DI negeri kita, libur panjang di tiap jenjang pendidikan mulai sekolah dasar hingga perguruan tinggi berlangsung selama lebih kurang antara 6 hingga 8 minggu, di antara akhir tahun ajaran ke awal tahun ajaran berikutnya. Tulisan ini memusatkan perhatian pada jenjang sekolah dasar ( SD ).
Libur panjang adalah agenda tetap, rutin dan pasti, dianggap sebagai kegiatan biasa, sehingga luput dari perhatian kita untuk dikaji lebih lanjut. Pada masa libur panjang, biasanya para guru, staf administrasi dan petugas kebersihan juga ikut libur. Praktis tidak ada aktivitas di sekolah.
Jika diamati lebih cermat, keadaan gedung dan halaman sekolah keadaannya kotor. Rumput dan tanaman hias tumbuh lebih lebat dari biasanya, halaman lebih kotor. Semua ruangan kelas dan kantor dalam keadaan tertutup dan terkunci rapat. Di langit langit terutama di sudut bertengger sarang labah labah, di pojok lantai terdapat tumpukan kecil pasir yang dijadikan sarang oleh semut dan serangga. Lantai, meja dan bangku belajar penuh debu. Udara di dalam ruangan pengap, kotor, sirkulasi udara tidak lancar. Kamar mandi/toilet kondisinya sama atau lebih buruk, air di kamar mandi sudah jadi sarang nyamuk.
Demikianlah kondisi sebagian besar gedung sekolah, terutama sekolah negeri. Pada sekolah sekolah elit milik swasta mungkin kondisinya lebih baik. Sampai hari terakhir dari libur panjang, halaman dan gedung sekolah tidak kunjung dibersihkan untuk menyambut kehadiran siswa lama dan siswa baru. Pada hari pertama mulai tahun ajaran baru, kondisi sekolah masih tetap kotor dan tidak mungkin dapat dibersihkan semua pada hari itu.
Sementara itu kita amati kondisi siswa pada waktu yang sama. Sebagian siswa pergi mengunjungi kota kota wisata untuk berlibur bersama keluarganya. Sebagian lagi memilih pulang ke kampung halaman orang tuanya, berlibur sambil bersilaturahmi dengan keluarga besarnya. Biasanya sebagian besar orang tua baru mengakhiri liburannya sampai hari terakhir masa liburan. Selama liburan para siswa melakukan aktivitas fisik lebih dari hari hari biasa. Ketika tiba di rumah, para siswa dilanda kelelahan luar biasa. Butuh beberapa hari untuk proses Recovery agar kondisinya fit, dan mereka praktis tidak punya kesempatan untuk itu. Tidak tertutup kemungkinan para siswa di tempat liburan sudah membawa bibit penyakit.
Pada hari pertama masuk sekolah, mereka serentak pada waktu bersamaan berkumpul di tempat kotor dengan kepadatan tinggi dengan menghirup udara kotor dalam kondisi tubuh tidak fit. Jika beberapa orang dari siswa sudah membawa bibit penyakit, duduk rapat berdekatan satu sama lain, sementara sebagian dari mereka kondisinya tidak fit, maka sudah dapat diduga apa yang terjadi berikutnya.
Beberapa hari kemudian akan tampak hasil interaksi berbagai faktor itu. Sebagian siswa di tiap sekolah mulai menderita berbagai penyakit. Mereka yang sakit terpaksa menambah waktu liburannya di rumah atau rumah sakit. Hal ini tentu tidak diinginkan semua pihak, terutama para orang tua.
Bagaimana Respon Kita?
Setelah mengetahui situasi dan kondisi tersebut, seharusnya para orang tua berbicara dengan Kepala Sekolah, para guru, staf administrasi, Ketua dan Anggota Komite Sekolah mencari solusi atas masalah yang sebenarnya mudah. Oleh karena hampir semua pihak tidak memperhatikan, masalah ini luput dari perhatian. Pada masa mendatang masalah ini seharusnya tidak boleh diabaikan, demi kesehatan anak anak kita yang notabene adalah generasi penerus, pemikul amanah dari para Founding Father's (Pendiri Negara). [***]
© Copyright 2024, All Rights Reserved