Namun, dari sisi realitas politik, Gerindra Cs masih berpeluang merebut pimpinan MPR. Yaitu, dengan menjalin komunikasi dengan DPD yang jumlahnya 132 orang.
\"Sebaiknya Gerindra dan kawan-kawan percaya diri saja untuk mengajukan paket unsur pimpinan. Kenapa? Karena suara untuk mengajukan pimpinan ini kan bukan hanya anggota DPR, tapi ada DPD,\" sebut Iwel.
Menurutnya, selama Gerindra Cs mampu melakukan lobi-lobi politik kepada anggota DPD, maka masih ada harapan unsur pimpinan itu jatuh kepada mereka.
\"Itu sangat mungkin secara realitas politik. Kesempatan masih terbuka,\" ujar Iwel.
Beda dengan pimpinan DPR yang otomatis jatah parpol pemenang pemilu, pemilihan pimpinan MPR dilakukan secara paket. Masing-masing, empat dari fraksi di DPR dan satu dari unsur kelompok DPR.
Perolehan kursi hasil Pemilu 2019; PDIP (128 kursi), Partai Golkar (85 kursi), Partai Gerindra (78 kursi), Partai Nasdem (59 kursi), PKB (58 kursi), Partai Demokrat (54 kursi), PKS (50 kursi), PAN (44 kursi) dan PPP (19 kursi). [krm]
" itemprop="description"/>
Namun, dari sisi realitas politik, Gerindra Cs masih berpeluang merebut pimpinan MPR. Yaitu, dengan menjalin komunikasi dengan DPD yang jumlahnya 132 orang.
\"Sebaiknya Gerindra dan kawan-kawan percaya diri saja untuk mengajukan paket unsur pimpinan. Kenapa? Karena suara untuk mengajukan pimpinan ini kan bukan hanya anggota DPR, tapi ada DPD,\" sebut Iwel.
Menurutnya, selama Gerindra Cs mampu melakukan lobi-lobi politik kepada anggota DPD, maka masih ada harapan unsur pimpinan itu jatuh kepada mereka.
\"Itu sangat mungkin secara realitas politik. Kesempatan masih terbuka,\" ujar Iwel.
Beda dengan pimpinan DPR yang otomatis jatah parpol pemenang pemilu, pemilihan pimpinan MPR dilakukan secara paket. Masing-masing, empat dari fraksi di DPR dan satu dari unsur kelompok DPR.
Perolehan kursi hasil Pemilu 2019; PDIP (128 kursi), Partai Golkar (85 kursi), Partai Gerindra (78 kursi), Partai Nasdem (59 kursi), PKB (58 kursi), Partai Demokrat (54 kursi), PKS (50 kursi), PAN (44 kursi) dan PPP (19 kursi). [krm]
"/>
Namun, dari sisi realitas politik, Gerindra Cs masih berpeluang merebut pimpinan MPR. Yaitu, dengan menjalin komunikasi dengan DPD yang jumlahnya 132 orang.
\"Sebaiknya Gerindra dan kawan-kawan percaya diri saja untuk mengajukan paket unsur pimpinan. Kenapa? Karena suara untuk mengajukan pimpinan ini kan bukan hanya anggota DPR, tapi ada DPD,\" sebut Iwel.
Menurutnya, selama Gerindra Cs mampu melakukan lobi-lobi politik kepada anggota DPD, maka masih ada harapan unsur pimpinan itu jatuh kepada mereka.
\"Itu sangat mungkin secara realitas politik. Kesempatan masih terbuka,\" ujar Iwel.
Beda dengan pimpinan DPR yang otomatis jatah parpol pemenang pemilu, pemilihan pimpinan MPR dilakukan secara paket. Masing-masing, empat dari fraksi di DPR dan satu dari unsur kelompok DPR.
Perolehan kursi hasil Pemilu 2019; PDIP (128 kursi), Partai Golkar (85 kursi), Partai Gerindra (78 kursi), Partai Nasdem (59 kursi), PKB (58 kursi), Partai Demokrat (54 kursi), PKS (50 kursi), PAN (44 kursi) dan PPP (19 kursi). [krm]
Sulit bagi koalisi pendukung Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019 lalu merebut pimpinan MPR. Pasalnya, raihan kursi Partai Gerindra Cs tidak sebanding dengan koalisi pendukung Jokowi-Maruf.
"Secara logika politik memang agak sulit bagi Gerindra, PKS, PAN dan Demokrat untuk menduduki unsur pimpinan tersebut," kata pemerhati politik sekaligus Direktur Mahara Leadership, Iwel Sastra, Sabtu (6/7).
Namun, dari sisi realitas politik, Gerindra Cs masih berpeluang merebut pimpinan MPR. Yaitu, dengan menjalin komunikasi dengan DPD yang jumlahnya 132 orang.
"Sebaiknya Gerindra dan kawan-kawan percaya diri saja untuk mengajukan paket unsur pimpinan. Kenapa? Karena suara untuk mengajukan pimpinan ini kan bukan hanya anggota DPR, tapi ada DPD," sebut Iwel.
Menurutnya, selama Gerindra Cs mampu melakukan lobi-lobi politik kepada anggota DPD, maka masih ada harapan unsur pimpinan itu jatuh kepada mereka.
"Itu sangat mungkin secara realitas politik. Kesempatan masih terbuka," ujar Iwel.
Beda dengan pimpinan DPR yang otomatis jatah parpol pemenang pemilu, pemilihan pimpinan MPR dilakukan secara paket. Masing-masing, empat dari fraksi di DPR dan satu dari unsur kelompok DPR.
Perolehan kursi hasil Pemilu 2019; PDIP (128 kursi), Partai Golkar (85 kursi), Partai Gerindra (78 kursi), Partai Nasdem (59 kursi), PKB (58 kursi), Partai Demokrat (54 kursi), PKS (50 kursi), PAN (44 kursi) dan PPP (19 kursi). [krm]
Sulit bagi koalisi pendukung Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019 lalu merebut pimpinan MPR. Pasalnya, raihan kursi Partai Gerindra Cs tidak sebanding dengan koalisi pendukung Jokowi-Maruf.
"Secara logika politik memang agak sulit bagi Gerindra, PKS, PAN dan Demokrat untuk menduduki unsur pimpinan tersebut," kata pemerhati politik sekaligus Direktur Mahara Leadership, Iwel Sastra, Sabtu (6/7).
Namun, dari sisi realitas politik, Gerindra Cs masih berpeluang merebut pimpinan MPR. Yaitu, dengan menjalin komunikasi dengan DPD yang jumlahnya 132 orang.
"Sebaiknya Gerindra dan kawan-kawan percaya diri saja untuk mengajukan paket unsur pimpinan. Kenapa? Karena suara untuk mengajukan pimpinan ini kan bukan hanya anggota DPR, tapi ada DPD," sebut Iwel.
Menurutnya, selama Gerindra Cs mampu melakukan lobi-lobi politik kepada anggota DPD, maka masih ada harapan unsur pimpinan itu jatuh kepada mereka.
"Itu sangat mungkin secara realitas politik. Kesempatan masih terbuka," ujar Iwel.
Beda dengan pimpinan DPR yang otomatis jatah parpol pemenang pemilu, pemilihan pimpinan MPR dilakukan secara paket. Masing-masing, empat dari fraksi di DPR dan satu dari unsur kelompok DPR.
Perolehan kursi hasil Pemilu 2019; PDIP (128 kursi), Partai Golkar (85 kursi), Partai Gerindra (78 kursi), Partai Nasdem (59 kursi), PKB (58 kursi), Partai Demokrat (54 kursi), PKS (50 kursi), PAN (44 kursi) dan PPP (19 kursi). [krm]