Antara, Minggu (18/8).
Dikatakan Riki, pembinaan kelompok tani ini dilakukan sejak tahun 2011 yang lalu setelah dilakukannya proses pengkajian terhadap potensi yang ada pada desa penyangga itu.
\"Setelah kita melakukan pengkajian ternyata masyarakat disana semangatnya Kopi sejak itulah kita melakukan pembinaan budidaya kopi Mandailing,\" ujarnya.
Alasan masyarakat memilih budidaya kopi ini dijelaskan Riki adalah selain ingin menjaga ekosistem alam juga bagian dari mengembalikan kejayaan kopi Mandailing.
\"Sebelumnya kopi di kawasan tersebut dulunya pernah jaya, namun belakangan hilang begitu saja. Atas kondisi inilah masyarakat kembali ingin mengulang kejayaan kopi Mandailing dikawasan itu,\" ujarnya.
Selain ingin mengembalikan kejayaan kopi Mandailing, sebut Riki, masyarakat juga menyadari arti penting tutupan hutan untuk menjaga kualitas kopi mereka.
Hingga saat ini kelompok tani tersebut sudah menghasilkan dan ground coffee (kopi bubuk) dengan nama produk Pagar Gunung Mandheling Coffee.
\"Pembinaan terhadap kelompok ini terus kita lakukan termasuk memberikan bantuan penjemuran sesuai standar,\" ujar mantan Kepala Resort wilayah 3 itu.
Pemberdayaan terhadap semua desa penyangga terus dilakukan TNBG salah satunya adalah Desa Pastap Julu dengan kawasan Eko Wisata. [top]
" itemprop="description"/>
Antara, Minggu (18/8).
Dikatakan Riki, pembinaan kelompok tani ini dilakukan sejak tahun 2011 yang lalu setelah dilakukannya proses pengkajian terhadap potensi yang ada pada desa penyangga itu.
\"Setelah kita melakukan pengkajian ternyata masyarakat disana semangatnya Kopi sejak itulah kita melakukan pembinaan budidaya kopi Mandailing,\" ujarnya.
Alasan masyarakat memilih budidaya kopi ini dijelaskan Riki adalah selain ingin menjaga ekosistem alam juga bagian dari mengembalikan kejayaan kopi Mandailing.
\"Sebelumnya kopi di kawasan tersebut dulunya pernah jaya, namun belakangan hilang begitu saja. Atas kondisi inilah masyarakat kembali ingin mengulang kejayaan kopi Mandailing dikawasan itu,\" ujarnya.
Selain ingin mengembalikan kejayaan kopi Mandailing, sebut Riki, masyarakat juga menyadari arti penting tutupan hutan untuk menjaga kualitas kopi mereka.
Hingga saat ini kelompok tani tersebut sudah menghasilkan dan ground coffee (kopi bubuk) dengan nama produk Pagar Gunung Mandheling Coffee.
\"Pembinaan terhadap kelompok ini terus kita lakukan termasuk memberikan bantuan penjemuran sesuai standar,\" ujar mantan Kepala Resort wilayah 3 itu.
Pemberdayaan terhadap semua desa penyangga terus dilakukan TNBG salah satunya adalah Desa Pastap Julu dengan kawasan Eko Wisata. [top]
"/>
Antara, Minggu (18/8).
Dikatakan Riki, pembinaan kelompok tani ini dilakukan sejak tahun 2011 yang lalu setelah dilakukannya proses pengkajian terhadap potensi yang ada pada desa penyangga itu.
\"Setelah kita melakukan pengkajian ternyata masyarakat disana semangatnya Kopi sejak itulah kita melakukan pembinaan budidaya kopi Mandailing,\" ujarnya.
Alasan masyarakat memilih budidaya kopi ini dijelaskan Riki adalah selain ingin menjaga ekosistem alam juga bagian dari mengembalikan kejayaan kopi Mandailing.
\"Sebelumnya kopi di kawasan tersebut dulunya pernah jaya, namun belakangan hilang begitu saja. Atas kondisi inilah masyarakat kembali ingin mengulang kejayaan kopi Mandailing dikawasan itu,\" ujarnya.
Selain ingin mengembalikan kejayaan kopi Mandailing, sebut Riki, masyarakat juga menyadari arti penting tutupan hutan untuk menjaga kualitas kopi mereka.
Hingga saat ini kelompok tani tersebut sudah menghasilkan dan ground coffee (kopi bubuk) dengan nama produk Pagar Gunung Mandheling Coffee.
\"Pembinaan terhadap kelompok ini terus kita lakukan termasuk memberikan bantuan penjemuran sesuai standar,\" ujar mantan Kepala Resort wilayah 3 itu.
Pemberdayaan terhadap semua desa penyangga terus dilakukan TNBG salah satunya adalah Desa Pastap Julu dengan kawasan Eko Wisata. [top]
"/>