Pemerintahan Joko Widodo acap kali memicu kesimpang siuran. Akibatnya, kekacauan dan misinformasi dialami rakyat Indonesia. "Apa maksud Pemerintahan Jokowi mengeluarkan istilah-istilah seperti berdamai dengan corona? Udah seringkali Jokowi selaku presiden RI ini membuat istilah yang sangat membingungkan," ujar Ketua GNPF Ulama Binjai Sanni Abdul Fattah kepada Kantor Berita RMOLSumut, Senin (18/5). Selain istilah, dikatakan Sanni, kebijakan yang diambil pun dinilai membingungkan. "Apalagi sekarang ini, relaksasi dan pelonggaran membuat mall dan grosir besar yang notabane pemodalnya warga keturunan dibuka. Dengan dalih sambut lebaran dan sembako rakyat, Pemerintah membiarkan pasar-pasar besar itu beroperasi dan membiarkan penumpukan manusia terjadi. Kebingungan apa ini?" tanya Sanni. Sejauh ini, lanjut Sanni, warga yang sudah tiga bulan hidup sesuai anjuran sebagai cara memutus penyebaran Covid-19 kemudian disarankan untuk berdamai. "Sia-sia pengorbanan TNI-Polri, Satpol PP dan terlebih tenaga medis yang berjibaku, mengorbankan kesehatannya sendiri untuk menjalankan aturan selama tiga bulan belakangan. Apa ini tidak dipedulikan rezim Jokowi?" tanya Sanni. Sanni meminta agar kebijakan populis yang diambil Pemerintah benar-benar sesuai dengan keadaan yang kritis dan mudah dipahami rakyat. "Jangan karena ada kepentingan cukong dan pemilik modal mall dan grosir besar, kemudian dalih sambut lebaran dan sembako murah untuk rakyat dibenarkan. Pemerintah jangan membingungkan!" demikian Sanni. [R]
Pemerintahan Joko Widodo acap kali memicu kesimpang siuran. Akibatnya, kekacauan dan misinformasi dialami rakyat Indonesia. "Apa maksud Pemerintahan Jokowi mengeluarkan istilah-istilah seperti berdamai dengan corona? Udah seringkali Jokowi selaku presiden RI ini membuat istilah yang sangat membingungkan," ujar Ketua GNPF Ulama Binjai Sanni Abdul Fattah kepada Kantor Berita RMOLSumut, Senin (18/5). Selain istilah, dikatakan Sanni, kebijakan yang diambil pun dinilai membingungkan. "Apalagi sekarang ini, relaksasi dan pelonggaran membuat mall dan grosir besar yang notabane pemodalnya warga keturunan dibuka. Dengan dalih sambut lebaran dan sembako rakyat, Pemerintah membiarkan pasar-pasar besar itu beroperasi dan membiarkan penumpukan manusia terjadi. Kebingungan apa ini?" tanya Sanni. Sejauh ini, lanjut Sanni, warga yang sudah tiga bulan hidup sesuai anjuran sebagai cara memutus penyebaran Covid-19 kemudian disarankan untuk berdamai. "Sia-sia pengorbanan TNI-Polri, Satpol PP dan terlebih tenaga medis yang berjibaku, mengorbankan kesehatannya sendiri untuk menjalankan aturan selama tiga bulan belakangan. Apa ini tidak dipedulikan rezim Jokowi?" tanya Sanni. Sanni meminta agar kebijakan populis yang diambil Pemerintah benar-benar sesuai dengan keadaan yang kritis dan mudah dipahami rakyat. "Jangan karena ada kepentingan cukong dan pemilik modal mall dan grosir besar, kemudian dalih sambut lebaran dan sembako murah untuk rakyat dibenarkan. Pemerintah jangan membingungkan!" demikian Sanni.© Copyright 2024, All Rights Reserved