Mengenai Pilkada 2020, Shohibul Iman mengatakan bahwa akan ada tindak lanjut dari kedua partai untuk membicarakan peluang koalisi di beberapa tempat dan memetakan wilayah yang menjadi kekuatan PKS dan Demokrat.
\"PKS secara khusus memberikan kebebasan koalisi di Pilkada ini dengan partai manapun tergantung suasana kebatinan di wilayah itu. Kalau PKS memang nyaman di daerah itu dengan Demokrat, ya kita dorong,\" tuturnya.
Lebih lanjut, Sohibul mengatakan, tak hanya dengan Partai Demokrat, PKS terbuka kepada partai lain yang ingn berkerja sama di Pilkada 2020.
Pernyataan tersebut menurut pendapat sejumlah pengamat politik cukup memberi sinyal bagi khalayak soal peluang-peluang kemungkinan terjadinya koalisi di tingkat daerah, salah satunya di Kota Medan yang juga akan menggelar pilkada walikota pada Desember 2020 mendatang.
Seperti diketahui bersama di kota Medan PKS memiliki 7 kursi DPRD, sementara Demokrat memiliki 4 kursi DPRD. Jika terjadi koalisi di tingkat kota Medan maka jumlah kursi PKS-Demokrat cukup untuk mengantarkan kader-kader terbaiknya sebagai bakal calon walikota Medan.
“Jika terjadi koalisi PKS-Demokrat, tentu akan menjadi warna baru dalam konstelasi politik yang berkembang di kota Medan. Akan muncul kutub baru di luar PDIP dan Gerindra yang masing-masing memiliki kursi yang cukup untuk mengusung calonnya sendiri tanpa harus berkoalisi”. Ujar Wasis, peneliti Indekstat Indonesia.[R]" itemprop="description"/>
Pengurus Demokrat Jadi “Tamu Kehormatan” Saat PKS Umumkan Jagoan Di Pilkada Medan 2020
Mengenai Pilkada 2020, Shohibul Iman mengatakan bahwa akan ada tindak lanjut dari kedua partai untuk membicarakan peluang koalisi di beberapa tempat dan memetakan wilayah yang menjadi kekuatan PKS dan Demokrat.
\"PKS secara khusus memberikan kebebasan koalisi di Pilkada ini dengan partai manapun tergantung suasana kebatinan di wilayah itu. Kalau PKS memang nyaman di daerah itu dengan Demokrat, ya kita dorong,\" tuturnya.
Lebih lanjut, Sohibul mengatakan, tak hanya dengan Partai Demokrat, PKS terbuka kepada partai lain yang ingn berkerja sama di Pilkada 2020.
Pernyataan tersebut menurut pendapat sejumlah pengamat politik cukup memberi sinyal bagi khalayak soal peluang-peluang kemungkinan terjadinya koalisi di tingkat daerah, salah satunya di Kota Medan yang juga akan menggelar pilkada walikota pada Desember 2020 mendatang.
Seperti diketahui bersama di kota Medan PKS memiliki 7 kursi DPRD, sementara Demokrat memiliki 4 kursi DPRD. Jika terjadi koalisi di tingkat kota Medan maka jumlah kursi PKS-Demokrat cukup untuk mengantarkan kader-kader terbaiknya sebagai bakal calon walikota Medan.
“Jika terjadi koalisi PKS-Demokrat, tentu akan menjadi warna baru dalam konstelasi politik yang berkembang di kota Medan. Akan muncul kutub baru di luar PDIP dan Gerindra yang masing-masing memiliki kursi yang cukup untuk mengusung calonnya sendiri tanpa harus berkoalisi”. Ujar Wasis, peneliti Indekstat Indonesia.[R]"/>
Pengurus Demokrat Jadi “Tamu Kehormatan” Saat PKS Umumkan Jagoan Di Pilkada Medan 2020
Mengenai Pilkada 2020, Shohibul Iman mengatakan bahwa akan ada tindak lanjut dari kedua partai untuk membicarakan peluang koalisi di beberapa tempat dan memetakan wilayah yang menjadi kekuatan PKS dan Demokrat.
\"PKS secara khusus memberikan kebebasan koalisi di Pilkada ini dengan partai manapun tergantung suasana kebatinan di wilayah itu. Kalau PKS memang nyaman di daerah itu dengan Demokrat, ya kita dorong,\" tuturnya.
Lebih lanjut, Sohibul mengatakan, tak hanya dengan Partai Demokrat, PKS terbuka kepada partai lain yang ingn berkerja sama di Pilkada 2020.
Pernyataan tersebut menurut pendapat sejumlah pengamat politik cukup memberi sinyal bagi khalayak soal peluang-peluang kemungkinan terjadinya koalisi di tingkat daerah, salah satunya di Kota Medan yang juga akan menggelar pilkada walikota pada Desember 2020 mendatang.
Seperti diketahui bersama di kota Medan PKS memiliki 7 kursi DPRD, sementara Demokrat memiliki 4 kursi DPRD. Jika terjadi koalisi di tingkat kota Medan maka jumlah kursi PKS-Demokrat cukup untuk mengantarkan kader-kader terbaiknya sebagai bakal calon walikota Medan.
“Jika terjadi koalisi PKS-Demokrat, tentu akan menjadi warna baru dalam konstelasi politik yang berkembang di kota Medan. Akan muncul kutub baru di luar PDIP dan Gerindra yang masing-masing memiliki kursi yang cukup untuk mengusung calonnya sendiri tanpa harus berkoalisi”. Ujar Wasis, peneliti Indekstat Indonesia.[R]"/>
Dinamika peta politik Kota Medan semakin samar dan menarik untuk diikuti bersama menjelang pilkada serentak yang akan dilaksanakan pada Desember 2020 ini. Hal itu terjadi setelah beberapa hari yang lalu terjadi pertemuan antara petinggi partai Demokrat dan PKS di tingkat Pusat. Kunjungan ke Cikeas tersebut bertajuk silaturahim kebangsaan, Presiden PKS Sohibul Iman datang bersama Sekretaris Jenderal PKS Mustafa Kamal, Bendahara Umum Mahfudz Abdurrahman, Ketua Pemenangan Pemilu dan Pilkada Chairul Anwar dan Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini.
Berita Terkait:
Mengenai Pilkada 2020, Shohibul Iman mengatakan bahwa akan ada tindak lanjut dari kedua partai untuk membicarakan peluang koalisi di beberapa tempat dan memetakan wilayah yang menjadi kekuatan PKS dan Demokrat.
"PKS secara khusus memberikan kebebasan koalisi di Pilkada ini dengan partai manapun tergantung suasana kebatinan di wilayah itu. Kalau PKS memang nyaman di daerah itu dengan Demokrat, ya kita dorong," tuturnya.
Lebih lanjut, Sohibul mengatakan, tak hanya dengan Partai Demokrat, PKS terbuka kepada partai lain yang ingn berkerja sama di Pilkada 2020.
Pernyataan tersebut menurut pendapat sejumlah pengamat politik cukup memberi sinyal bagi khalayak soal peluang-peluang kemungkinan terjadinya koalisi di tingkat daerah, salah satunya di Kota Medan yang juga akan menggelar pilkada walikota pada Desember 2020 mendatang.
Seperti diketahui bersama di kota Medan PKS memiliki 7 kursi DPRD, sementara Demokrat memiliki 4 kursi DPRD. Jika terjadi koalisi di tingkat kota Medan maka jumlah kursi PKS-Demokrat cukup untuk mengantarkan kader-kader terbaiknya sebagai bakal calon walikota Medan.
“Jika terjadi koalisi PKS-Demokrat, tentu akan menjadi warna baru dalam konstelasi politik yang berkembang di kota Medan. Akan muncul kutub baru di luar PDIP dan Gerindra yang masing-masing memiliki kursi yang cukup untuk mengusung calonnya sendiri tanpa harus berkoalisi”. Ujar Wasis, peneliti Indekstat Indonesia.[R]
Dinamika peta politik Kota Medan semakin samar dan menarik untuk diikuti bersama menjelang pilkada serentak yang akan dilaksanakan pada Desember 2020 ini. Hal itu terjadi setelah beberapa hari yang lalu terjadi pertemuan antara petinggi partai Demokrat dan PKS di tingkat Pusat. Kunjungan ke Cikeas tersebut bertajuk silaturahim kebangsaan, Presiden PKS Sohibul Iman datang bersama Sekretaris Jenderal PKS Mustafa Kamal, Bendahara Umum Mahfudz Abdurrahman, Ketua Pemenangan Pemilu dan Pilkada Chairul Anwar dan Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini.
Berita Terkait:
Mengenai Pilkada 2020, Shohibul Iman mengatakan bahwa akan ada tindak lanjut dari kedua partai untuk membicarakan peluang koalisi di beberapa tempat dan memetakan wilayah yang menjadi kekuatan PKS dan Demokrat.
"PKS secara khusus memberikan kebebasan koalisi di Pilkada ini dengan partai manapun tergantung suasana kebatinan di wilayah itu. Kalau PKS memang nyaman di daerah itu dengan Demokrat, ya kita dorong," tuturnya.
Lebih lanjut, Sohibul mengatakan, tak hanya dengan Partai Demokrat, PKS terbuka kepada partai lain yang ingn berkerja sama di Pilkada 2020.
Pernyataan tersebut menurut pendapat sejumlah pengamat politik cukup memberi sinyal bagi khalayak soal peluang-peluang kemungkinan terjadinya koalisi di tingkat daerah, salah satunya di Kota Medan yang juga akan menggelar pilkada walikota pada Desember 2020 mendatang.
Seperti diketahui bersama di kota Medan PKS memiliki 7 kursi DPRD, sementara Demokrat memiliki 4 kursi DPRD. Jika terjadi koalisi di tingkat kota Medan maka jumlah kursi PKS-Demokrat cukup untuk mengantarkan kader-kader terbaiknya sebagai bakal calon walikota Medan.
“Jika terjadi koalisi PKS-Demokrat, tentu akan menjadi warna baru dalam konstelasi politik yang berkembang di kota Medan. Akan muncul kutub baru di luar PDIP dan Gerindra yang masing-masing memiliki kursi yang cukup untuk mengusung calonnya sendiri tanpa harus berkoalisi”. Ujar Wasis, peneliti Indekstat Indonesia.