risiko stres dan aborsi pada saat proses translokasi untuk pelepasliaran ke habitat alamnya,\" kata Kepala BBKSDA Sumut, Hotamulir Sianturi, Senin (2/9/2019).
Ia menjelaskan hasil ultrasonography (USG) dokter hewan THPS memperkirakan usia kandungan sekitar tiga hingga empat bulan. Hal ini diketahui dari kantung amnion atau gestation sae yang sudah terbentuk dengan jelas, akan tetapi fetus belum terbentuk dengan sempurna dan masih dalam fase organogenesis.
Mempertimbangkan kondisi tersebut, maka rencana pelepasliaran punditunda. Untuk sementara waktu tapir tersebut tetap dirawat di THPS untuk keselamatannya.
\"Secara umum, tapir mengandung selama 400 hari sebelum melahirkan, sehingga tapir ini setidaknya masih akan berada di TPHS
hingga tujuh atau delapan bulan ke depan,\" ujarnya.
\"Satwa ini nantinya akan segera dilepasliarkan kembali ke habitatnya, di Suaka Margasatwa Dolok Surungan yang merupakan habitat asli tapir tersebut,\" demikian kata Hotmauli." itemprop="description"/>
risiko stres dan aborsi pada saat proses translokasi untuk pelepasliaran ke habitat alamnya,\" kata Kepala BBKSDA Sumut, Hotamulir Sianturi, Senin (2/9/2019).
Ia menjelaskan hasil ultrasonography (USG) dokter hewan THPS memperkirakan usia kandungan sekitar tiga hingga empat bulan. Hal ini diketahui dari kantung amnion atau gestation sae yang sudah terbentuk dengan jelas, akan tetapi fetus belum terbentuk dengan sempurna dan masih dalam fase organogenesis.
Mempertimbangkan kondisi tersebut, maka rencana pelepasliaran punditunda. Untuk sementara waktu tapir tersebut tetap dirawat di THPS untuk keselamatannya.
\"Secara umum, tapir mengandung selama 400 hari sebelum melahirkan, sehingga tapir ini setidaknya masih akan berada di TPHS
hingga tujuh atau delapan bulan ke depan,\" ujarnya.
\"Satwa ini nantinya akan segera dilepasliarkan kembali ke habitatnya, di Suaka Margasatwa Dolok Surungan yang merupakan habitat asli tapir tersebut,\" demikian kata Hotmauli."/>
risiko stres dan aborsi pada saat proses translokasi untuk pelepasliaran ke habitat alamnya,\" kata Kepala BBKSDA Sumut, Hotamulir Sianturi, Senin (2/9/2019).
Ia menjelaskan hasil ultrasonography (USG) dokter hewan THPS memperkirakan usia kandungan sekitar tiga hingga empat bulan. Hal ini diketahui dari kantung amnion atau gestation sae yang sudah terbentuk dengan jelas, akan tetapi fetus belum terbentuk dengan sempurna dan masih dalam fase organogenesis.
Mempertimbangkan kondisi tersebut, maka rencana pelepasliaran punditunda. Untuk sementara waktu tapir tersebut tetap dirawat di THPS untuk keselamatannya.
\"Secara umum, tapir mengandung selama 400 hari sebelum melahirkan, sehingga tapir ini setidaknya masih akan berada di TPHS
hingga tujuh atau delapan bulan ke depan,\" ujarnya.
\"Satwa ini nantinya akan segera dilepasliarkan kembali ke habitatnya, di Suaka Margasatwa Dolok Surungan yang merupakan habitat asli tapir tersebut,\" demikian kata Hotmauli."/>