RMOLSumut. Mantan aktivis pergerakan mahasiwa 98 yaitu Adian Yunus Yusak Napitupulu mengatakan, reformasi 1998 memiliki kekurangan dan kelemahan, dan reformasi tersebut harus tetap tegak dan tidak boleh berhenti.
Hal itu disampaikannya usai menziarahi dua pejuang reformasi 12 Mei 1998 yakni Elang Mulia Lesmana dan Heri Hartanto, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (12/5) bersama dengan para alumnus Universitas Trisakti dan para mantan aktivis 1998.
"Reformasi itu tidak sempurna. Punya kekurangan punya kelemahan dan sebagainya. Harus tetap tegak tidak boleh berhenti," ungkap Adian.
Lanjut dia, jika tidak ada reformasi maka tidak akan ada partai-partai seperti PKB, Gerindra, PKS maupun PSI, bahkan tidak akan ada media-media pemberitaan saat ini.
"Kalian ini juga buah reformasi perjuangan yang meninggal disini. Nah apakah bangsa kini belajar dari reformasi kemaren? Ada yang belajar ada yang tidak," tandas politisi PDI Perjuangan ini. [krm/rmol]
Hal itu disampaikannya usai menziarahi dua pejuang reformasi 12 Mei 1998 yakni Elang Mulia Lesmana dan Heri Hartanto, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (12/5) bersama dengan para alumnus Universitas Trisakti dan para mantan aktivis 1998.
"Reformasi itu tidak sempurna. Punya kekurangan punya kelemahan dan sebagainya. Harus tetap tegak tidak boleh berhenti," ungkap Adian.
Lanjut dia, jika tidak ada reformasi maka tidak akan ada partai-partai seperti PKB, Gerindra, PKS maupun PSI, bahkan tidak akan ada media-media pemberitaan saat ini.
"Kalian ini juga buah reformasi perjuangan yang meninggal disini. Nah apakah bangsa kini belajar dari reformasi kemaren? Ada yang belajar ada yang tidak," tandas politisi PDI Perjuangan ini. [krm/rmol]
BERITA SEBELUMNYA
Prabowo-Sandi Unggul Atas Jokowi-Maruf Di Kalimantan Selatan
BERITA BERIKUTNYA
21 Tahun Reformasi, Sikap Kritis Mahasiswa Kini Kalah Dengan Emak-Emak
Berita Terkait
Van Joened
Berita Populer
