Rasionalitas Elektoral Bikin Bakal Calon "Berhilangan" Jelang Pendaftaran Pilkada Medan Jalur Parpol

Dua nama sosok dominan yakni Bobby Nasution dan Akhyar Nasution menjadi penyebab semakin banyaknya bakal calon yang "berhilangan" jelang Pilkada Medan 2020. Bahkan beberapa nama yang sebelumnya santer menyatakan diri akan maju semakin tidak jelas, dibuktikan dengan tidak adanya bakal calon yang maju lewat jalur perseorangan. Pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU) Fernanda Putra Adela mengatakan pilihan para tokoh merupakan pilihan yang sangat rasional dalam dunia politik. "Ini kan bicara tentang rasionalitas elektoral, mereka tentu ada perasaan khawatir dengan manuver-manuver dari Bobby Nasution," katanya kepada RMOLSumut.id, Selasa (3/3). Fernanda mengatakan, saat ini Bobby Nasution merupakan sosok yang memiliki popularitas yang sangat tinggi. Posisinya selaku bagian dari 'keluarga istana' diyakini akan diikuti dengan "infrastruktur" yang mumpuni untuk bertarung di Pilkada Medan 2020. Begitu juga untuk nama Akhyar Nasution, kedudukannya saat ini selaku plt Walikota Medan merupakan modal besar yang membuat popularitasnya sangat tinggi. "Jadi keduanya memang memiliki modal yang sangat bagus. Dua tokoh inilah yang muncul ditengah hilangnya para tokoh karena rasional elektoral tadi," pungkasnya. Diketahui saat ini dua nama sangat mendominasi wacana isu terkait bakal calon yang maju di Pilkada Medan 2020. Tingginya dominasi keduanya bahkan membuat Fernanda menilai Pilkada Medan 2020 tidak akan menarik lagi jika tidak muncul sosok lain untuk mewarnai pertarungan merebut kursi Medan 1 tersebut.[R]

Dua nama sosok dominan yakni Bobby Nasution dan Akhyar Nasution menjadi penyebab semakin banyaknya bakal calon yang "berhilangan" jelang Pilkada Medan 2020. Bahkan beberapa nama yang sebelumnya santer menyatakan diri akan maju semakin tidak jelas, dibuktikan dengan tidak adanya bakal calon yang maju lewat jalur perseorangan. Pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU) Fernanda Putra Adela mengatakan pilihan para tokoh merupakan pilihan yang sangat rasional dalam dunia politik. "Ini kan bicara tentang rasionalitas elektoral, mereka tentu ada perasaan khawatir dengan manuver-manuver dari Bobby Nasution," katanya kepada RMOLSumut.id, Selasa (3/3). Fernanda mengatakan, saat ini Bobby Nasution merupakan sosok yang memiliki popularitas yang sangat tinggi. Posisinya selaku bagian dari 'keluarga istana' diyakini akan diikuti dengan "infrastruktur" yang mumpuni untuk bertarung di Pilkada Medan 2020. Begitu juga untuk nama Akhyar Nasution, kedudukannya saat ini selaku plt Walikota Medan merupakan modal besar yang membuat popularitasnya sangat tinggi. "Jadi keduanya memang memiliki modal yang sangat bagus. Dua tokoh inilah yang muncul ditengah hilangnya para tokoh karena rasional elektoral tadi," pungkasnya. Diketahui saat ini dua nama sangat mendominasi wacana isu terkait bakal calon yang maju di Pilkada Medan 2020. Tingginya dominasi keduanya bahkan membuat Fernanda menilai Pilkada Medan 2020 tidak akan menarik lagi jika tidak muncul sosok lain untuk mewarnai pertarungan merebut kursi Medan 1 tersebut.