Partai Nasdem mulai menampakkan kekecewaan atas sikap presiden terpilih Joko Widodo yang seperti berupaya merangkul Gerindra.
Hal itu tersirat dari pernyataan Akbar Faisal dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (30/7).
Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai kekecewaan partai besutan Surya Paloh sebagai hal yang wajar. Sebab, Nasdem ikut berjibaku memenangkan Jokowi, sementara Gerindra notabene adalah lawan politik.
Apalagi jika menyangkut pembagian kursi. Nasdem sebagai partai koalisi tentu tidak akan rela jatahnya dikurangi. Terlebih, Nasdem kini mengalami peningkatan suara yang signifikan di parlemen.
Namun demikian, Hendri Satrio sangsi Nasdem bakal berontak dan menjadi oposisi. Menurutnya, sulit membayangkan Nasdem berani mengambil langkah tersebut.
"Rasa kekecewaan di tubuh Nasdem pasti ada. Tetapi tidak akan oposisi," tegasnya kepada Kantor Berita RMOL, Kamis (1/8).
Hensat, sapaan akrabnya, menilai Nasdem bisa saja menjadi oposisi di parlemen. Dalam hal ini, mereka bisa mengkritik kebijakan Jokowi yang dianggap tidak ideal.
"Artinya tetap mendukung pemerintahan, tetapi di parlemen mungkin akan ada kebijakan Pak Jokowi yang dikritisi," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved