Feby menjelaskan, hingga saat ini PLN Sumut belum memiliki pembangkit listrik tenaga biogas. Karena itulah kerjasama dengan Asian Agri perusahaan sawit yang memiliki pembangkit listrik untuk perusahaan mereka sendiri. Kerjasama ini menurutnya dilakukan pada dua lokasi pembangkit. Dalam skema kerjasama ini PLN bisa memasok listrik sebesar 0,2 MW dan 0,4 M dengan status \"undedicated supply\".
Artinya, PLN dapat meminta pasokan listrik tersebut bila dibutuhkan, tetapi bila tidak mendapatkannya, Asian Agri tidak terkena penalti.
\"Skema ini juga yang akan diterapkan kepada perusahaan-perusahaan pemilik pembangkit biogas berikutnya yang ingin bekerjasama dengan PLN Sumut,\" ujarnya.
Terpisah, Head Plantation Asian Agri Sumut dan Riau, Omri Samosir, mengungkapkan dari 10 unit yang sudah dan sedang dalam proses pembangunan, sejumlah PLTBg sudah dapat menyuplai PLN. Di antaranya PLTBg Pabrik Gunung Melayu Satu (PGMS) milik anak usahanya, PT Saudara Sejati Luhur, di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan.
PLTBg PGMS yang dibangun pada 2015 itu sudah memasok PLN sekitar 30 persen dari kapasitas produksi listriknya yang sebesar 2,2 MW, sejak 2017. Sedangkan 70 persen lainnya digunakan untuk kepentingan atau kebutuhan perusahaan.
Tehnical Controller Mill Asian Agri Wilayah Asahan, Budi Darmawansyach, menyebutkan PLTBg ini menggunakan limbah cair dari pabrik kelapa sawit berkapasitas 60 ton per jam dan mampu menghasilkan energi listrik hingga 2,2 MW.
Pada tahap I, kerja sama dengan PLN masih sekitar 400 Kwh per jam, tetapi tahap II akan ditingkatkan lagi sebesar 800 Kwh sehinga akan menjadi total 1.200 Kwh." itemprop="description"/>
Feby menjelaskan, hingga saat ini PLN Sumut belum memiliki pembangkit listrik tenaga biogas. Karena itulah kerjasama dengan Asian Agri perusahaan sawit yang memiliki pembangkit listrik untuk perusahaan mereka sendiri. Kerjasama ini menurutnya dilakukan pada dua lokasi pembangkit. Dalam skema kerjasama ini PLN bisa memasok listrik sebesar 0,2 MW dan 0,4 M dengan status \"undedicated supply\".
Artinya, PLN dapat meminta pasokan listrik tersebut bila dibutuhkan, tetapi bila tidak mendapatkannya, Asian Agri tidak terkena penalti.
\"Skema ini juga yang akan diterapkan kepada perusahaan-perusahaan pemilik pembangkit biogas berikutnya yang ingin bekerjasama dengan PLN Sumut,\" ujarnya.
Terpisah, Head Plantation Asian Agri Sumut dan Riau, Omri Samosir, mengungkapkan dari 10 unit yang sudah dan sedang dalam proses pembangunan, sejumlah PLTBg sudah dapat menyuplai PLN. Di antaranya PLTBg Pabrik Gunung Melayu Satu (PGMS) milik anak usahanya, PT Saudara Sejati Luhur, di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan.
PLTBg PGMS yang dibangun pada 2015 itu sudah memasok PLN sekitar 30 persen dari kapasitas produksi listriknya yang sebesar 2,2 MW, sejak 2017. Sedangkan 70 persen lainnya digunakan untuk kepentingan atau kebutuhan perusahaan.
Tehnical Controller Mill Asian Agri Wilayah Asahan, Budi Darmawansyach, menyebutkan PLTBg ini menggunakan limbah cair dari pabrik kelapa sawit berkapasitas 60 ton per jam dan mampu menghasilkan energi listrik hingga 2,2 MW.
Pada tahap I, kerja sama dengan PLN masih sekitar 400 Kwh per jam, tetapi tahap II akan ditingkatkan lagi sebesar 800 Kwh sehinga akan menjadi total 1.200 Kwh."/>
Feby menjelaskan, hingga saat ini PLN Sumut belum memiliki pembangkit listrik tenaga biogas. Karena itulah kerjasama dengan Asian Agri perusahaan sawit yang memiliki pembangkit listrik untuk perusahaan mereka sendiri. Kerjasama ini menurutnya dilakukan pada dua lokasi pembangkit. Dalam skema kerjasama ini PLN bisa memasok listrik sebesar 0,2 MW dan 0,4 M dengan status \"undedicated supply\".
Artinya, PLN dapat meminta pasokan listrik tersebut bila dibutuhkan, tetapi bila tidak mendapatkannya, Asian Agri tidak terkena penalti.
\"Skema ini juga yang akan diterapkan kepada perusahaan-perusahaan pemilik pembangkit biogas berikutnya yang ingin bekerjasama dengan PLN Sumut,\" ujarnya.
Terpisah, Head Plantation Asian Agri Sumut dan Riau, Omri Samosir, mengungkapkan dari 10 unit yang sudah dan sedang dalam proses pembangunan, sejumlah PLTBg sudah dapat menyuplai PLN. Di antaranya PLTBg Pabrik Gunung Melayu Satu (PGMS) milik anak usahanya, PT Saudara Sejati Luhur, di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan.
PLTBg PGMS yang dibangun pada 2015 itu sudah memasok PLN sekitar 30 persen dari kapasitas produksi listriknya yang sebesar 2,2 MW, sejak 2017. Sedangkan 70 persen lainnya digunakan untuk kepentingan atau kebutuhan perusahaan.
Tehnical Controller Mill Asian Agri Wilayah Asahan, Budi Darmawansyach, menyebutkan PLTBg ini menggunakan limbah cair dari pabrik kelapa sawit berkapasitas 60 ton per jam dan mampu menghasilkan energi listrik hingga 2,2 MW.
Pada tahap I, kerja sama dengan PLN masih sekitar 400 Kwh per jam, tetapi tahap II akan ditingkatkan lagi sebesar 800 Kwh sehinga akan menjadi total 1.200 Kwh."/>
Pihak PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara kembali membuka kerjasama dengan pihak swasta untuk pembangkit listrik tenaga biogas. Perusahaan swasta yang digandeng kali ini yakni Asiang Agri selaku pihak yang membangun pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg). General Manajer PT PLN Unit Induk WIlayah Sumatera Utara, Feby Joko Priharti mengatakan kerjasama ini menjadi upaya mereka untuk terus mendorong pemanfaatan energi terbarukan sebagai pembangkit listrik.
"Sumut memang memiliki potensi besar untuk mengembangkan energi terbarukan, terutama dari tenaga air, panas bumi dan biogas," katanya, Jumat (18/1/2019).
Feby menjelaskan, hingga saat ini PLN Sumut belum memiliki pembangkit listrik tenaga biogas. Karena itulah kerjasama dengan Asian Agri perusahaan sawit yang memiliki pembangkit listrik untuk perusahaan mereka sendiri. Kerjasama ini menurutnya dilakukan pada dua lokasi pembangkit. Dalam skema kerjasama ini PLN bisa memasok listrik sebesar 0,2 MW dan 0,4 M dengan status "undedicated supply".
Artinya, PLN dapat meminta pasokan listrik tersebut bila dibutuhkan, tetapi bila tidak mendapatkannya, Asian Agri tidak terkena penalti.
"Skema ini juga yang akan diterapkan kepada perusahaan-perusahaan pemilik pembangkit biogas berikutnya yang ingin bekerjasama dengan PLN Sumut," ujarnya.
Terpisah, Head Plantation Asian Agri Sumut dan Riau, Omri Samosir, mengungkapkan dari 10 unit yang sudah dan sedang dalam proses pembangunan, sejumlah PLTBg sudah dapat menyuplai PLN. Di antaranya PLTBg Pabrik Gunung Melayu Satu (PGMS) milik anak usahanya, PT Saudara Sejati Luhur, di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan.
PLTBg PGMS yang dibangun pada 2015 itu sudah memasok PLN sekitar 30 persen dari kapasitas produksi listriknya yang sebesar 2,2 MW, sejak 2017. Sedangkan 70 persen lainnya digunakan untuk kepentingan atau kebutuhan perusahaan.
Tehnical Controller Mill Asian Agri Wilayah Asahan, Budi Darmawansyach, menyebutkan PLTBg ini menggunakan limbah cair dari pabrik kelapa sawit berkapasitas 60 ton per jam dan mampu menghasilkan energi listrik hingga 2,2 MW.
Pada tahap I, kerja sama dengan PLN masih sekitar 400 Kwh per jam, tetapi tahap II akan ditingkatkan lagi sebesar 800 Kwh sehinga akan menjadi total 1.200 Kwh.
Pihak PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara kembali membuka kerjasama dengan pihak swasta untuk pembangkit listrik tenaga biogas. Perusahaan swasta yang digandeng kali ini yakni Asiang Agri selaku pihak yang membangun pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg). General Manajer PT PLN Unit Induk WIlayah Sumatera Utara, Feby Joko Priharti mengatakan kerjasama ini menjadi upaya mereka untuk terus mendorong pemanfaatan energi terbarukan sebagai pembangkit listrik.
"Sumut memang memiliki potensi besar untuk mengembangkan energi terbarukan, terutama dari tenaga air, panas bumi dan biogas," katanya, Jumat (18/1/2019).
Feby menjelaskan, hingga saat ini PLN Sumut belum memiliki pembangkit listrik tenaga biogas. Karena itulah kerjasama dengan Asian Agri perusahaan sawit yang memiliki pembangkit listrik untuk perusahaan mereka sendiri. Kerjasama ini menurutnya dilakukan pada dua lokasi pembangkit. Dalam skema kerjasama ini PLN bisa memasok listrik sebesar 0,2 MW dan 0,4 M dengan status "undedicated supply".
Artinya, PLN dapat meminta pasokan listrik tersebut bila dibutuhkan, tetapi bila tidak mendapatkannya, Asian Agri tidak terkena penalti.
"Skema ini juga yang akan diterapkan kepada perusahaan-perusahaan pemilik pembangkit biogas berikutnya yang ingin bekerjasama dengan PLN Sumut," ujarnya.
Terpisah, Head Plantation Asian Agri Sumut dan Riau, Omri Samosir, mengungkapkan dari 10 unit yang sudah dan sedang dalam proses pembangunan, sejumlah PLTBg sudah dapat menyuplai PLN. Di antaranya PLTBg Pabrik Gunung Melayu Satu (PGMS) milik anak usahanya, PT Saudara Sejati Luhur, di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan.
PLTBg PGMS yang dibangun pada 2015 itu sudah memasok PLN sekitar 30 persen dari kapasitas produksi listriknya yang sebesar 2,2 MW, sejak 2017. Sedangkan 70 persen lainnya digunakan untuk kepentingan atau kebutuhan perusahaan.
Tehnical Controller Mill Asian Agri Wilayah Asahan, Budi Darmawansyach, menyebutkan PLTBg ini menggunakan limbah cair dari pabrik kelapa sawit berkapasitas 60 ton per jam dan mampu menghasilkan energi listrik hingga 2,2 MW.
Pada tahap I, kerja sama dengan PLN masih sekitar 400 Kwh per jam, tetapi tahap II akan ditingkatkan lagi sebesar 800 Kwh sehinga akan menjadi total 1.200 Kwh.