Pola hidup 'the new normal' yang sedang digagas pemerintah terkait pandemi covid-19 akan ikut berimbas pada pelaksanaan Pilkada langsung 2020. Jika jadi digelar pada tahun 2020 ini, maka Pilkada tersebut dipastikan lebih menarik. "Karena banyak kalangan dan masyarakat yang ingin tau seperti apa dilaksanakan dan ending dari pilkada itu," kata Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Arifin Saleh Siregar, Senin (25/5). Menarik kata Dekan FISIP UMSU ini, karena penyelenggara harus menyesuaikan berbagai kebutuhan dan aturan sesuai dengan tuntutan dari 'new normal' itu sendiri. Hal ini mulai dari cara kampanye, hingga cara pencoblosan di TPS. Kemudian dari para kandidat atau calon kepala daerah juga diharuskan merubah pola dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat. "Jika kerumunan atau keramaian tidak diperbolehkan, tentu harus ada model lain yang harus dilakukan para kandidat dan timnya. Medsos tentu jadi alternatif, tapi ini tentu tidak cukup apalagi di pelosok desa dan di daerah-daerah yang jangkauan fasilitas internetnya terbatas. Kandidat sering-sering turun bertatap muka, face to face atau home visit (kunjungan ke rumah) akan jadi alternatif lainnya," ujarnya. Disinilah menurutnya Pilkada itu akan semakin menarik karena akan terlihat seperti apa persepsi para kandidat terhadap wabah corona terhadap 'new normal' dan tentu akan terlihat seperti apa visi misi dan programnya ke depan berkaitan dengan wabah seperti ini. "Makanya, harapan saya, pilkada ini jangan ditunda lagi. Laksanakan saja di tengah keterbatasan. Di sinilah akan terlihat siapa calon kepala daerah yang siap, calon yang tanggap, dan calon punya visi mengatasi wabah," pungkasnya.[R]
Pola hidup 'the new normal' yang sedang digagas pemerintah terkait pandemi covid-19 akan ikut berimbas pada pelaksanaan Pilkada langsung 2020. Jika jadi digelar pada tahun 2020 ini, maka Pilkada tersebut dipastikan lebih menarik. "Karena banyak kalangan dan masyarakat yang ingin tau seperti apa dilaksanakan dan ending dari pilkada itu," kata Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Arifin Saleh Siregar, Senin (25/5). Menarik kata Dekan FISIP UMSU ini, karena penyelenggara harus menyesuaikan berbagai kebutuhan dan aturan sesuai dengan tuntutan dari 'new normal' itu sendiri. Hal ini mulai dari cara kampanye, hingga cara pencoblosan di TPS. Kemudian dari para kandidat atau calon kepala daerah juga diharuskan merubah pola dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat. "Jika kerumunan atau keramaian tidak diperbolehkan, tentu harus ada model lain yang harus dilakukan para kandidat dan timnya. Medsos tentu jadi alternatif, tapi ini tentu tidak cukup apalagi di pelosok desa dan di daerah-daerah yang jangkauan fasilitas internetnya terbatas. Kandidat sering-sering turun bertatap muka, face to face atau home visit (kunjungan ke rumah) akan jadi alternatif lainnya," ujarnya. Disinilah menurutnya Pilkada itu akan semakin menarik karena akan terlihat seperti apa persepsi para kandidat terhadap wabah corona terhadap 'new normal' dan tentu akan terlihat seperti apa visi misi dan programnya ke depan berkaitan dengan wabah seperti ini. "Makanya, harapan saya, pilkada ini jangan ditunda lagi. Laksanakan saja di tengah keterbatasan. Di sinilah akan terlihat siapa calon kepala daerah yang siap, calon yang tanggap, dan calon punya visi mengatasi wabah," pungkasnya.© Copyright 2024, All Rights Reserved