Menurut Runtung penutupan perguruan tinggi yang tidak memenuhi ketentuan merupakan hal yang harus diapresiasi. Hal ini demi menyelamatkan dunia pendidikan, khususnya di Sumatera Utara.
\"Jika tidak memiliki lagi standard minimal tersebut tentunya ditutup. Penutupan itu adalah satu hal yang memang harus dilakukan dalam rangka untuk menertibkan perguruan tinggi yang berdiri tanpa memenuhi syarat minimal tadi. Sikap itu sangat saya apresiasi,\" sambung Runtung
Diketahui bahwa Kemenristekdikti melalui Lembaga Layanan Dikti menutup sembilan PTS di Sumatera Utara. Diantara sembilan PTS yang ditutup itu dikarenakan tidak ada dosen yang mengajar adalah Politeknik Profesional Mandiri, Politeknik Trijaya Krama, Akubank Swadaya Medan, Sekolah Tinggi Kelautan dan Perikanan Indonesia, Politeknik Tugu 45 Tebingtinggi, Akbid Eunice Rajawali Binjai, Akademi Manajemen Ilmu Komputer Medan, Akademi Kebidanan Takasima Kabanjahe, dan Akademi Keperawatan Takasima Kabanjahe." itemprop="description"/>
Menurut Runtung penutupan perguruan tinggi yang tidak memenuhi ketentuan merupakan hal yang harus diapresiasi. Hal ini demi menyelamatkan dunia pendidikan, khususnya di Sumatera Utara.
\"Jika tidak memiliki lagi standard minimal tersebut tentunya ditutup. Penutupan itu adalah satu hal yang memang harus dilakukan dalam rangka untuk menertibkan perguruan tinggi yang berdiri tanpa memenuhi syarat minimal tadi. Sikap itu sangat saya apresiasi,\" sambung Runtung
Diketahui bahwa Kemenristekdikti melalui Lembaga Layanan Dikti menutup sembilan PTS di Sumatera Utara. Diantara sembilan PTS yang ditutup itu dikarenakan tidak ada dosen yang mengajar adalah Politeknik Profesional Mandiri, Politeknik Trijaya Krama, Akubank Swadaya Medan, Sekolah Tinggi Kelautan dan Perikanan Indonesia, Politeknik Tugu 45 Tebingtinggi, Akbid Eunice Rajawali Binjai, Akademi Manajemen Ilmu Komputer Medan, Akademi Kebidanan Takasima Kabanjahe, dan Akademi Keperawatan Takasima Kabanjahe."/>
Menurut Runtung penutupan perguruan tinggi yang tidak memenuhi ketentuan merupakan hal yang harus diapresiasi. Hal ini demi menyelamatkan dunia pendidikan, khususnya di Sumatera Utara.
\"Jika tidak memiliki lagi standard minimal tersebut tentunya ditutup. Penutupan itu adalah satu hal yang memang harus dilakukan dalam rangka untuk menertibkan perguruan tinggi yang berdiri tanpa memenuhi syarat minimal tadi. Sikap itu sangat saya apresiasi,\" sambung Runtung
Diketahui bahwa Kemenristekdikti melalui Lembaga Layanan Dikti menutup sembilan PTS di Sumatera Utara. Diantara sembilan PTS yang ditutup itu dikarenakan tidak ada dosen yang mengajar adalah Politeknik Profesional Mandiri, Politeknik Trijaya Krama, Akubank Swadaya Medan, Sekolah Tinggi Kelautan dan Perikanan Indonesia, Politeknik Tugu 45 Tebingtinggi, Akbid Eunice Rajawali Binjai, Akademi Manajemen Ilmu Komputer Medan, Akademi Kebidanan Takasima Kabanjahe, dan Akademi Keperawatan Takasima Kabanjahe."/>
Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof DR Runtung Sitepu mengapresiasi penutupan 9 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang dilakukan oleh pihak Kementerian riset teknologi dan pendidikan tinggi (Kemenristekdikti) di Sumatera Utara. Diketahui penutupan 9 PTS tersebut dilakukan karena tidak memenuhi persyaratan minimal seperti yang ditetapkan oleh Dikti dan BAN PT yakni memiliki minimal 6 dosen untuk setiap program study (prodi).
"Jadi, kalau syarat minimalnya dari sebuah universitas tidak dipenuhi lagi tentu di khawatirkan nanti adanya penyalahgunaan gunaan yang dilakukan perguruan tinggi yang seperti itu. Tentu, penutupan tersebut tujuannya adalah untuk menjadi pembelajaran bagi yang lain," katanya, Jumat (15/2).
Menurut Runtung penutupan perguruan tinggi yang tidak memenuhi ketentuan merupakan hal yang harus diapresiasi. Hal ini demi menyelamatkan dunia pendidikan, khususnya di Sumatera Utara.
"Jika tidak memiliki lagi standard minimal tersebut tentunya ditutup. Penutupan itu adalah satu hal yang memang harus dilakukan dalam rangka untuk menertibkan perguruan tinggi yang berdiri tanpa memenuhi syarat minimal tadi. Sikap itu sangat saya apresiasi," sambung Runtung
Diketahui bahwa Kemenristekdikti melalui Lembaga Layanan Dikti menutup sembilan PTS di Sumatera Utara. Diantara sembilan PTS yang ditutup itu dikarenakan tidak ada dosen yang mengajar adalah Politeknik Profesional Mandiri, Politeknik Trijaya Krama, Akubank Swadaya Medan, Sekolah Tinggi Kelautan dan Perikanan Indonesia, Politeknik Tugu 45 Tebingtinggi, Akbid Eunice Rajawali Binjai, Akademi Manajemen Ilmu Komputer Medan, Akademi Kebidanan Takasima Kabanjahe, dan Akademi Keperawatan Takasima Kabanjahe.
Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof DR Runtung Sitepu mengapresiasi penutupan 9 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang dilakukan oleh pihak Kementerian riset teknologi dan pendidikan tinggi (Kemenristekdikti) di Sumatera Utara. Diketahui penutupan 9 PTS tersebut dilakukan karena tidak memenuhi persyaratan minimal seperti yang ditetapkan oleh Dikti dan BAN PT yakni memiliki minimal 6 dosen untuk setiap program study (prodi).
"Jadi, kalau syarat minimalnya dari sebuah universitas tidak dipenuhi lagi tentu di khawatirkan nanti adanya penyalahgunaan gunaan yang dilakukan perguruan tinggi yang seperti itu. Tentu, penutupan tersebut tujuannya adalah untuk menjadi pembelajaran bagi yang lain," katanya, Jumat (15/2).
Menurut Runtung penutupan perguruan tinggi yang tidak memenuhi ketentuan merupakan hal yang harus diapresiasi. Hal ini demi menyelamatkan dunia pendidikan, khususnya di Sumatera Utara.
"Jika tidak memiliki lagi standard minimal tersebut tentunya ditutup. Penutupan itu adalah satu hal yang memang harus dilakukan dalam rangka untuk menertibkan perguruan tinggi yang berdiri tanpa memenuhi syarat minimal tadi. Sikap itu sangat saya apresiasi," sambung Runtung
Diketahui bahwa Kemenristekdikti melalui Lembaga Layanan Dikti menutup sembilan PTS di Sumatera Utara. Diantara sembilan PTS yang ditutup itu dikarenakan tidak ada dosen yang mengajar adalah Politeknik Profesional Mandiri, Politeknik Trijaya Krama, Akubank Swadaya Medan, Sekolah Tinggi Kelautan dan Perikanan Indonesia, Politeknik Tugu 45 Tebingtinggi, Akbid Eunice Rajawali Binjai, Akademi Manajemen Ilmu Komputer Medan, Akademi Kebidanan Takasima Kabanjahe, dan Akademi Keperawatan Takasima Kabanjahe.