TESIS tentang demokrasi melalui pemilihan umum pada akhirnya memang tidak akan seutuhnya pernah melahirkan wakil yang cukup cerdas. Setidaknya, hal ini dipertontonkan oleh Andika Prayogi Sinaga, Anggota DPRD Siantar dari Partai Hanura dengan logika yang sangat kacau. Pun dengan 26 anggota DPRD Siantar yang menolak berstatus ODP. Kepada Andika dan 26 anggota DPRD Siantar lainnya yang merasa keberatan masuk status Orang Dalam Pemantauan (ODP) virus corona. Saran saya perbanyak membaca literatur pandemi COVID 19 ini. Entah itu dari jurnal, berita atau dokumen terkait virus corona. Kalau anda belum sempat membaca, minta staff anda (jika ada) atau orang terdekat anda yang membacakannya. Agar pengetahuan anda sedikit bertambah dan tidak asal ngamuk. ODP itu adalah akronim dari Orang Dalam Pemantauan. Istilah ini populer dalam 1-2 bulan terakhir di Indonesia. ODP adalah tahap pemeriksaan paling awal sebelum seseorang masuk ke Pasien Dalam Pengawasan (PDP) kemudian Suspect Corona. Saya tidak akan melanjutkan ke bagian selanjutnya sebab istilah ODP saja anda belum benar-benar mengerti. Awalnya istilah ODP ini dimaknai sebagai orang yang menunjukkan gejala sakit karena sempat berkunjung ke negara episentrum atau sempat melakukan kontak dengan orang yang diduga positif corona. Namun, dengan banyaknya kasus corona tanpa disertai dengan gejala sakit, pemaknaan diperluas bagi mereka yang pernah mengunjungi wilayah yang terkena virus ini. Kepada Andika dan 26 angggota DPRD Siantar lainnya, anda-anda semua baru saja kembali dari Pulau Bali setelah berkunjung 8 Maret-11 Maret 2020 lalu. Saya sempat melihat rekaman Tik-tok anda, menarik dan penuh keceriaan. Pun di Provinsi Bali, hingga 21 Maret 2020 ada 4 orang yang positif corona dan 2 diantaranya meninggal. Saya tidak tahu, dari Medan ke Bali anda transit penerbangan dimana saja, apakah di Batam, Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan di Surabaya atau langsung menuju Bandara Ngurah Rai Bali. Anda bisa periksa masing-masing jumlah pasien dan korban meninggal wilayah tersebut. Setidaknya itu sekilas riwayat perjalanan anda. Kepada Andika dan 26 Anggota DPRD Siantar lainnnya, ketika Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dipastikan positif Corona. Bahkan status Presiden Jokowi pun masuk kategori ODP. Alasannya sebelum Budi Karya dinyatakan positif corona, Presiden Jokowi sempat kontak dengannya dalam rapat kabinet di Instana. Dan Puji Tuhan, 2-3 hari lalu melalui akun instagramnya Presiden Jokowi mengumumkan bahwa dirinya negatif corona. Ini kebahagiaan bagi kita semua. Kepada Andika dan 26 anggota DPRD Siantar lainnya, jangan marah, baper apalagi memukul meja. Sadarilah posisi anda-anda sekalian tidak lebih tinggi dari Presiden. Jika anda-anda sedikit atau kurang membaca berita soal corona saya mau beri sedikit informasi, jika Walikota Bogor Bima Arya mengumumkan sendiri bahwa dirinya positif corona, anak dari Menpan RB Tjahjo Kumolo positif corona, Wakil Presiden Iran positif corona, Presiden Brazil Jair Bolsonaro positif corona, Pesepakbola Juventus Dybala dan Matuidi positif corona dan masih banyak orang-orang terkenal lainnya yang dinyatakan positif corona. Kita berdoa agar mereka cepat sembuh. Kepada Andika dan 26 anggota DPRD Siantar lainnya, saya adalah alumni SMA 4 Negeri Siantar. Saya punya riwayat 3 tahun pernah tinggal di Siantar. Sesungguhnya saya malu membaca dan menonton video soal anda dalam menyikapi status ODP ini. Logika anda sesat dan sangat kacau, saat mengatakan bahwa ini ada kaitannya dengan pemakzulan Walikota Siantar Hefriansyah. Anda terlalu arogan dan pikiran anda terlalu bebal dalam mengaitkan hal ini dengan politik. Soal pada akhirnya banyak rakyat Siantar yang menjauhi anda, itu karena himbauan pemerintah agar jangan dulu ada keramaian dan bersalaman demi mengantisipasi pendemi ini semakin menyebar. Jangan baper. Kepada Andika dan 26 anggota DPRD Siantar lainnya, sesungguhnya status ODP itu adalah baik bagi kesehatan anda dan konstituen anda di dapil karena status anda sebagai penyambung lidah rakyat. Karena ODP saya mau katakan berbeda dengan DPO (Daftar Pencarian Orang). Jika anda masih tidak terima berstatus ODP, terlebih dahulu anda sebaiknya pergi ke psikolog. Coba cek kejiwaan anda.*** Anwar Saragih, Dosen Ilmu Politik USU
TESIS tentang demokrasi melalui pemilihan umum pada akhirnya memang tidak akan seutuhnya pernah melahirkan wakil yang cukup cerdas. Setidaknya, hal ini dipertontonkan oleh Andika Prayogi Sinaga, Anggota DPRD Siantar dari Partai Hanura dengan logika yang sangat kacau. Pun dengan 26 anggota DPRD Siantar yang menolak berstatus ODP. Kepada Andika dan 26 anggota DPRD Siantar lainnya yang merasa keberatan masuk status Orang Dalam Pemantauan (ODP) virus corona. Saran saya perbanyak membaca literatur pandemi COVID 19 ini. Entah itu dari jurnal, berita atau dokumen terkait virus corona. Kalau anda belum sempat membaca, minta staff anda (jika ada) atau orang terdekat anda yang membacakannya. Agar pengetahuan anda sedikit bertambah dan tidak asal ngamuk. ODP itu adalah akronim dari Orang Dalam Pemantauan. Istilah ini populer dalam 1-2 bulan terakhir di Indonesia. ODP adalah tahap pemeriksaan paling awal sebelum seseorang masuk ke Pasien Dalam Pengawasan (PDP) kemudian Suspect Corona. Saya tidak akan melanjutkan ke bagian selanjutnya sebab istilah ODP saja anda belum benar-benar mengerti. Awalnya istilah ODP ini dimaknai sebagai orang yang menunjukkan gejala sakit karena sempat berkunjung ke negara episentrum atau sempat melakukan kontak dengan orang yang diduga positif corona. Namun, dengan banyaknya kasus corona tanpa disertai dengan gejala sakit, pemaknaan diperluas bagi mereka yang pernah mengunjungi wilayah yang terkena virus ini. Kepada Andika dan 26 angggota DPRD Siantar lainnya, anda-anda semua baru saja kembali dari Pulau Bali setelah berkunjung 8 Maret-11 Maret 2020 lalu. Saya sempat melihat rekaman Tik-tok anda, menarik dan penuh keceriaan. Pun di Provinsi Bali, hingga 21 Maret 2020 ada 4 orang yang positif corona dan 2 diantaranya meninggal. Saya tidak tahu, dari Medan ke Bali anda transit penerbangan dimana saja, apakah di Batam, Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan di Surabaya atau langsung menuju Bandara Ngurah Rai Bali. Anda bisa periksa masing-masing jumlah pasien dan korban meninggal wilayah tersebut. Setidaknya itu sekilas riwayat perjalanan anda. Kepada Andika dan 26 Anggota DPRD Siantar lainnnya, ketika Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dipastikan positif Corona. Bahkan status Presiden Jokowi pun masuk kategori ODP. Alasannya sebelum Budi Karya dinyatakan positif corona, Presiden Jokowi sempat kontak dengannya dalam rapat kabinet di Instana. Dan Puji Tuhan, 2-3 hari lalu melalui akun instagramnya Presiden Jokowi mengumumkan bahwa dirinya negatif corona. Ini kebahagiaan bagi kita semua. Kepada Andika dan 26 anggota DPRD Siantar lainnya, jangan marah, baper apalagi memukul meja. Sadarilah posisi anda-anda sekalian tidak lebih tinggi dari Presiden. Jika anda-anda sedikit atau kurang membaca berita soal corona saya mau beri sedikit informasi, jika Walikota Bogor Bima Arya mengumumkan sendiri bahwa dirinya positif corona, anak dari Menpan RB Tjahjo Kumolo positif corona, Wakil Presiden Iran positif corona, Presiden Brazil Jair Bolsonaro positif corona, Pesepakbola Juventus Dybala dan Matuidi positif corona dan masih banyak orang-orang terkenal lainnya yang dinyatakan positif corona. Kita berdoa agar mereka cepat sembuh. Kepada Andika dan 26 anggota DPRD Siantar lainnya, saya adalah alumni SMA 4 Negeri Siantar. Saya punya riwayat 3 tahun pernah tinggal di Siantar. Sesungguhnya saya malu membaca dan menonton video soal anda dalam menyikapi status ODP ini. Logika anda sesat dan sangat kacau, saat mengatakan bahwa ini ada kaitannya dengan pemakzulan Walikota Siantar Hefriansyah. Anda terlalu arogan dan pikiran anda terlalu bebal dalam mengaitkan hal ini dengan politik. Soal pada akhirnya banyak rakyat Siantar yang menjauhi anda, itu karena himbauan pemerintah agar jangan dulu ada keramaian dan bersalaman demi mengantisipasi pendemi ini semakin menyebar. Jangan baper. Kepada Andika dan 26 anggota DPRD Siantar lainnya, sesungguhnya status ODP itu adalah baik bagi kesehatan anda dan konstituen anda di dapil karena status anda sebagai penyambung lidah rakyat. Karena ODP saya mau katakan berbeda dengan DPO (Daftar Pencarian Orang). Jika anda masih tidak terima berstatus ODP, terlebih dahulu anda sebaiknya pergi ke psikolog. Coba cek kejiwaan anda.*** Anwar Saragih, Dosen Ilmu Politik USU© Copyright 2024, All Rights Reserved