Viral video yang merekam pengakuan seorang abang becak belum menerima uang bensin usai menghadiri kegiatan Hajatan Rakyat Ganjar-Mahfud di Istana Maimun beberapa waktu lalu membuat Hiras Silitonga keberatan.
Pria yang berprofesi sebagai penarik becak ini mengaku keberatan karena videonya tersebut menjadi viral pada akun tiktok milik lamsiang.hbb.
Ditemui di salah satu kawasan di Kota Medan, Hiras yang mengaku selalu hidup berpindah-pindah dengan istrinya tidak menyangka dirinya menjadi viral. Karena itulah ia sangat marah karena merasa menjadi korban politisasi berkaitan dengan dukung mendukung dalam kontestasi politik 2024 tersebut. Ia pun berharap pemilik akun tersebut segera menghapus konten berisi pengakuannya tersebut.
“Tolong kau hapus yang kau viralkan itu,” katanya.
Silitonga berkisah, awal pertemuannya dengan pemilik akun Tiktok lamsiang.hbb. Kala itu, ia bersama dengan abang becak lainnya sedang melintas di kawasan Jl. Sisingamangaraja Medan. Tiba-tiba mobil putih yang dikendari pemilik akun berhenti dan memanggil mereka.
"Pas kami lewat dipanggil kawan. Tonga, Tonga, dipanggil mobil putih itu kita. Berhenti! Ada pembagian. Terus kami berhenti dan disuruh kumpul. Lalu dibilangnya siapa juru bicaranya ini. Tapi kami gak tau di sudah di video," papar Silitonga.
Pemilik akun kemudian melempar pertanyaan. Silitonga dan rekannya menyatakan mereka tidak diberi makan dan belum mendapat baiaya ganti BBM, meski telah ikut dalam acara Hajatan Rakyat Ganjar – Mahfud di Istana Maimoon, Medan. Usai merekam, pemilik akun menyerahkan uang Rp 50 ribu kemudian berlalu.
“Memang kami tidak dapat nasi, tapi ada di kasih roti dan minum koordinator. Begitu juga saat di lokasi acara ada di kasih bingkisan dari penyelenggara,” jelas Silitonga.
Silitonga sangat menyayangkan beredarnya video tersebut hingga ia menuai malu dalam kamunitas abang becak dan kerap mendapat ejekan.
"Saya meminta maaf. Saya tidak tau di videokan. Mengapa begitu jahat kali dia termasuk di viral kan. Jangan dimanfaatkan kami orang susah ini," ujar Silitonga sedih.
Silitonga berkisah untuk bertahan hidup, ia dan isterinya Br. Hutapea, tidur diatas becak dan hidup berpindah-pindah. Pasangan ini kerap terlihat di seputaran persimpangan Jl. Sisingamangaraja – Jl. Pelangi dan Bundaran Patung Sisingamangaraja XII, Teladan, Medan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved