Forum ini sendiri menurut Hendrik dibentuk dengan formasi yang sederhana. Pemikiran dan gagasan untuk menggali informasi dan sekaligus mengembangkan wacana berfikir tentang pentingnya industri kelapa sawit menjadi fokus kinerja dari sisi jurnalistik. Ia juga menegaskan bahwa Forwabun tidak ingin bertendensi dengan mengaburkan nilai-nilai objektif dari sisi jurnalistik seputar berbagai persoalan sawit.
\"Kalau saya pribadi melihat bahwa tekanan dan sikap negatif pihak Uni Eropa terhadap sawit nasional kita lebih didasari pada kecemburuan. Di Eropa tidak bisa tumbuh sawit. Kemudian, di saat yang sama, tanaman sawit ternyata lrbih efesien dan efektif dibandingkan industri minyak nabati andalan Eropa seperti kedelai, jagung, dan lainnya,\" ujarnya.
Sementara untuk pengembangan kesadaran dan penyebaran informasi yang benar tentang sawit, Hendrik Hutabarat menyebutkan Forwabun berencana menggelar sejumlah kegiatan yang bersifat edukatif dengan melibatkan para jurnalis, baik di kota Medan maupun di kota lainnya di Provinsi Sumatera Utara, dalam jumlah yang massif dan bertahap.
\"Wartawan secara luas harus diajak untuk menyebarkan informasi tentang besarnya sumbangsih perkebunan sawit ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,\" ujar Hendrik Hutabarat.
Masyarakat, termasuk para mahasiswa dan pelajar SMA dan setingkat, juga akan dilibatkan dalam sejumlah kegiatan penyebaran pengetahuan tentang perkebunan, terutama perkebunan kelapa sawit. " itemprop="description"/>
Forum ini sendiri menurut Hendrik dibentuk dengan formasi yang sederhana. Pemikiran dan gagasan untuk menggali informasi dan sekaligus mengembangkan wacana berfikir tentang pentingnya industri kelapa sawit menjadi fokus kinerja dari sisi jurnalistik. Ia juga menegaskan bahwa Forwabun tidak ingin bertendensi dengan mengaburkan nilai-nilai objektif dari sisi jurnalistik seputar berbagai persoalan sawit.
\"Kalau saya pribadi melihat bahwa tekanan dan sikap negatif pihak Uni Eropa terhadap sawit nasional kita lebih didasari pada kecemburuan. Di Eropa tidak bisa tumbuh sawit. Kemudian, di saat yang sama, tanaman sawit ternyata lrbih efesien dan efektif dibandingkan industri minyak nabati andalan Eropa seperti kedelai, jagung, dan lainnya,\" ujarnya.
Sementara untuk pengembangan kesadaran dan penyebaran informasi yang benar tentang sawit, Hendrik Hutabarat menyebutkan Forwabun berencana menggelar sejumlah kegiatan yang bersifat edukatif dengan melibatkan para jurnalis, baik di kota Medan maupun di kota lainnya di Provinsi Sumatera Utara, dalam jumlah yang massif dan bertahap.
\"Wartawan secara luas harus diajak untuk menyebarkan informasi tentang besarnya sumbangsih perkebunan sawit ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,\" ujar Hendrik Hutabarat.
Masyarakat, termasuk para mahasiswa dan pelajar SMA dan setingkat, juga akan dilibatkan dalam sejumlah kegiatan penyebaran pengetahuan tentang perkebunan, terutama perkebunan kelapa sawit. "/>
Forum ini sendiri menurut Hendrik dibentuk dengan formasi yang sederhana. Pemikiran dan gagasan untuk menggali informasi dan sekaligus mengembangkan wacana berfikir tentang pentingnya industri kelapa sawit menjadi fokus kinerja dari sisi jurnalistik. Ia juga menegaskan bahwa Forwabun tidak ingin bertendensi dengan mengaburkan nilai-nilai objektif dari sisi jurnalistik seputar berbagai persoalan sawit.
\"Kalau saya pribadi melihat bahwa tekanan dan sikap negatif pihak Uni Eropa terhadap sawit nasional kita lebih didasari pada kecemburuan. Di Eropa tidak bisa tumbuh sawit. Kemudian, di saat yang sama, tanaman sawit ternyata lrbih efesien dan efektif dibandingkan industri minyak nabati andalan Eropa seperti kedelai, jagung, dan lainnya,\" ujarnya.
Sementara untuk pengembangan kesadaran dan penyebaran informasi yang benar tentang sawit, Hendrik Hutabarat menyebutkan Forwabun berencana menggelar sejumlah kegiatan yang bersifat edukatif dengan melibatkan para jurnalis, baik di kota Medan maupun di kota lainnya di Provinsi Sumatera Utara, dalam jumlah yang massif dan bertahap.
\"Wartawan secara luas harus diajak untuk menyebarkan informasi tentang besarnya sumbangsih perkebunan sawit ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,\" ujar Hendrik Hutabarat.
Masyarakat, termasuk para mahasiswa dan pelajar SMA dan setingkat, juga akan dilibatkan dalam sejumlah kegiatan penyebaran pengetahuan tentang perkebunan, terutama perkebunan kelapa sawit. "/>
Tekanan politik dari Uni Eropa yang dibarengi dengan penyebaran kampanye hitam tentang sawit Indonesia menjadi persoalan besar bagi industri perkebunan. Padahal, sumbangsih dari industri kelapa sawit saat ini menjadi penopang terbesar bagi perekonomian dan sekaligus menenggelamkan kedigdayaan industri minyak bumi dan gas (migas) nasional. Hal inilah yang melatarbelakangi munculnya ide sejumlah jurnalis di Kota Medan untuk membentuk Forum Wartawan Perkebunan (Forwabun).
"Intinya kita ingin memberikan informasi yang lebih lengkap tentang kepala sawit di Indonesia sekaligus membangun kesadaran bagi masyarakat untuk membela kelapa sawit Indonesia," kata Hendrik Hutabarat yang didaulat menjadi Ketua Forwabun, Sabtu (27/4/2019).
Forum ini sendiri menurut Hendrik dibentuk dengan formasi yang sederhana. Pemikiran dan gagasan untuk menggali informasi dan sekaligus mengembangkan wacana berfikir tentang pentingnya industri kelapa sawit menjadi fokus kinerja dari sisi jurnalistik. Ia juga menegaskan bahwa Forwabun tidak ingin bertendensi dengan mengaburkan nilai-nilai objektif dari sisi jurnalistik seputar berbagai persoalan sawit.
"Kalau saya pribadi melihat bahwa tekanan dan sikap negatif pihak Uni Eropa terhadap sawit nasional kita lebih didasari pada kecemburuan. Di Eropa tidak bisa tumbuh sawit. Kemudian, di saat yang sama, tanaman sawit ternyata lrbih efesien dan efektif dibandingkan industri minyak nabati andalan Eropa seperti kedelai, jagung, dan lainnya," ujarnya.
Sementara untuk pengembangan kesadaran dan penyebaran informasi yang benar tentang sawit, Hendrik Hutabarat menyebutkan Forwabun berencana menggelar sejumlah kegiatan yang bersifat edukatif dengan melibatkan para jurnalis, baik di kota Medan maupun di kota lainnya di Provinsi Sumatera Utara, dalam jumlah yang massif dan bertahap.
"Wartawan secara luas harus diajak untuk menyebarkan informasi tentang besarnya sumbangsih perkebunan sawit ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar Hendrik Hutabarat.
Masyarakat, termasuk para mahasiswa dan pelajar SMA dan setingkat, juga akan dilibatkan dalam sejumlah kegiatan penyebaran pengetahuan tentang perkebunan, terutama perkebunan kelapa sawit.
Tekanan politik dari Uni Eropa yang dibarengi dengan penyebaran kampanye hitam tentang sawit Indonesia menjadi persoalan besar bagi industri perkebunan. Padahal, sumbangsih dari industri kelapa sawit saat ini menjadi penopang terbesar bagi perekonomian dan sekaligus menenggelamkan kedigdayaan industri minyak bumi dan gas (migas) nasional. Hal inilah yang melatarbelakangi munculnya ide sejumlah jurnalis di Kota Medan untuk membentuk Forum Wartawan Perkebunan (Forwabun).
"Intinya kita ingin memberikan informasi yang lebih lengkap tentang kepala sawit di Indonesia sekaligus membangun kesadaran bagi masyarakat untuk membela kelapa sawit Indonesia," kata Hendrik Hutabarat yang didaulat menjadi Ketua Forwabun, Sabtu (27/4/2019).
Forum ini sendiri menurut Hendrik dibentuk dengan formasi yang sederhana. Pemikiran dan gagasan untuk menggali informasi dan sekaligus mengembangkan wacana berfikir tentang pentingnya industri kelapa sawit menjadi fokus kinerja dari sisi jurnalistik. Ia juga menegaskan bahwa Forwabun tidak ingin bertendensi dengan mengaburkan nilai-nilai objektif dari sisi jurnalistik seputar berbagai persoalan sawit.
"Kalau saya pribadi melihat bahwa tekanan dan sikap negatif pihak Uni Eropa terhadap sawit nasional kita lebih didasari pada kecemburuan. Di Eropa tidak bisa tumbuh sawit. Kemudian, di saat yang sama, tanaman sawit ternyata lrbih efesien dan efektif dibandingkan industri minyak nabati andalan Eropa seperti kedelai, jagung, dan lainnya," ujarnya.
Sementara untuk pengembangan kesadaran dan penyebaran informasi yang benar tentang sawit, Hendrik Hutabarat menyebutkan Forwabun berencana menggelar sejumlah kegiatan yang bersifat edukatif dengan melibatkan para jurnalis, baik di kota Medan maupun di kota lainnya di Provinsi Sumatera Utara, dalam jumlah yang massif dan bertahap.
"Wartawan secara luas harus diajak untuk menyebarkan informasi tentang besarnya sumbangsih perkebunan sawit ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar Hendrik Hutabarat.
Masyarakat, termasuk para mahasiswa dan pelajar SMA dan setingkat, juga akan dilibatkan dalam sejumlah kegiatan penyebaran pengetahuan tentang perkebunan, terutama perkebunan kelapa sawit.