Pada kumpulan White Paper ini, PPI Dunia menghadirkan 6 analisis yang mengulas 6 isu spesifik yang dihadapi Indonesia 20 tahun setelah Reformasi. Keenam isu tersebut antara lain: konflik keagamaan, jaminan kesehatan nasional, ketimpangan ekonomi, investasi dan pertumbuhan ekonomi, energi terbarukan, dan kualitas literasi pendidikan di Indonesia. Isu tersebut menjadi problem yang perlu menjadi perhatian bagi pengambil keputusan ke depan. Selama 20 tahun setelah Reformasi 1998, beberapa isu tersebut menjadi tantangan yang dihadapi oleh pengambil keputusan, dan perlu diurai akar penyebab serta alternatif kebijakan yang mungkin diambil ke depan.
Buku Putih (White papers) ini merupakan amanah yang dimandatkan langsung oleh Koordinator PPI Dunia 2017/2018, Pandu Utama Manggala kepada PPI Dunia kepengurusan 2018/2019 yang dipimpin oleh Fadjar Mulya. Pemberian Buku Kajian PPI Dunia secara langsung kepada Ibu Jaleswari selaku perwakilan Kantor Staf Presiden diharapkan agar apa-apa saja yang tertumpah dalam Buku Kajian tersebut dapat secara langsung disampaikan kepada Kepala Pemerintahan RI beserta jajarannya dan juga optimisme para pelajar bahwa usaha mereka sebagai diaspora Indonesia di Perantauan untuk memajukan Tanah Air akan didengar khalayak ramai dan dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Jaleswari menyambut baik niatan Panitia SI untuk mengundang beliau sebagai panelis dan bahkan memberikan usulan dan masukan perihal apa yang beliau minati dan perlu persiapkan untuk menjadi panelis dalam Panel Pendidikan dan Riset SI Malaysia 2019. Selain daripada itu, Ibu Jaleswari juga sudah menerima Buku Kajian PPI Dunia dengan senang hati dan wajah yang sangat menunjukkan kebanggaan seorang Ibu terhadap anaknya. Ucapan terima kasih pun terlontar dengan tulus saat Ibu Jaleswari menerima Buku Kajian tersebut dari perwakilan Dewan Presidium PPI Dunia, Muhammad Ruhiyat Haririe. " itemprop="description"/>
Pada kumpulan White Paper ini, PPI Dunia menghadirkan 6 analisis yang mengulas 6 isu spesifik yang dihadapi Indonesia 20 tahun setelah Reformasi. Keenam isu tersebut antara lain: konflik keagamaan, jaminan kesehatan nasional, ketimpangan ekonomi, investasi dan pertumbuhan ekonomi, energi terbarukan, dan kualitas literasi pendidikan di Indonesia. Isu tersebut menjadi problem yang perlu menjadi perhatian bagi pengambil keputusan ke depan. Selama 20 tahun setelah Reformasi 1998, beberapa isu tersebut menjadi tantangan yang dihadapi oleh pengambil keputusan, dan perlu diurai akar penyebab serta alternatif kebijakan yang mungkin diambil ke depan.
Buku Putih (White papers) ini merupakan amanah yang dimandatkan langsung oleh Koordinator PPI Dunia 2017/2018, Pandu Utama Manggala kepada PPI Dunia kepengurusan 2018/2019 yang dipimpin oleh Fadjar Mulya. Pemberian Buku Kajian PPI Dunia secara langsung kepada Ibu Jaleswari selaku perwakilan Kantor Staf Presiden diharapkan agar apa-apa saja yang tertumpah dalam Buku Kajian tersebut dapat secara langsung disampaikan kepada Kepala Pemerintahan RI beserta jajarannya dan juga optimisme para pelajar bahwa usaha mereka sebagai diaspora Indonesia di Perantauan untuk memajukan Tanah Air akan didengar khalayak ramai dan dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Jaleswari menyambut baik niatan Panitia SI untuk mengundang beliau sebagai panelis dan bahkan memberikan usulan dan masukan perihal apa yang beliau minati dan perlu persiapkan untuk menjadi panelis dalam Panel Pendidikan dan Riset SI Malaysia 2019. Selain daripada itu, Ibu Jaleswari juga sudah menerima Buku Kajian PPI Dunia dengan senang hati dan wajah yang sangat menunjukkan kebanggaan seorang Ibu terhadap anaknya. Ucapan terima kasih pun terlontar dengan tulus saat Ibu Jaleswari menerima Buku Kajian tersebut dari perwakilan Dewan Presidium PPI Dunia, Muhammad Ruhiyat Haririe. "/>
Pada kumpulan White Paper ini, PPI Dunia menghadirkan 6 analisis yang mengulas 6 isu spesifik yang dihadapi Indonesia 20 tahun setelah Reformasi. Keenam isu tersebut antara lain: konflik keagamaan, jaminan kesehatan nasional, ketimpangan ekonomi, investasi dan pertumbuhan ekonomi, energi terbarukan, dan kualitas literasi pendidikan di Indonesia. Isu tersebut menjadi problem yang perlu menjadi perhatian bagi pengambil keputusan ke depan. Selama 20 tahun setelah Reformasi 1998, beberapa isu tersebut menjadi tantangan yang dihadapi oleh pengambil keputusan, dan perlu diurai akar penyebab serta alternatif kebijakan yang mungkin diambil ke depan.
Buku Putih (White papers) ini merupakan amanah yang dimandatkan langsung oleh Koordinator PPI Dunia 2017/2018, Pandu Utama Manggala kepada PPI Dunia kepengurusan 2018/2019 yang dipimpin oleh Fadjar Mulya. Pemberian Buku Kajian PPI Dunia secara langsung kepada Ibu Jaleswari selaku perwakilan Kantor Staf Presiden diharapkan agar apa-apa saja yang tertumpah dalam Buku Kajian tersebut dapat secara langsung disampaikan kepada Kepala Pemerintahan RI beserta jajarannya dan juga optimisme para pelajar bahwa usaha mereka sebagai diaspora Indonesia di Perantauan untuk memajukan Tanah Air akan didengar khalayak ramai dan dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Jaleswari menyambut baik niatan Panitia SI untuk mengundang beliau sebagai panelis dan bahkan memberikan usulan dan masukan perihal apa yang beliau minati dan perlu persiapkan untuk menjadi panelis dalam Panel Pendidikan dan Riset SI Malaysia 2019. Selain daripada itu, Ibu Jaleswari juga sudah menerima Buku Kajian PPI Dunia dengan senang hati dan wajah yang sangat menunjukkan kebanggaan seorang Ibu terhadap anaknya. Ucapan terima kasih pun terlontar dengan tulus saat Ibu Jaleswari menerima Buku Kajian tersebut dari perwakilan Dewan Presidium PPI Dunia, Muhammad Ruhiyat Haririe. "/>
Panitia Simposium Internasional Malaysia didampingi oleh rekan-rekan PPI Dunia melaksanakan audiensi dengan Kepala Deputi V Bidang Politik, Hukum, Keamanan dan HAM, Ibu Jaleswari Pramodhawardhani, M.A. di Kantor Staf Presiden RI, Jakarta. Audiensi yang bertujuan untuk mengundang Ibu Jaleswari Pramodhawardhani sebagai salah satu panelis dalam acara Simposium Internasional Malaysia dan juga untuk memeberikan amanah hasil Simposium Internasional Moskow berupa Buku Kajian PPI Dunia dengan harapan dapat menjadi sumbangsih nyata mahasiswa Indonesia di luar negeri untuk kemajuan bangsa.
Jakarta, 17 Juni 2019. Panitia Simposium Internasional 2019 dan perwakilan pengurus PPI Dunia berkesempatan untuk melakukan audiensi dengan Deputi V Kantor Staff Kepresidenan, Ibu Jaleswari Pramodhawardani di kantor staff Presiden, komplek Istana Negara, Senin, 17 Juni 2019. Hadir dalam kesempatan tersebut Muhammad Ruhiyat Haririe (Koordinator PPI Kawasan Timur Tengah dan Afrika / Dewan Presidium), Ridho Sastra (Kepala Komisi Sosial Budaya), Roy Suwanto (Ketua Pelaksana SI 2019 Johor Bahru), Sofia Nuraini (Sekretaris Jendral PPI Malaysia), Ingrid Claudia Elianne (Anggota Komisi Ekonomi), dan Akhmad Faisal Hamzah (PPI Malaysia).
Tujuan audiensi tersebut adalah untuk mengundang Ibu Jaleswari Pramodhawardhani sebagai salah satu panelis dalam acara Simposium Internasional Malaysia dan meresmikan buku putih (white papers) PPI Dunia dengan judul "Menuju Masyarakat Berbasis Pengetahuan".
Pada kumpulan White Paper ini, PPI Dunia menghadirkan 6 analisis yang mengulas 6 isu spesifik yang dihadapi Indonesia 20 tahun setelah Reformasi. Keenam isu tersebut antara lain: konflik keagamaan, jaminan kesehatan nasional, ketimpangan ekonomi, investasi dan pertumbuhan ekonomi, energi terbarukan, dan kualitas literasi pendidikan di Indonesia. Isu tersebut menjadi problem yang perlu menjadi perhatian bagi pengambil keputusan ke depan. Selama 20 tahun setelah Reformasi 1998, beberapa isu tersebut menjadi tantangan yang dihadapi oleh pengambil keputusan, dan perlu diurai akar penyebab serta alternatif kebijakan yang mungkin diambil ke depan.
Buku Putih (White papers) ini merupakan amanah yang dimandatkan langsung oleh Koordinator PPI Dunia 2017/2018, Pandu Utama Manggala kepada PPI Dunia kepengurusan 2018/2019 yang dipimpin oleh Fadjar Mulya. Pemberian Buku Kajian PPI Dunia secara langsung kepada Ibu Jaleswari selaku perwakilan Kantor Staf Presiden diharapkan agar apa-apa saja yang tertumpah dalam Buku Kajian tersebut dapat secara langsung disampaikan kepada Kepala Pemerintahan RI beserta jajarannya dan juga optimisme para pelajar bahwa usaha mereka sebagai diaspora Indonesia di Perantauan untuk memajukan Tanah Air akan didengar khalayak ramai dan dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Jaleswari menyambut baik niatan Panitia SI untuk mengundang beliau sebagai panelis dan bahkan memberikan usulan dan masukan perihal apa yang beliau minati dan perlu persiapkan untuk menjadi panelis dalam Panel Pendidikan dan Riset SI Malaysia 2019. Selain daripada itu, Ibu Jaleswari juga sudah menerima Buku Kajian PPI Dunia dengan senang hati dan wajah yang sangat menunjukkan kebanggaan seorang Ibu terhadap anaknya. Ucapan terima kasih pun terlontar dengan tulus saat Ibu Jaleswari menerima Buku Kajian tersebut dari perwakilan Dewan Presidium PPI Dunia, Muhammad Ruhiyat Haririe.
Panitia Simposium Internasional Malaysia didampingi oleh rekan-rekan PPI Dunia melaksanakan audiensi dengan Kepala Deputi V Bidang Politik, Hukum, Keamanan dan HAM, Ibu Jaleswari Pramodhawardhani, M.A. di Kantor Staf Presiden RI, Jakarta. Audiensi yang bertujuan untuk mengundang Ibu Jaleswari Pramodhawardhani sebagai salah satu panelis dalam acara Simposium Internasional Malaysia dan juga untuk memeberikan amanah hasil Simposium Internasional Moskow berupa Buku Kajian PPI Dunia dengan harapan dapat menjadi sumbangsih nyata mahasiswa Indonesia di luar negeri untuk kemajuan bangsa.
Jakarta, 17 Juni 2019. Panitia Simposium Internasional 2019 dan perwakilan pengurus PPI Dunia berkesempatan untuk melakukan audiensi dengan Deputi V Kantor Staff Kepresidenan, Ibu Jaleswari Pramodhawardani di kantor staff Presiden, komplek Istana Negara, Senin, 17 Juni 2019. Hadir dalam kesempatan tersebut Muhammad Ruhiyat Haririe (Koordinator PPI Kawasan Timur Tengah dan Afrika / Dewan Presidium), Ridho Sastra (Kepala Komisi Sosial Budaya), Roy Suwanto (Ketua Pelaksana SI 2019 Johor Bahru), Sofia Nuraini (Sekretaris Jendral PPI Malaysia), Ingrid Claudia Elianne (Anggota Komisi Ekonomi), dan Akhmad Faisal Hamzah (PPI Malaysia).
Tujuan audiensi tersebut adalah untuk mengundang Ibu Jaleswari Pramodhawardhani sebagai salah satu panelis dalam acara Simposium Internasional Malaysia dan meresmikan buku putih (white papers) PPI Dunia dengan judul "Menuju Masyarakat Berbasis Pengetahuan".
Pada kumpulan White Paper ini, PPI Dunia menghadirkan 6 analisis yang mengulas 6 isu spesifik yang dihadapi Indonesia 20 tahun setelah Reformasi. Keenam isu tersebut antara lain: konflik keagamaan, jaminan kesehatan nasional, ketimpangan ekonomi, investasi dan pertumbuhan ekonomi, energi terbarukan, dan kualitas literasi pendidikan di Indonesia. Isu tersebut menjadi problem yang perlu menjadi perhatian bagi pengambil keputusan ke depan. Selama 20 tahun setelah Reformasi 1998, beberapa isu tersebut menjadi tantangan yang dihadapi oleh pengambil keputusan, dan perlu diurai akar penyebab serta alternatif kebijakan yang mungkin diambil ke depan.
Buku Putih (White papers) ini merupakan amanah yang dimandatkan langsung oleh Koordinator PPI Dunia 2017/2018, Pandu Utama Manggala kepada PPI Dunia kepengurusan 2018/2019 yang dipimpin oleh Fadjar Mulya. Pemberian Buku Kajian PPI Dunia secara langsung kepada Ibu Jaleswari selaku perwakilan Kantor Staf Presiden diharapkan agar apa-apa saja yang tertumpah dalam Buku Kajian tersebut dapat secara langsung disampaikan kepada Kepala Pemerintahan RI beserta jajarannya dan juga optimisme para pelajar bahwa usaha mereka sebagai diaspora Indonesia di Perantauan untuk memajukan Tanah Air akan didengar khalayak ramai dan dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Jaleswari menyambut baik niatan Panitia SI untuk mengundang beliau sebagai panelis dan bahkan memberikan usulan dan masukan perihal apa yang beliau minati dan perlu persiapkan untuk menjadi panelis dalam Panel Pendidikan dan Riset SI Malaysia 2019. Selain daripada itu, Ibu Jaleswari juga sudah menerima Buku Kajian PPI Dunia dengan senang hati dan wajah yang sangat menunjukkan kebanggaan seorang Ibu terhadap anaknya. Ucapan terima kasih pun terlontar dengan tulus saat Ibu Jaleswari menerima Buku Kajian tersebut dari perwakilan Dewan Presidium PPI Dunia, Muhammad Ruhiyat Haririe.