\"Yang penting itu jangan over cost politiknya, agar ada terobosan pembangunan di Medan. Semua tergantung partai politik, jangan terlalu besar ongkos perahu,\" katanya, Kamis (26/12).
Bengkel Ginting menyebutkan, jelang Pilkada Medan 2020 banyak muncul versi mengenai komposisi yang dinilai ideal untuk memimpin Kota Medan. Komposisi tersebut didasarkan pada faktor kesukuan yang harus mengakomodir lebih dari satu suku. Padahal menurutnya, hal itu tidak terlalu menjadi pembahasan penting sepanjang ongkos politik untuk duduk menjadi walikota dapat diminimalisir.
\"Pasangan ideal bisa dari mana saja, Mandailing, Toba, Karo, Jawa atau Melayu. Saya skeptis jika nantinya masih berlaku pepatah yang beridiom negatif Ini Medan Bung!,\" ujarnya.
Diketahui hingga saat ini pembahasan mengenai bakal calon walikota dan bakal calon wakil walikota masih terus mengemuka seiring Pilkada Medan 2020. Sejumlah nama sudah muncul dan mendaftar pada partai-partai politik namun belum ada satupun yang sudah ditetapkan.[R]
" itemprop="description"/>\"Yang penting itu jangan over cost politiknya, agar ada terobosan pembangunan di Medan. Semua tergantung partai politik, jangan terlalu besar ongkos perahu,\" katanya, Kamis (26/12).
Bengkel Ginting menyebutkan, jelang Pilkada Medan 2020 banyak muncul versi mengenai komposisi yang dinilai ideal untuk memimpin Kota Medan. Komposisi tersebut didasarkan pada faktor kesukuan yang harus mengakomodir lebih dari satu suku. Padahal menurutnya, hal itu tidak terlalu menjadi pembahasan penting sepanjang ongkos politik untuk duduk menjadi walikota dapat diminimalisir.
\"Pasangan ideal bisa dari mana saja, Mandailing, Toba, Karo, Jawa atau Melayu. Saya skeptis jika nantinya masih berlaku pepatah yang beridiom negatif Ini Medan Bung!,\" ujarnya.
Diketahui hingga saat ini pembahasan mengenai bakal calon walikota dan bakal calon wakil walikota masih terus mengemuka seiring Pilkada Medan 2020. Sejumlah nama sudah muncul dan mendaftar pada partai-partai politik namun belum ada satupun yang sudah ditetapkan.[R]
"/>\"Yang penting itu jangan over cost politiknya, agar ada terobosan pembangunan di Medan. Semua tergantung partai politik, jangan terlalu besar ongkos perahu,\" katanya, Kamis (26/12).
Bengkel Ginting menyebutkan, jelang Pilkada Medan 2020 banyak muncul versi mengenai komposisi yang dinilai ideal untuk memimpin Kota Medan. Komposisi tersebut didasarkan pada faktor kesukuan yang harus mengakomodir lebih dari satu suku. Padahal menurutnya, hal itu tidak terlalu menjadi pembahasan penting sepanjang ongkos politik untuk duduk menjadi walikota dapat diminimalisir.
\"Pasangan ideal bisa dari mana saja, Mandailing, Toba, Karo, Jawa atau Melayu. Saya skeptis jika nantinya masih berlaku pepatah yang beridiom negatif Ini Medan Bung!,\" ujarnya.
Diketahui hingga saat ini pembahasan mengenai bakal calon walikota dan bakal calon wakil walikota masih terus mengemuka seiring Pilkada Medan 2020. Sejumlah nama sudah muncul dan mendaftar pada partai-partai politik namun belum ada satupun yang sudah ditetapkan.[R]
"/>