Tantangan baru dalam penyelenggaraan Pilkada 2020 akan bertambah seiring pelaksanaan yang digelar di masa pandemi covid-19. Salah satu tantangan yang berpotensi muncul yakni informasi bohong atau hoax dengan memanfaatkan situasi yang ada untuk membuat ketakutan bagi masyarakat untuk terlibat aktif dalam tahapan-tahapan pilkada hingga menyalurkan hak suaranya. "Pihak-pihak yang tidak senang pilkada berjalan lancar bisa saja memunculkan hoax soal corona, agar pemilih takut datang maupun mengikuti tahapan-tahapan pilkada seperti coklit data dan lainnya," kata Anggota KPU Kota Medan Zefrizal saat bertemu dengan anggota Media Center KPU Medan. Zefrizal mengatakan, kehadiran media massa menjadi hal ampuh untuk mencegah berkembangnya hoax dengan memanfaatkan pandemi covid-19 untuk mengganggu Pilkada 2020. Secara khusus di internal KPU Kota Medan menurutnya, seluruh tahapan dilakukan dengan senantiasa berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan (GTPP) Covid-19. Dengan demikian, tidak ada kegiatan maupun tahapan apapun yang berlangsung tanpa berkoordinasi dengan mereka dalam rangka pencegahan penyebaran covid-19. "Artinya kami juga memastikan seluruh tahapan dan petugas-petugas yang terlibat dalam tahapan tersebut benar-benar bersih dari covid-19. Kami akan terbuka mengenai informasi ini agar masyarakat tidak khawatir. Namun tentu, publikasi dari media massa sangat diperlukan agar masyarakat memperoleh informasi yang benar," ujarnya dalam FGD bersama Jurnalis, Sabtu (4/7) malam. Kekhawatiran KPU Medan tersebut beralasan, mengingat oleh banyak pengamat menyebut pandemi Covid-19 dapat membuat tingkat partisipasi berkurang. Karena masyarakat enggan untuk datang ke tempat keramaian, dan konsentrasi mereka terfokus pada pemulihan ekonomi yang terdampak parah akibat covid-19 tersebut. Namun, tidak sedikit juga yang mengatakan Pilkada ditengah pandemi covid-19 justru akan menjadi menarik karena akan memperlihatkan kemampuan para pasangan calon untuk mengemukakan berbagai ide memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat ditengah situasi bencana seperti saat ini. "Menarik juga, karena kita juga akan tahu sperti apa persepsi kandidat terhadap wabah corona, terhadapa new normal, dan tentu seperti apa visi, misi, dan programnya ke depan dalam mengantisipasi dan mengatasi wabah Covid-19 ini," kata pengamat politik UMSU, DR Arifin Saleh Siregar beberapa waktu lalu.[R]
Tantangan baru dalam penyelenggaraan Pilkada 2020 akan bertambah seiring pelaksanaan yang digelar di masa pandemi covid-19. Salah satu tantangan yang berpotensi muncul yakni informasi bohong atau hoax dengan memanfaatkan situasi yang ada untuk membuat ketakutan bagi masyarakat untuk terlibat aktif dalam tahapan-tahapan pilkada hingga menyalurkan hak suaranya. "Pihak-pihak yang tidak senang pilkada berjalan lancar bisa saja memunculkan hoax soal corona, agar pemilih takut datang maupun mengikuti tahapan-tahapan pilkada seperti coklit data dan lainnya," kata Anggota KPU Kota Medan Zefrizal saat bertemu dengan anggota Media Center KPU Medan. Zefrizal mengatakan, kehadiran media massa menjadi hal ampuh untuk mencegah berkembangnya hoax dengan memanfaatkan pandemi covid-19 untuk mengganggu Pilkada 2020. Secara khusus di internal KPU Kota Medan menurutnya, seluruh tahapan dilakukan dengan senantiasa berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan (GTPP) Covid-19. Dengan demikian, tidak ada kegiatan maupun tahapan apapun yang berlangsung tanpa berkoordinasi dengan mereka dalam rangka pencegahan penyebaran covid-19. "Artinya kami juga memastikan seluruh tahapan dan petugas-petugas yang terlibat dalam tahapan tersebut benar-benar bersih dari covid-19. Kami akan terbuka mengenai informasi ini agar masyarakat tidak khawatir. Namun tentu, publikasi dari media massa sangat diperlukan agar masyarakat memperoleh informasi yang benar," ujarnya dalam FGD bersama Jurnalis, Sabtu (4/7) malam. Kekhawatiran KPU Medan tersebut beralasan, mengingat oleh banyak pengamat menyebut pandemi Covid-19 dapat membuat tingkat partisipasi berkurang. Karena masyarakat enggan untuk datang ke tempat keramaian, dan konsentrasi mereka terfokus pada pemulihan ekonomi yang terdampak parah akibat covid-19 tersebut. Namun, tidak sedikit juga yang mengatakan Pilkada ditengah pandemi covid-19 justru akan menjadi menarik karena akan memperlihatkan kemampuan para pasangan calon untuk mengemukakan berbagai ide memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat ditengah situasi bencana seperti saat ini. "Menarik juga, karena kita juga akan tahu sperti apa persepsi kandidat terhadap wabah corona, terhadapa new normal, dan tentu seperti apa visi, misi, dan programnya ke depan dalam mengantisipasi dan mengatasi wabah Covid-19 ini," kata pengamat politik UMSU, DR Arifin Saleh Siregar beberapa waktu lalu.© Copyright 2024, All Rights Reserved