Kritik-kritik
kepada pemerintah, khususnya yang dialamatkan kepada Menperin itu,
dinilai tidak tepat oleh ekonom muda Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia
(ISEI) Bandung Koordinator Jawa Barat, Aditia Febriansyah.
\"Sebagai
buatan anak bangsa, terlepas sebagian komponennya masih impor dan
terlepas dari faktor Jokowi, Esemka perlu diapresiasi oleh pemerintah
dan publik,\" ujar Aditia seperti dikutip dari Kantor Berita RMOLJabar, Kamis (12/9).
Dikatakan
Aditia, pemerintah sejak awal terlibat dalam proses perijinan dan
serangkaian uji kelayakan Esemka. Sangat wajar jika pemerintah ikut
berbicara saat peluncurannya ke pasar.
\"Justru, pemerintah harus muncul dan bicara supaya publik tahu lebih banyak tentang produk ini,\" tambah dia.
Aditia
mengatakan, masyarakat menunggu-nunggu keluarnya produk mobil Esemka
karena ide untuk memproduksi mobil yang awalnya dirakit oleh anak-anak
SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) di Solo itu terus diupayakan oleh para
perintisnya. Keberhasilan produsen Esemka meluncurkan produk mobil
tersebut, tak perlu dipolitisasi terlalu jauh.
\"Kalau kita mau
jujur, faktanya para perintis dan produsen Esemka terus berupaya dan tak
kenal lelah untuk mendapatkan ijin. Bukan karena ada Jokowi lalu mobil
ini ujug-ujug dilaunching ke pasar,\" terang Aditia.
\"Esemka kan
awalnya gagal menjalani uji emisi Euro-2 di Balai Termodinamika Motor
dan Populasi, tapi mencoba terus hingga lulus. Terakhir, mereka
merampungkan uji homologasi dari Kemenperin,\" tambah dia.
Lebih
lanjut Aditia menilai bahwa tampilnya Airlangga berbicara mengenai
Esemka menunjukkan dirinya memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai
industri otomotif dalam negeri serta mengikuti betul perkembangan
Esemka. Dengan berbicara mengenai Esemka, Airlangga juga disebutnya
berani pasang badan†untuk industri otomotif nasional, walau mendapatkan
kritik dari berbagai kalangan.
\"Ini sekali lagi menunjukkan,
Airlangga adalah menteri profesional yang dapat diandalkan Presiden dan
juga negarawan yang mampu menempatkan diri secara tepat,\" terang Aditia.
[fak] " itemprop="description"/>
Kritik-kritik
kepada pemerintah, khususnya yang dialamatkan kepada Menperin itu,
dinilai tidak tepat oleh ekonom muda Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia
(ISEI) Bandung Koordinator Jawa Barat, Aditia Febriansyah.
\"Sebagai
buatan anak bangsa, terlepas sebagian komponennya masih impor dan
terlepas dari faktor Jokowi, Esemka perlu diapresiasi oleh pemerintah
dan publik,\" ujar Aditia seperti dikutip dari Kantor Berita RMOLJabar, Kamis (12/9).
Dikatakan
Aditia, pemerintah sejak awal terlibat dalam proses perijinan dan
serangkaian uji kelayakan Esemka. Sangat wajar jika pemerintah ikut
berbicara saat peluncurannya ke pasar.
\"Justru, pemerintah harus muncul dan bicara supaya publik tahu lebih banyak tentang produk ini,\" tambah dia.
Aditia
mengatakan, masyarakat menunggu-nunggu keluarnya produk mobil Esemka
karena ide untuk memproduksi mobil yang awalnya dirakit oleh anak-anak
SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) di Solo itu terus diupayakan oleh para
perintisnya. Keberhasilan produsen Esemka meluncurkan produk mobil
tersebut, tak perlu dipolitisasi terlalu jauh.
\"Kalau kita mau
jujur, faktanya para perintis dan produsen Esemka terus berupaya dan tak
kenal lelah untuk mendapatkan ijin. Bukan karena ada Jokowi lalu mobil
ini ujug-ujug dilaunching ke pasar,\" terang Aditia.
\"Esemka kan
awalnya gagal menjalani uji emisi Euro-2 di Balai Termodinamika Motor
dan Populasi, tapi mencoba terus hingga lulus. Terakhir, mereka
merampungkan uji homologasi dari Kemenperin,\" tambah dia.
Lebih
lanjut Aditia menilai bahwa tampilnya Airlangga berbicara mengenai
Esemka menunjukkan dirinya memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai
industri otomotif dalam negeri serta mengikuti betul perkembangan
Esemka. Dengan berbicara mengenai Esemka, Airlangga juga disebutnya
berani pasang badan†untuk industri otomotif nasional, walau mendapatkan
kritik dari berbagai kalangan.
\"Ini sekali lagi menunjukkan,
Airlangga adalah menteri profesional yang dapat diandalkan Presiden dan
juga negarawan yang mampu menempatkan diri secara tepat,\" terang Aditia.
[fak] "/>
Kritik-kritik
kepada pemerintah, khususnya yang dialamatkan kepada Menperin itu,
dinilai tidak tepat oleh ekonom muda Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia
(ISEI) Bandung Koordinator Jawa Barat, Aditia Febriansyah.
\"Sebagai
buatan anak bangsa, terlepas sebagian komponennya masih impor dan
terlepas dari faktor Jokowi, Esemka perlu diapresiasi oleh pemerintah
dan publik,\" ujar Aditia seperti dikutip dari Kantor Berita RMOLJabar, Kamis (12/9).
Dikatakan
Aditia, pemerintah sejak awal terlibat dalam proses perijinan dan
serangkaian uji kelayakan Esemka. Sangat wajar jika pemerintah ikut
berbicara saat peluncurannya ke pasar.
\"Justru, pemerintah harus muncul dan bicara supaya publik tahu lebih banyak tentang produk ini,\" tambah dia.
Aditia
mengatakan, masyarakat menunggu-nunggu keluarnya produk mobil Esemka
karena ide untuk memproduksi mobil yang awalnya dirakit oleh anak-anak
SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) di Solo itu terus diupayakan oleh para
perintisnya. Keberhasilan produsen Esemka meluncurkan produk mobil
tersebut, tak perlu dipolitisasi terlalu jauh.
\"Kalau kita mau
jujur, faktanya para perintis dan produsen Esemka terus berupaya dan tak
kenal lelah untuk mendapatkan ijin. Bukan karena ada Jokowi lalu mobil
ini ujug-ujug dilaunching ke pasar,\" terang Aditia.
\"Esemka kan
awalnya gagal menjalani uji emisi Euro-2 di Balai Termodinamika Motor
dan Populasi, tapi mencoba terus hingga lulus. Terakhir, mereka
merampungkan uji homologasi dari Kemenperin,\" tambah dia.
Lebih
lanjut Aditia menilai bahwa tampilnya Airlangga berbicara mengenai
Esemka menunjukkan dirinya memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai
industri otomotif dalam negeri serta mengikuti betul perkembangan
Esemka. Dengan berbicara mengenai Esemka, Airlangga juga disebutnya
berani pasang badan†untuk industri otomotif nasional, walau mendapatkan
kritik dari berbagai kalangan.
\"Ini sekali lagi menunjukkan,
Airlangga adalah menteri profesional yang dapat diandalkan Presiden dan
juga negarawan yang mampu menempatkan diri secara tepat,\" terang Aditia.
[fak] "/>
Peluncuran mobil Esemka di Boyolali, minggu lalu,
mendapatkan kritik dari sebagian netizen. Salah satu sasaran kritik
adalah Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto, yang
dipandang sangat aktif menjadi narasumber media saat launching Esemka.
Pasalnya,
Esemka disebut-sebut sebagai produk swasta dan bukan mobil nasional,
sehingga kegigihan Menperin dalam "membela" produk tersebut
dipertanyakan. Airlangga pun dianggap telah berperan jadi benteng
politik†bagi Presiden Jokowi, orang yang pertama kali mempopulerkan
Esemka saat masih menjadi Walikota Solo, sewindu lalu.
Kritik-kritik
kepada pemerintah, khususnya yang dialamatkan kepada Menperin itu,
dinilai tidak tepat oleh ekonom muda Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia
(ISEI) Bandung Koordinator Jawa Barat, Aditia Febriansyah.
"Sebagai
buatan anak bangsa, terlepas sebagian komponennya masih impor dan
terlepas dari faktor Jokowi, Esemka perlu diapresiasi oleh pemerintah
dan publik," ujar Aditia seperti dikutip dari Kantor Berita RMOLJabar, Kamis (12/9).
Dikatakan
Aditia, pemerintah sejak awal terlibat dalam proses perijinan dan
serangkaian uji kelayakan Esemka. Sangat wajar jika pemerintah ikut
berbicara saat peluncurannya ke pasar.
"Justru, pemerintah harus muncul dan bicara supaya publik tahu lebih banyak tentang produk ini," tambah dia.
Aditia
mengatakan, masyarakat menunggu-nunggu keluarnya produk mobil Esemka
karena ide untuk memproduksi mobil yang awalnya dirakit oleh anak-anak
SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) di Solo itu terus diupayakan oleh para
perintisnya. Keberhasilan produsen Esemka meluncurkan produk mobil
tersebut, tak perlu dipolitisasi terlalu jauh.
"Kalau kita mau
jujur, faktanya para perintis dan produsen Esemka terus berupaya dan tak
kenal lelah untuk mendapatkan ijin. Bukan karena ada Jokowi lalu mobil
ini ujug-ujug dilaunching ke pasar," terang Aditia.
"Esemka kan
awalnya gagal menjalani uji emisi Euro-2 di Balai Termodinamika Motor
dan Populasi, tapi mencoba terus hingga lulus. Terakhir, mereka
merampungkan uji homologasi dari Kemenperin," tambah dia.
Lebih
lanjut Aditia menilai bahwa tampilnya Airlangga berbicara mengenai
Esemka menunjukkan dirinya memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai
industri otomotif dalam negeri serta mengikuti betul perkembangan
Esemka. Dengan berbicara mengenai Esemka, Airlangga juga disebutnya
berani pasang badan†untuk industri otomotif nasional, walau mendapatkan
kritik dari berbagai kalangan.
"Ini sekali lagi menunjukkan,
Airlangga adalah menteri profesional yang dapat diandalkan Presiden dan
juga negarawan yang mampu menempatkan diri secara tepat," terang Aditia.
[fak]
Peluncuran mobil Esemka di Boyolali, minggu lalu,
mendapatkan kritik dari sebagian netizen. Salah satu sasaran kritik
adalah Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto, yang
dipandang sangat aktif menjadi narasumber media saat launching Esemka.
Pasalnya,
Esemka disebut-sebut sebagai produk swasta dan bukan mobil nasional,
sehingga kegigihan Menperin dalam "membela" produk tersebut
dipertanyakan. Airlangga pun dianggap telah berperan jadi benteng
politik†bagi Presiden Jokowi, orang yang pertama kali mempopulerkan
Esemka saat masih menjadi Walikota Solo, sewindu lalu.
Kritik-kritik
kepada pemerintah, khususnya yang dialamatkan kepada Menperin itu,
dinilai tidak tepat oleh ekonom muda Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia
(ISEI) Bandung Koordinator Jawa Barat, Aditia Febriansyah.
"Sebagai
buatan anak bangsa, terlepas sebagian komponennya masih impor dan
terlepas dari faktor Jokowi, Esemka perlu diapresiasi oleh pemerintah
dan publik," ujar Aditia seperti dikutip dari Kantor Berita RMOLJabar, Kamis (12/9).
Dikatakan
Aditia, pemerintah sejak awal terlibat dalam proses perijinan dan
serangkaian uji kelayakan Esemka. Sangat wajar jika pemerintah ikut
berbicara saat peluncurannya ke pasar.
"Justru, pemerintah harus muncul dan bicara supaya publik tahu lebih banyak tentang produk ini," tambah dia.
Aditia
mengatakan, masyarakat menunggu-nunggu keluarnya produk mobil Esemka
karena ide untuk memproduksi mobil yang awalnya dirakit oleh anak-anak
SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) di Solo itu terus diupayakan oleh para
perintisnya. Keberhasilan produsen Esemka meluncurkan produk mobil
tersebut, tak perlu dipolitisasi terlalu jauh.
"Kalau kita mau
jujur, faktanya para perintis dan produsen Esemka terus berupaya dan tak
kenal lelah untuk mendapatkan ijin. Bukan karena ada Jokowi lalu mobil
ini ujug-ujug dilaunching ke pasar," terang Aditia.
"Esemka kan
awalnya gagal menjalani uji emisi Euro-2 di Balai Termodinamika Motor
dan Populasi, tapi mencoba terus hingga lulus. Terakhir, mereka
merampungkan uji homologasi dari Kemenperin," tambah dia.
Lebih
lanjut Aditia menilai bahwa tampilnya Airlangga berbicara mengenai
Esemka menunjukkan dirinya memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai
industri otomotif dalam negeri serta mengikuti betul perkembangan
Esemka. Dengan berbicara mengenai Esemka, Airlangga juga disebutnya
berani pasang badan†untuk industri otomotif nasional, walau mendapatkan
kritik dari berbagai kalangan.
"Ini sekali lagi menunjukkan,
Airlangga adalah menteri profesional yang dapat diandalkan Presiden dan
juga negarawan yang mampu menempatkan diri secara tepat," terang Aditia.
[fak]