Pengamat Politik Universitas Sumatera Utara, Faisal Mahrawa menilai dua Akhyar Nasution dan Bobby Nasution masing-masing 'modal besar' untuk maju dalam perhelatan Pilkada Medan 2020. Hal ini disampaikannya terkait semakin intensifnya pembicaraan terhadap dua nama tersebut dalam isu politik di Kota Medan belakangan ini. Dalam perbincangan dengan RMOLSumut, modal ini menurut Faisal yakni terkait dengan status yang dimiliki masing-masing dalam mencari simpatik masyarakat terutama berkaitan dengan pandemi Covid-19 saat ini. "Sebagai petahana Akhyar Nasution tentu saja punya peluang. Jika penanganan covid bisa dikelola dengan baik. Bukan tidak mungkin akan muncul simpati dan dukungan dari calon pemilih. Sebaliknya, jika muncul polemik dan masalah terkait penanganan ini, alih-alih mendapatkan dukungan, justru calon pemilih akan menarik dukungan," katanya, Rabu (17/6). Sedangkan Bobby Nasution kata Faisal juga memiliki potensi pada bidang lain. Minusnya ia akan dianggap 'akan dimenangkan karena merupakan bagian dari 'keluarga istana'. Namun terlepas dari dia merupakan bagian dari 'keluarga istana', intensitasnya turun ke masyarakat ditambah besarnya keinginan masyarakat akan munculnya sosok-sosok baru memimpin Kota Medan merupakan kartu as baginya. "Sekarang kan anak muda selalu identik dengan ide dan gagasan. Dan dia juga dianggap jadi pembuka langsung akses penentu kebijakan dari pusat ke Medan," ujarnya. Sayangnya menurut Faisal, keduanya merupakan kader PDI Perjuangan sehingga tidak mungkin untuk mendapat restu maju secara bersama-sama. Ia yakin PDI Perjuangan akan segera memunculkan nama yang akan didukung secara resmi di Pilkada Medan 2020. "PDIP punya fatsun sendiri. Saya kira DPP tak lama lagi akan menentukan sikapnya terkait rekomendasi. Karena, bahkan sebelum wabah covid, proses ini sudah berjalan. Bakal calon kepala daerah bahkan sudah dipanggil dan mengikuti fit and proper test," pungkasnya.[R]
Pengamat Politik Universitas Sumatera Utara, Faisal Mahrawa menilai dua Akhyar Nasution dan Bobby Nasution masing-masing 'modal besar' untuk maju dalam perhelatan Pilkada Medan 2020. Hal ini disampaikannya terkait semakin intensifnya pembicaraan terhadap dua nama tersebut dalam isu politik di Kota Medan belakangan ini. Dalam perbincangan dengan RMOLSumut, modal ini menurut Faisal yakni terkait dengan status yang dimiliki masing-masing dalam mencari simpatik masyarakat terutama berkaitan dengan pandemi Covid-19 saat ini. "Sebagai petahana Akhyar Nasution tentu saja punya peluang. Jika penanganan covid bisa dikelola dengan baik. Bukan tidak mungkin akan muncul simpati dan dukungan dari calon pemilih. Sebaliknya, jika muncul polemik dan masalah terkait penanganan ini, alih-alih mendapatkan dukungan, justru calon pemilih akan menarik dukungan," katanya, Rabu (17/6). Sedangkan Bobby Nasution kata Faisal juga memiliki potensi pada bidang lain. Minusnya ia akan dianggap 'akan dimenangkan karena merupakan bagian dari 'keluarga istana'. Namun terlepas dari dia merupakan bagian dari 'keluarga istana', intensitasnya turun ke masyarakat ditambah besarnya keinginan masyarakat akan munculnya sosok-sosok baru memimpin Kota Medan merupakan kartu as baginya. "Sekarang kan anak muda selalu identik dengan ide dan gagasan. Dan dia juga dianggap jadi pembuka langsung akses penentu kebijakan dari pusat ke Medan," ujarnya. Sayangnya menurut Faisal, keduanya merupakan kader PDI Perjuangan sehingga tidak mungkin untuk mendapat restu maju secara bersama-sama. Ia yakin PDI Perjuangan akan segera memunculkan nama yang akan didukung secara resmi di Pilkada Medan 2020. "PDIP punya fatsun sendiri. Saya kira DPP tak lama lagi akan menentukan sikapnya terkait rekomendasi. Karena, bahkan sebelum wabah covid, proses ini sudah berjalan. Bakal calon kepala daerah bahkan sudah dipanggil dan mengikuti fit and proper test," pungkasnya.© Copyright 2024, All Rights Reserved