Nasib malang menimpa dua buah hati, Adrus Erwin Purba, warga Desa nagori Tongah, Purba, Simalungun. Keduanya, Zuani sehat Purba dan Natauli Purba iris, hanya terbaring kaku , tidak bisa bergerak karena kelumpuhan saraf motorik yang mereka derita sejak balita. Menurut sang ayah, Adrus Purba, penyakit yang diderita oleh kedua anaknya, sudah nampak sejak dari lahir, kondisi tubuhnya semakin menyedihkan. Awalnya hanya dirasakan oleh Zuandi, kemudian Nitauli putri semata wayang mereka juga kini mengalami hal yang sama. Adrus Purba pun sudah bolak-balik ke rumah sakit yang ada di kota Siantar, namun tidak ada kepastian jawaban dari rumah sakit bahwa anaknya ini bisa disembukan. Rumah sakit pun hanya menyarankan, kedua anaknya untuk rutin diterapi. Namun dikarenakan faktor biaya, Adrus Purba pun tidak sanggup melakukan saran dokter demikian. Walau biaya terapi tidak dikutip, lanjut Adrus, namun yang membuat berat adalah transportasi menuju rumah sakit. Dikatakannya, berhubung rumah sakit berada jauh dari desa mereka, memakan waktu 1,5 jam dan mengeluarkan biaya transportasi yang tidak sedikit, minimal Rp 100.000,- untuk ongkos pulang pergi naik kendaraan umum. Jika mengikuti saran dari dokter 3X seminggu untuk terapi, berarti Bang Purba harus menyisihkan biaya setidak 300 ribu per minggu, atau Rp 1.200.000,- perbulan. Sementara,gaji sebagai buruh tani hanya Rp. 70.000,- per hari untuk makan sehari-hari saja gak cukup bang,keluh bang Purba. Untuk meringankan beban Adrus dan keluarga, Tim ACT Sumut pun berkunjung dan menyerahkan bantuan langsung ke kediaman, keluarga Adrus, di Desa Nagori Tongah, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Berkat bantuan dari isteri Kepala Desa yang sudi menemani, akhirnya Tim ACT Sumut yang untuk melakukan assessment dan investigasi ke lokasi dengan didampingi Markom ACT Sumut, Ilham Moehammad, Program ACT Sumut Sakti Wibowo bertemu dengan keluarga dari adik kita Zuandi Sehat Purba dan Nitauli Purba. Dengan alas tikar seadanya, Bang Purba pun mempersilahkan Tim ACT Sumut masuk dan duduk bersama Zuandi Sehat Purba (7 tahun) dipangkuannya. Berdasarkan pertemuan itu, diketahui ketiadaan ekonomi ini lah, yang menyebabkan Adrus an isteri hanya dapat mengelus dada. Mereka hanya memberikan obat-obatan tradisional kepada kedua anaknya. Saat ini, hanya doa dan harapan sajalah yang dapat mereka berikan untuk kesembuhan kedua anaknya. Dan juga dukungan dari para donatur jika ada yang berkenan memberikan bantuan obat-obatan untuk anak mereka. ACT Sumut juga mengharapkan doa dari para Dermawan untuk kesembuhan kedua adik kita ini. [R]
Nasib malang menimpa dua buah hati, Adrus Erwin Purba, warga Desa nagori Tongah, Purba, Simalungun. Keduanya, Zuani sehat Purba dan Natauli Purba iris, hanya terbaring kaku , tidak bisa bergerak karena kelumpuhan saraf motorik yang mereka derita sejak balita. Menurut sang ayah, Adrus Purba, penyakit yang diderita oleh kedua anaknya, sudah nampak sejak dari lahir, kondisi tubuhnya semakin menyedihkan. Awalnya hanya dirasakan oleh Zuandi, kemudian Nitauli putri semata wayang mereka juga kini mengalami hal yang sama. Adrus Purba pun sudah bolak-balik ke rumah sakit yang ada di kota Siantar, namun tidak ada kepastian jawaban dari rumah sakit bahwa anaknya ini bisa disembukan. Rumah sakit pun hanya menyarankan, kedua anaknya untuk rutin diterapi. Namun dikarenakan faktor biaya, Adrus Purba pun tidak sanggup melakukan saran dokter demikian. Walau biaya terapi tidak dikutip, lanjut Adrus, namun yang membuat berat adalah transportasi menuju rumah sakit. Dikatakannya, berhubung rumah sakit berada jauh dari desa mereka, memakan waktu 1,5 jam dan mengeluarkan biaya transportasi yang tidak sedikit, minimal Rp 100.000,- untuk ongkos pulang pergi naik kendaraan umum. Jika mengikuti saran dari dokter 3X seminggu untuk terapi, berarti Bang Purba harus menyisihkan biaya setidak 300 ribu per minggu, atau Rp 1.200.000,- perbulan. Sementara,gaji sebagai buruh tani hanya Rp. 70.000,- per hari untuk makan sehari-hari saja gak cukup bang,keluh bang Purba. Untuk meringankan beban Adrus dan keluarga, Tim ACT Sumut pun berkunjung dan menyerahkan bantuan langsung ke kediaman, keluarga Adrus, di Desa Nagori Tongah, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Berkat bantuan dari isteri Kepala Desa yang sudi menemani, akhirnya Tim ACT Sumut yang untuk melakukan assessment dan investigasi ke lokasi dengan didampingi Markom ACT Sumut, Ilham Moehammad, Program ACT Sumut Sakti Wibowo bertemu dengan keluarga dari adik kita Zuandi Sehat Purba dan Nitauli Purba. Dengan alas tikar seadanya, Bang Purba pun mempersilahkan Tim ACT Sumut masuk dan duduk bersama Zuandi Sehat Purba (7 tahun) dipangkuannya. Berdasarkan pertemuan itu, diketahui ketiadaan ekonomi ini lah, yang menyebabkan Adrus an isteri hanya dapat mengelus dada. Mereka hanya memberikan obat-obatan tradisional kepada kedua anaknya. Saat ini, hanya doa dan harapan sajalah yang dapat mereka berikan untuk kesembuhan kedua anaknya. Dan juga dukungan dari para donatur jika ada yang berkenan memberikan bantuan obat-obatan untuk anak mereka. ACT Sumut juga mengharapkan doa dari para Dermawan untuk kesembuhan kedua adik kita ini.© Copyright 2024, All Rights Reserved