Diceritakan, Camat Banyuasin II, Salinan bahwa asal mula Pulau Ekor Tikus yang biasa disebut warga sekitar yaitu Alangan Tikus adalah Pulau yang bentuknya menyerupai panjang ekor tikus. Kenapa di sebut alangan tikus oleh warga sekitar? Karna dahulunya wilayah perairan di pulau itu merupakan wilayah tempat habitatnya udang Ekspore yang sangat banyak jumlahnya dan habitat Ikan dari jenis lainnya.
Masih diceritakannya Pak Zen,Tokoh masyarakat di Desa Sungsang 2 itu, Alangan Tikus (Pulau Ekor Tikus) Dulu di lelang wilayah perairannya. Karna banyak udang dan ikan dan Nama \"Ekor Tikus\" merupakan bentuk dari pulau yang saat ini di tumbuhi tumbuhan Bakau pada tiap sisi Pulau itu.
\" Ya itu cerita dari sejak dulu, memang lokasinya banyak Udang dan alamnya masih sangat alami dengan tumbuhan Bakaunya,\" terang Salinan, saat di bincangi, Sabtu (6/7).
Selain itu, Akses menuju Pulau yang sangat asri tersebut, tidak jauh dari lokasi Desa Sungsang II dan panorama alam indah akan terlihat ketika Matahari pagi muncul dan Matahari Tenggelam saat melihat dari Pulau itu.
\"Kalau akses mau kesana tidak sulit, banyak angkutan Air yang bisa membawa para wistawan untuk berkunjung ke Pulau itu,\" jelasnya.
Kepala Dinas Bappeda Litbang Erwin Ibrahim mengemukakan bahwa saat ini Pemerintah Kabupaten Banyuasin memiliki perhatian serius terhadap kawasan Sungsang-Sembilang salah satunya pada aspek Ekowisata Pulau Ekor Tikus yang masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Banyuasin II.
Pulau ekor tikus memiliki letak yang stategis dan sangat potensial untuk dikembangkan menjadi salah satu destinasi unggulan kawasan Sungsang-Sembilang. Dekat dengan pelabuhan dan memiliki panorama alami, jika kita mengelola dengan serius dan dengan perencanaan yang matang, maka kedepan Pulau Tikus akan jauh lebih ramai dikunjungi wisatawan,\" kata Erwin Ibrahim.
Permasalahannya, saat ini potensi itu belum dikembangkan, saat ini infrastruktur tengah di siapkan dalam mempermudah akses bagi masyarakat serta masterplan pengelolaan kawasan turut di siapkan.
\"Oleh karena itu, dalam waktu dekat harus segera dibuat fisibilitas study dan master plan pengembangan kawasan Sungsang-Sembilang,\" tutupnya.[top]
" itemprop="description"/>
Diceritakan, Camat Banyuasin II, Salinan bahwa asal mula Pulau Ekor Tikus yang biasa disebut warga sekitar yaitu Alangan Tikus adalah Pulau yang bentuknya menyerupai panjang ekor tikus. Kenapa di sebut alangan tikus oleh warga sekitar? Karna dahulunya wilayah perairan di pulau itu merupakan wilayah tempat habitatnya udang Ekspore yang sangat banyak jumlahnya dan habitat Ikan dari jenis lainnya.
Masih diceritakannya Pak Zen,Tokoh masyarakat di Desa Sungsang 2 itu, Alangan Tikus (Pulau Ekor Tikus) Dulu di lelang wilayah perairannya. Karna banyak udang dan ikan dan Nama \"Ekor Tikus\" merupakan bentuk dari pulau yang saat ini di tumbuhi tumbuhan Bakau pada tiap sisi Pulau itu.
\" Ya itu cerita dari sejak dulu, memang lokasinya banyak Udang dan alamnya masih sangat alami dengan tumbuhan Bakaunya,\" terang Salinan, saat di bincangi, Sabtu (6/7).
Selain itu, Akses menuju Pulau yang sangat asri tersebut, tidak jauh dari lokasi Desa Sungsang II dan panorama alam indah akan terlihat ketika Matahari pagi muncul dan Matahari Tenggelam saat melihat dari Pulau itu.
\"Kalau akses mau kesana tidak sulit, banyak angkutan Air yang bisa membawa para wistawan untuk berkunjung ke Pulau itu,\" jelasnya.
Kepala Dinas Bappeda Litbang Erwin Ibrahim mengemukakan bahwa saat ini Pemerintah Kabupaten Banyuasin memiliki perhatian serius terhadap kawasan Sungsang-Sembilang salah satunya pada aspek Ekowisata Pulau Ekor Tikus yang masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Banyuasin II.
Pulau ekor tikus memiliki letak yang stategis dan sangat potensial untuk dikembangkan menjadi salah satu destinasi unggulan kawasan Sungsang-Sembilang. Dekat dengan pelabuhan dan memiliki panorama alami, jika kita mengelola dengan serius dan dengan perencanaan yang matang, maka kedepan Pulau Tikus akan jauh lebih ramai dikunjungi wisatawan,\" kata Erwin Ibrahim.
Permasalahannya, saat ini potensi itu belum dikembangkan, saat ini infrastruktur tengah di siapkan dalam mempermudah akses bagi masyarakat serta masterplan pengelolaan kawasan turut di siapkan.
\"Oleh karena itu, dalam waktu dekat harus segera dibuat fisibilitas study dan master plan pengembangan kawasan Sungsang-Sembilang,\" tutupnya.[top]
"/>
Diceritakan, Camat Banyuasin II, Salinan bahwa asal mula Pulau Ekor Tikus yang biasa disebut warga sekitar yaitu Alangan Tikus adalah Pulau yang bentuknya menyerupai panjang ekor tikus. Kenapa di sebut alangan tikus oleh warga sekitar? Karna dahulunya wilayah perairan di pulau itu merupakan wilayah tempat habitatnya udang Ekspore yang sangat banyak jumlahnya dan habitat Ikan dari jenis lainnya.
Masih diceritakannya Pak Zen,Tokoh masyarakat di Desa Sungsang 2 itu, Alangan Tikus (Pulau Ekor Tikus) Dulu di lelang wilayah perairannya. Karna banyak udang dan ikan dan Nama \"Ekor Tikus\" merupakan bentuk dari pulau yang saat ini di tumbuhi tumbuhan Bakau pada tiap sisi Pulau itu.
\" Ya itu cerita dari sejak dulu, memang lokasinya banyak Udang dan alamnya masih sangat alami dengan tumbuhan Bakaunya,\" terang Salinan, saat di bincangi, Sabtu (6/7).
Selain itu, Akses menuju Pulau yang sangat asri tersebut, tidak jauh dari lokasi Desa Sungsang II dan panorama alam indah akan terlihat ketika Matahari pagi muncul dan Matahari Tenggelam saat melihat dari Pulau itu.
\"Kalau akses mau kesana tidak sulit, banyak angkutan Air yang bisa membawa para wistawan untuk berkunjung ke Pulau itu,\" jelasnya.
Kepala Dinas Bappeda Litbang Erwin Ibrahim mengemukakan bahwa saat ini Pemerintah Kabupaten Banyuasin memiliki perhatian serius terhadap kawasan Sungsang-Sembilang salah satunya pada aspek Ekowisata Pulau Ekor Tikus yang masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Banyuasin II.
Pulau ekor tikus memiliki letak yang stategis dan sangat potensial untuk dikembangkan menjadi salah satu destinasi unggulan kawasan Sungsang-Sembilang. Dekat dengan pelabuhan dan memiliki panorama alami, jika kita mengelola dengan serius dan dengan perencanaan yang matang, maka kedepan Pulau Tikus akan jauh lebih ramai dikunjungi wisatawan,\" kata Erwin Ibrahim.
Permasalahannya, saat ini potensi itu belum dikembangkan, saat ini infrastruktur tengah di siapkan dalam mempermudah akses bagi masyarakat serta masterplan pengelolaan kawasan turut di siapkan.
\"Oleh karena itu, dalam waktu dekat harus segera dibuat fisibilitas study dan master plan pengembangan kawasan Sungsang-Sembilang,\" tutupnya.[top]
"/>
RMOLSumut. Ternyata pulau Ekor Tikus yang terletak di perairan wilayah Desa Sungsang 2, Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, merupakan kawasan pusat dan habitat terbesar perikanan sejak dulu.
Luasnya perairan kabupaten Banyuasin, membuat daerah ini kaya akan penghasilan perikanan dan pertaniannya. Sejarah atau cerita dahulu tentang suburnya "Bumi Sedulang Setudung" itu sampai saat ini masih terlihat nyata.
Diceritakan, Camat Banyuasin II, Salinan bahwa asal mula Pulau Ekor Tikus yang biasa disebut warga sekitar yaitu Alangan Tikus adalah Pulau yang bentuknya menyerupai panjang ekor tikus. Kenapa di sebut alangan tikus oleh warga sekitar? Karna dahulunya wilayah perairan di pulau itu merupakan wilayah tempat habitatnya udang Ekspore yang sangat banyak jumlahnya dan habitat Ikan dari jenis lainnya.
Masih diceritakannya Pak Zen,Tokoh masyarakat di Desa Sungsang 2 itu, Alangan Tikus (Pulau Ekor Tikus) Dulu di lelang wilayah perairannya. Karna banyak udang dan ikan dan Nama "Ekor Tikus" merupakan bentuk dari pulau yang saat ini di tumbuhi tumbuhan Bakau pada tiap sisi Pulau itu.
" Ya itu cerita dari sejak dulu, memang lokasinya banyak Udang dan alamnya masih sangat alami dengan tumbuhan Bakaunya," terang Salinan, saat di bincangi, Sabtu (6/7).
Selain itu, Akses menuju Pulau yang sangat asri tersebut, tidak jauh dari lokasi Desa Sungsang II dan panorama alam indah akan terlihat ketika Matahari pagi muncul dan Matahari Tenggelam saat melihat dari Pulau itu.
"Kalau akses mau kesana tidak sulit, banyak angkutan Air yang bisa membawa para wistawan untuk berkunjung ke Pulau itu," jelasnya.
Kepala Dinas Bappeda Litbang Erwin Ibrahim mengemukakan bahwa saat ini Pemerintah Kabupaten Banyuasin memiliki perhatian serius terhadap kawasan Sungsang-Sembilang salah satunya pada aspek Ekowisata Pulau Ekor Tikus yang masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Banyuasin II.
Pulau ekor tikus memiliki letak yang stategis dan sangat potensial untuk dikembangkan menjadi salah satu destinasi unggulan kawasan Sungsang-Sembilang. Dekat dengan pelabuhan dan memiliki panorama alami, jika kita mengelola dengan serius dan dengan perencanaan yang matang, maka kedepan Pulau Tikus akan jauh lebih ramai dikunjungi wisatawan," kata Erwin Ibrahim.
Permasalahannya, saat ini potensi itu belum dikembangkan, saat ini infrastruktur tengah di siapkan dalam mempermudah akses bagi masyarakat serta masterplan pengelolaan kawasan turut di siapkan.
"Oleh karena itu, dalam waktu dekat harus segera dibuat fisibilitas study dan master plan pengembangan kawasan Sungsang-Sembilang," tutupnya.[top]
RMOLSumut. Ternyata pulau Ekor Tikus yang terletak di perairan wilayah Desa Sungsang 2, Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, merupakan kawasan pusat dan habitat terbesar perikanan sejak dulu.
Luasnya perairan kabupaten Banyuasin, membuat daerah ini kaya akan penghasilan perikanan dan pertaniannya. Sejarah atau cerita dahulu tentang suburnya "Bumi Sedulang Setudung" itu sampai saat ini masih terlihat nyata.
Diceritakan, Camat Banyuasin II, Salinan bahwa asal mula Pulau Ekor Tikus yang biasa disebut warga sekitar yaitu Alangan Tikus adalah Pulau yang bentuknya menyerupai panjang ekor tikus. Kenapa di sebut alangan tikus oleh warga sekitar? Karna dahulunya wilayah perairan di pulau itu merupakan wilayah tempat habitatnya udang Ekspore yang sangat banyak jumlahnya dan habitat Ikan dari jenis lainnya.
Masih diceritakannya Pak Zen,Tokoh masyarakat di Desa Sungsang 2 itu, Alangan Tikus (Pulau Ekor Tikus) Dulu di lelang wilayah perairannya. Karna banyak udang dan ikan dan Nama "Ekor Tikus" merupakan bentuk dari pulau yang saat ini di tumbuhi tumbuhan Bakau pada tiap sisi Pulau itu.
" Ya itu cerita dari sejak dulu, memang lokasinya banyak Udang dan alamnya masih sangat alami dengan tumbuhan Bakaunya," terang Salinan, saat di bincangi, Sabtu (6/7).
Selain itu, Akses menuju Pulau yang sangat asri tersebut, tidak jauh dari lokasi Desa Sungsang II dan panorama alam indah akan terlihat ketika Matahari pagi muncul dan Matahari Tenggelam saat melihat dari Pulau itu.
"Kalau akses mau kesana tidak sulit, banyak angkutan Air yang bisa membawa para wistawan untuk berkunjung ke Pulau itu," jelasnya.
Kepala Dinas Bappeda Litbang Erwin Ibrahim mengemukakan bahwa saat ini Pemerintah Kabupaten Banyuasin memiliki perhatian serius terhadap kawasan Sungsang-Sembilang salah satunya pada aspek Ekowisata Pulau Ekor Tikus yang masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Banyuasin II.
Pulau ekor tikus memiliki letak yang stategis dan sangat potensial untuk dikembangkan menjadi salah satu destinasi unggulan kawasan Sungsang-Sembilang. Dekat dengan pelabuhan dan memiliki panorama alami, jika kita mengelola dengan serius dan dengan perencanaan yang matang, maka kedepan Pulau Tikus akan jauh lebih ramai dikunjungi wisatawan," kata Erwin Ibrahim.
Permasalahannya, saat ini potensi itu belum dikembangkan, saat ini infrastruktur tengah di siapkan dalam mempermudah akses bagi masyarakat serta masterplan pengelolaan kawasan turut di siapkan.
"Oleh karena itu, dalam waktu dekat harus segera dibuat fisibilitas study dan master plan pengembangan kawasan Sungsang-Sembilang," tutupnya.[top]