Anggota MPR RI Muhammad Nuh menggelar sosialiasi Empat Pilar kebangsaan, Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika dihadapan konstituennya di Kota Binjai, Sumatera Utara.
Hadir dalam kegiatan yang digelar di Kelurahan Pahlawan, Kecamatan Binjai Utara, seperti tokoh Pemuda Hendro Susanto, tokoh Perempuan Fitriyani, serta anggota DPRD Binjai dari Fraksi PKS, Khairil Anwar.
Menurut Muhammad Nuh, sosialiasi Empat Pilar Kebangsaan bermakna menumbuhkan rasa cinta terhadap Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam sosialiasi ini, Muhammad Nuh juga menyampaikan, Pancasila adalah Pilar pertama sebagai Ideologi Negara, serta merupakan rumusan dan pedoman hidup berbangsa dan bernegara.
Sedangkan Pilar kedua, menurut Muhammad Nuh yaitu Undang undang Dasar 1945, yang merupakan hukum tertinggi dalam strata hukum di Indonesia yang merupakan dasar dan hukum positif dasar negara Indonesia, sekaligus konstitusi Pemerintah.
Lebih lanjut dikatakan anggota MPR RI utusan Sumatera Utara ini, Pilar ketiga NKRI adalah bentuk Negara Indonesia yang sudah final dan tidak perlu diperdebatkan, tetapi kita semua harus mengimplementasikan dalam praktek kehidupan sehari hari.
“Sekarang ini sudah ada Tanda Tanda orang yang tidak lagi cinta NKRI, buktinya kita bisa lihat ada oknum oknum pengkhianat bergentayangan mengeksploitasi,menguras dan menggerogoti kekayaan alam Indonesia untuk kepentingan pribadi maupun pesanan dan kepentingan asing,” kata Muhammad Nuh, saat dikonfirmasi awak media, Selasa (29/9).
Dirinya juga berharap,,generasi muda sebaiknya harus melek sejarah, melek teknologi, serta dapat memanfaatkan IT secara bijak agar tidak terjebak dalam informasi yang menyesatkan (Hoax).
Perkembangan Informasi Teknologi yang sangat pesat, kata Muhammad Nuh, hendaknya menjadi jembatan guna mendukung tercapainya nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika kepada masyarakat.
Sementara Pilar Keempat Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan perwujudan keberagaman Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama namun tetap satu dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika yang mempersatukan bangsa Indonesia.
“Kita juga harus peka terhadap ancaman, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, agar Negara yang kita cintai ini tidak tercabik cabik oleh segelintir orang yang tidak bertanggung jawab berusaha merubah Pancasila menjadi Tri Sila bahkan Eka Sila,” tambah Muhammad Nuh.
Diakhir ucapannya, Muhammad Nuh mengatakan bahwa Pendiri Republik ini telah meletakkan Dasar Negara yang berketuhanan yang Maha Esa sebagai Sila Pertama.
© Copyright 2024, All Rights Reserved