Pernyataan dari Jurubicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto yang menyebut “yang miskin harus melindungi yang kaya, agar tidak tertular virus corona” dianggap sangat diskriminatif dan tidak pantas. Ia diminta untuk menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat atas pernyataannya tersebut. Hal ini disampaikan pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing “Apa yang dia sampaikan akan terus ada jejak digitalnya. Menurut saya, dia harus minta maaf dan tidak apa-apa itu sangat wajar, karena mungkin dia kepeleset lidahnya saat menyampaikan itu,” ujar Emrus kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (29/3). Emrus berpendapat seharusnya orang yang menempati jabatan jurubicara paham ilmu komunikasi atau dari komunikolog. Sehingga, apa yang disampaikannya ke publik tidak salah. Baca Juga Presiden Jancukers Pun Heran Di Negeri Demokrasi Masih Ada Dikotomi Kaya Dan Miskin “Saya berpendapat, ini pelajaran bagi negara dari unsur pemerintah, rakyat dan kedaulatan, supaya dapat menempatkan the right man the right place yang tepat,” paparnya. “Dia itu dokter yang mendalami firolologi, dia menduduki jabatan dirjen, sehingga sangat tidak pas jadi jubir. Kenapa saya katakan seperti itu jubir itu kan profesi yang profesional, yang memahami kajian komunikasi,” tandasnya.[R]
Pernyataan dari Jurubicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto yang menyebut “yang miskin harus melindungi yang kaya, agar tidak tertular virus corona” dianggap sangat diskriminatif dan tidak pantas. Ia diminta untuk menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat atas pernyataannya tersebut. Hal ini disampaikan pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing “Apa yang dia sampaikan akan terus ada jejak digitalnya. Menurut saya, dia harus minta maaf dan tidak apa-apa itu sangat wajar, karena mungkin dia kepeleset lidahnya saat menyampaikan itu,” ujar Emrus kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (29/3). Emrus berpendapat seharusnya orang yang menempati jabatan jurubicara paham ilmu komunikasi atau dari komunikolog. Sehingga, apa yang disampaikannya ke publik tidak salah. Baca Juga Presiden Jancukers Pun Heran Di Negeri Demokrasi Masih Ada Dikotomi Kaya Dan Miskin “Saya berpendapat, ini pelajaran bagi negara dari unsur pemerintah, rakyat dan kedaulatan, supaya dapat menempatkan the right man the right place yang tepat,” paparnya. “Dia itu dokter yang mendalami firolologi, dia menduduki jabatan dirjen, sehingga sangat tidak pas jadi jubir. Kenapa saya katakan seperti itu jubir itu kan profesi yang profesional, yang memahami kajian komunikasi,” tandasnya.© Copyright 2024, All Rights Reserved