. Dan Airlangga masih menguasai jalannya pertandingan," kata Sukowi.
Faktor lainnya, menurut Sukowi, kedekatan Jokowi yang sudah terbiasa dengan Airlangga karena juga menjadi pembantunya sebagai Menteri Perindustrian di kabinet kerja. Sikap Airlangga yang tidak neko-neko (aneh-aneh) dan cetho welo-welo (meminta langsung), apalagi soal posisi strategis khususnya kabinet tentu disukai Jokowi.
"Airlangga manut (ikut) saja apa kata Pak Jokowi. Mungkin ini yang membuat Jokowi suka," tandas Sukowi. [fak]
Dengan dukungan yang terus mengalir, peluang Airlangga Hartarto kembali memimpin Partai Golkar pada periode mendatang kian terbuka lebar. Terbaru, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar se-Bali yang berikrar dukung Airlangga.
Dalam pandangan pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Suko Widodo, deklarasi dukungan dari elemen Golkar daerah tersebut menunjukkan bahwa pengurus, fungsionaris serta kader Golkar baik pusat ataupun daerah masih menginginkan Airlangga sebagai leader.
"Dengan makin banyaknya dukungan, peluang Airlangga untuk kembali menduduki kursi Golkar 1 sangat besar," jelas pria yang akrab disapa Sukowi itu seperti dilansir Kantor Berita RMOL, Sabtu (10/8).
Menurut analisa Sukowi, motif politik dibalik maraknya dukungan DPD-DPD sebagai pemilik suara pada Munas tersebut, disebabkan faktor kepemimpinan Airlangga yang mandegani dan ngayomi para kader beringin.
"Mereka (DPD-DPD) segera melakukan ikrar dukungan karena merasakan hal itu dalam kepemimpinan Airlangga," tegas Sukowi.
Sukowi menambahkan, Airlangga dinilai berhasil menyelamatkan Golkar dari ancaman degradasi di tengah terpaan prahara kasus hukum yang membelit beberapa elit partainya.
"Kini, Golkar masih jaya di papan atas klasemen Pemilu 2019. Semua itu berkat Airlangga," ujar Sukowi.
Dukungan Jokowi
Sukowi melanjutkan analisanya. Dengan posisi Golkar di papan atas, partai beringin tersebut punya bargaining position yang menentukan dalam dunia perpolitikan nasional.
Dengan posisi yang demikian, sangat wajar jika Presiden Joko Widodo berkepentingan untuk menjaga dukungan Golkar bagi kestabilan pemerintahannya.
"Pak Jokowi pasti melihat dinamika itu. Pasti mengikuti arah dukungan. Dan Airlangga masih menguasai jalannya pertandingan," kata Sukowi.
Faktor lainnya, menurut Sukowi, kedekatan Jokowi yang sudah terbiasa dengan Airlangga karena juga menjadi pembantunya sebagai Menteri Perindustrian di kabinet kerja. Sikap Airlangga yang tidak neko-neko (aneh-aneh) dan cetho welo-welo (meminta langsung), apalagi soal posisi strategis khususnya kabinet tentu disukai Jokowi.
"Airlangga manut (ikut) saja apa kata Pak Jokowi. Mungkin ini yang membuat Jokowi suka," tandas Sukowi. [fak]